Aldo masih didepan laptop padahal jam di dinding sudah menunjukkan pukul 22.30. Handphonenya berdering, "Kenapa Bas?" jarinya tetap bergerak di keyboard. "Sori bro aku baru telpon balik. Aku dengar sudah deal-dealan sama Kinara?" ejek Bastian. "Dasar kamu ini, kenapa ga bilang dari awal?" omel Aldo. Bastian tertawa di balik telpon, " kamu lebih tertarik mendengarkan penjelasan ku soal biaya daripada bertanya dengan siapa kamu akan tinggal jadi aku pikir kamu ga masalah. Lagi pula selama ini kamu terlalu anti dengan perempuan, kamu bisa sambil menyesuaikan diri." Bastian terus menggodanya. "yah aku bersyukur akhirnya kalian sudah ketemu solusinya," tambah Bastian.
Terdengar suara seorang perempuan yang menggoda Bastian. "Terima kasih sudah membantuku, sebaiknya aku tutup telponnya, kamu lanjutkan saja urusanmu." Aldo merasa risih dengan kebiasaan Bastian soal hubungan, ia terlalu liar. Perkataan Bastian soal anti dengan perempuan terngiang dikepalanya. Ia akui selama ini menghindari hubungan dengan perempuan tapi bukan tanpa alasan. Ia masih trauma dengan hubungan yang pernah ia jalin dengan seorang wanita saat kuliah dulu.
Mereka bersama tidak sebentar, perasaan cinta Aldo pada wanita itu sudah begitu kuat tapi dicampakkan begitu saja karena bertemu dengan laki-laki yang lebih baik secara materi di banding Aldo. Itu lah yang membuat dia juga menjadi pengusaha diusia muda. Ia ingin menunjukkan kalau dirinya lebih hebat dari laki-laki yang hanya mengandalkan kekayaan orang tua. Hanya saja, ia juga merasa ada yang berbeda dengan Kinara saat pertama kali mereka bertemu. Ia respect dengan perempuan ini karena tahan banting sejak awal wawancara mereka. Tak disangka mereka juga akan tinggal serumah. Aldo tersenyum geli mengingat reaksi Kinara setelah tahu dialah teman serumahnya. Aldo hanya berharap Kinara tidak merasa terganggu dengan keberadaannya.
Keesokkan harinya..
Kinara terbangun karena mencium aroma makanan yang menggiurkan. Ia duduk sambil mengerjapkan mata, lalu melihat jam di dinding. 'Siapa yang masak pagi-pagi begini?' tanyanya dalam hati. Kinara baru ingat, ia sekarang tinggal serumah dengan Aldo. Ia beranjak dari kasurnya, melempar jemuran yang belum sempat ia lipat ke dalam lemari dan menguncinya. Mereka berjanji akan bertukar kamar pagi ini. "Toktoktok. Kinara, kamu sudah bangun?" tanya Aldo dari balik pintu. "Ya, sebentar lagi aku keluar." Kinara memasukan baju kotor ke dalam keranjangnya. Ia baru teringat, "Apakah pantas aku meminjam mesin cuci Aldo nanti? tapi biaya laundry lumayan besar kalau di kalkulasi sebulan." keluh Kinara. Apalagi ibunya mengabari harus membayar biaya buku untuk sekolah adiknya bulan depan. Kinara menghela nafas, "Semoga dia menawarkan perabotnya sebelum aku yang memohon," harap Kinara.
Kinara membersihkan wajahnya dengan tisu basah. Mengikat rambutnya yang lebat seperti ekor kuda. Lalu keluar dari kamarnya. "Wah, kamu pintar masak ya? Bikin apa?" Kinara menghampiri Aldo didapur. Saat Aldo menoleh melihat Kinara yang sedang mengintip wajan, Aldo terpana dengan leher jenjang Kinara karena selama ini selalu tertutup rambut yang tergerai. Mereka bertemu mata, seolah Aldo terciduk sedang memperhatikan penampilan berbeda dari Kinara. "Oh aku bikin nasi goreng, aku lihat ada nasi di penanak cukup untuk kita berdua. Kamu mau?" tawarnya. Kinara mengangguk dengan senyum bersemangat. Aldo tersenyum geli, Kinara mudah luluh hanya dengan makanan.
Bagaimana tidak, Kinara berusaha hidup sehemat mungkin supaya bisa mengirim uang lebih untuk keluarganya. Kalau ada makanan gratis atau traktiran dari temannya ia sangat bersemangat. 10 menit kemudian, Kinara menggosok perutnya sangat menikmati nasi goreng buatan Aldo. "Terima kasih ya sarapannya, aku sudah bertenaga," celoteh Kinara. Ia makin santai berbicara dengan Aldo. Aldo hanya mengangguk, Kinara buru-buru mengambil piring Aldo yang juga sudah kosong. "Biar aku yang cuci." dengan cekatan ia membawa piring kotor ke wastafel dan membersihkan dapur. "Ini namanya Simbiosis mutualisme. Keberadaan yang saling menguntungkan," gumam Aldo, Kinara terkekeh. Aldo mulai mengeluarkan barangnya dari kamar utama, kecuali kasur. "Kamu tidak masalah kalau kita bertukar kasur?" tanya Aldo pada Kinara yang masih menyelesaikan pekerjaannya di dapur. Kinara ke kamar Aldo dan mencoba kasurnya. Tingkahnya seperti anak kecil yang membuat cetakan bidadari di salju. Tangannya mengayun ke atas dan ke bawah. Tanpa sadar, Aldo tertawa geli, ia tidak merasa risih Kinara melalukan hal itu. "Sepertinya aku merasa nyaman dengan kasurmu, tapi..kasurku tidak seenak ini. Kamu tidak terganggu?" Mereka lalu menuju kamar Kinara. Aldo melakukan hal yang sama, Kinara merasa aneh. "Apa dia mengejekku?" gumamnya lirih. "Tapi dia lucu juga" Kinara merapatkan bibirnya menahan tawa. "Cukup enak, memang tidak seempuk kasur ku. Aku tidak masalah, repot sekali kalau harus menukar kasur." Kinara mengangguk mengerti. Kinara mengangkat barangnya sedikit demi sedikit ke kamar utama, begitu juga Aldo ia memasukkan barang yang sudah ia sisihkan diruang tengah ke dalam kamar belakang. Mereka berdua mengangkat lemari Kinara dan saling membantu memindah barang. 1 jam setengah akhirnya mereka selesai. Dengan terengah-engah, mereka duduk di sofa. "Menukar barang saja selelah ini, bagaimana dengan petugas jasa pindahan?" keluh Kinara. Aldo menyerahkan sekaleng minuman segar yang baru diambilnya dari kulkas. "Terima kasih" ujar Kinara. "Ngomong-ngomong, aku tidak pernah melihat mu bersama perempuan di setiap kunjungan atau forum. Kamu ga punya pacar?" tanya Kinara tanpa sungkan. "Kamu stalking medsos ku?" Kinara tersedak, "uhukuhukuhuk. " Ia memukul dadanya dengan lembut. "Bukan bermaksud stalking, aku kan mewawancaraimu. Jadi perlu tahu biografi dan pengalamanmu," bantah Kinara. Aldo mengangguk mengerti, "Ooh..aku kira kamu profiling kehidupanku karena tertarik" Aldo merasa senang bisa menggoda Kinara. Kinara hanya menarik nafas dalam. "Ya sudah kalau kamu ga percaya." Saat Kinara hendak bangkit dari sofa. "Aku pernah dekat dengan seseorang, hanya saja aku sudah berusaha melupakannya." Kinara kembali duduk, "Kenapa kamu berusaha melupakannya?" kinara merasa heran. 'Aldo yang se- wah ini mana mungkin diselingkuhi? tapi kemungkinan terbesar dimanfaatkan. Wah makin seru kehidupannya,' benak Kinara. "Ia teman ku saat kuliah, sahabat yang berubah jadi kekasih. Setelah sekian tahun bersama dia memilih orang lain daripada aku. Aku akui orang itu lebih baik soal materi ketimbang Aku yang hanya mahasiswa dari keluarga sederhana. Tapi Aku tidak pernah menyesal dia meninggalkanku, itu justru membuat aku bisa berusaha membuktikan aku lebih baik dari orang itu karena aku bisa sejauh ini karena usahaku sendiri." Kinara mengangguk mengerti. "Ternyata bangkit dari luka berbuah kesuksesan " Aldo bingung dengan celetukan Kinara. "Ku kira hanya cerita drama, ternyata dikehidupan juga ada," celetuk Kinara sambil nyengir. Aldo baru paham dan mengangguk, "Kamu sendiri?" Kinara tertegun. " Dulu saat kuliah ada yang mengajakku pacaran, aku juga sebenarnya tertarik dengannya, hanya saja ia harus kuliah pasca sarjana di luar negri jadi aku menolaknya. Aku tidak terlalu suka hubungan jarak jauh, menurutku itu akan melelahkan. Jadi sekarang aku lebih memilih untuk menikmati kesendirian." Aldo tertegun, "Tapi kamu tetap berniat menikah?" Kinara diam berpikir, "Untuk saat ini belum, aku saat ini tulang punggung keluarga. Kalau aku buru-buru menikah, aku khawatir aku tidak bisa maksimal bekerja. Keluarga ku masih membutuhkan peranku." Kinara menghela nafas. "Bagaimana menurutmu tentang hubungan tanpa status?" Kinara heran, untuk apa Aldo ingin tahu pendapatnya soal itu. Kinara tersenyum, "Aku cukup tahu diri karena aku biasa saja, tidak ada yang membuat orang tertarik denganku. Jadi aku tidak pernah memikirkan soal itu" Aldo menghela nafas. "Sebenarnya, sejauh mana nilai diri kita itu orang lain yang bisa melihatnya, jadi kamu tidak perlu sampai merendahkan diri seperti itu. Kamu cukup jadi dirimu sendiri, dan bersikap sesuai kata hatimu." Aldo beranjak meninggalkan Kinara yang masih mencerna kalimat itu. " Maksudnya apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Dilys
Terpesona
2025-09-03
1