Terima Akibatnya!

*⚠️Peringatan : Cerita ini mengandung adegan kekerasan dan perkelahian yang mungkin tidak sesuai untuk sebagian pembaca. Disarankan untuk pembaca yang berusia 18 tahun ke atas. Pembaca yang merasa tidak nyaman dengan konten semacam ini diharapkan bijak mempertimbangkan sebelum melanjutkan.⚠️*

***

Kini tak ada lagi tempat bagi Lauri untuk bertumpu dan bersandar. Untuk sesaat dia tenggelam dalam keterpurukan yang mendalam. Bisa digambarkan, perasaan Lauri saat ini seperti raga tanpa nyawa, tak berarti.

Entah apa yang sedang Tuhan rencanakan untuk keluarganya. Entah dosa apa yang sudah membuat keluarga mereka ditimpa kemalangan bertubi-tubi seperti ini? Berawal dari kematian Athaya yang begitu mendadak, kini Anin juga menyusul ke tempat di mana suaminya berada.

"Bunda, sebegitu cintanya Bunda pada Ayah. Sampai Bunda tidak bisa hidup terlalu lama tanpa Ayah," gumam Lauri memandang foto mendiang kedua orang tuanya yang masih muda dan terlihat cantik serta gagah rupawan. Lauri kemudian memeluk foto itu, ia menangis sejadi-jadinya, mengenang nasib keluarga mereka yang begitu malang.

Sekarang, tak ada lagi ayah dan bunda. Hanya ada Lauri---satu-satunya anggota keluarga tertua yang harus bertanggung jawab atas kedua orang adiknya.

Beban Lauri semakin bertambah berat. Pundaknya harus semakin kuat. Dia tidak hanya menjadi seorang kakak saja, sekarang dia juga harus menjadi orang tua atau wali bagi Sandra dan juga Kirana.

Di sisi lain, dia juga harus memikirkan program sarjananya yang baru memasuki semester dua. Ujian yang begitu berat untuk ditanggung seorang diri. Ditambah lagi dengan kondisi Kirana yang memburuk pasca insiden kecelakaan itu terjadi.

Kirana memang berhasil melewati masa kritisnya, namun dia tak lagi sama seperti dulu. Sulit menemukan senyum di wajah adik bungsunya itu, bahkan sampai detik ini, Kirana masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu.

Lauri menghela napas panjang. Dia tidak pernah menyangka akan melewati masa lalu yang berat itu dan bisa bertahan sampai sejauh ini. Jika diingat kembali ke belakang, rasanya dia tak akan sanggup mengulanginya kembali.

Lauri mengambil gawai pintarnya yang tergeletak di atas meja bundar. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB. Dia sudah terlalu lama berada di sini, dan sudah waktunya untuk pulang sekarang, karena sebentar lagi waktu makan siang.

"Terima kasih, Bintang. Kamu sudah mau mendengarkan ceritaku. Tapi, sepertinya aku harus pulang sekarang," ujar Lauri sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Jangan lupa saja, Bu Bos. Besok jadwal Kirana konseling." Bintang mengingatkan.

"Tentu saja, aku akan membawa Kirana kemari, atau kalau kamu mau, sesekali datang lah ke rumah. Pintu rumah selalu terbuka 24 jam untuk kamu."

"Akan aku pikirkan. Bagaimana kalau besok aku ke rumahmu?"

"Boleh saja jika kamu tidak sedang sibuk."

Keduanya saling melemparkan senyum, sebelum akhirnya Lauri pergi dan menghilang di balik pintu.

Bintang menyandarkan kepala di atas kursi. Matanya jauh menatap ke langit-langit ruangan, tempat dia membuka praktek konseling. Menghela napas panjang, kemudian mengeluarkan ponselnya dan melihat beberapa potret yang masih tersimpan rapi di dalam galeri.

Di layar ponsel itu, terproyeksi beberapa gambarnya dan seorang gadis saat masih SMA dulu. Siapa lagi kalau bukan Lauri. Dia masih menyimpan kenangan mereka meski sudah sepuluh tahun berlalu. Bahkan, perasaannya masih belum berubah sampai detik ini.

Sementara itu, Lauri mendapatkan panggilan masuk di gawainya saat baru saja keluar dari lift yang terhubung ke area parkir bawah tanah. Gadis itu segera mengangkat telepon tersebut.

"Ada apa, San?"

"Kak, Kakak segera ke kampus. Chandra buat ulah lagi." Nada suara Sandra terdengar panik.

Mata Lauri seketika terbelalak mendengar kabar yang disampaikan oleh adiknya itu. Setelah panggilan terputus, Lauri buru-buru pergi menuju ke tempat di mana mobilnya sedang terparkir.

Setelah menemukan letak mobilnya berada, dia langsung masuk ke dalam, dan segera meninggalkan area rumah sakit, menuju ke kampus Lavindra University.

***

Beberapa saat sebelumnya ....

Chandra tampak melangkah keluar dari suatu ruangan dan menyusuri koridor kampus yang tampak lenggang.

Matanya liar memandang ke segala penjuru area kampus, seolah sedang mencari seseorang. Ketika melintasi ruang seni, dia tiba-tiba menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara tawa sinis dan perkataan-perkataan jahat yang ditunjukkan terhadap Kirana. Mereka duduk di sekitar meja yang berada di sudut ruangan tersebut.

"Kenapa sih kamu mau cari masalah sama Kirana?" kata salah seorang gadis, memberikan peringatan kepada sahabatnya itu sebelum melampaui batas.

Gadis bernama Citra itu tampak tersenyum sinis, dia kemudian berkata dengan angkuhnya. "Apa yang kalian takuti dari gadis gila dan aneh kayak Kirana? Salah sendiri, kenapa harus jadi cewek pick me. Aku tuh gemes banget. Gak Cuma Hansen, Bagas pun dia pepet. Dasar cewek kegatelan!"

Tanpa berkata sepatah kata pun, Chandra masuk ke dalam ruangan dan mengangkat salah satu kursi lalu melemparnya dengan sekuat tenaga di hadapan sekumpulan gadis itu. Siapapun yang mendengarnya dipastikan jantungnya hampir copot saat itu juga.

Brak!

Mereka spontan menutup telinga mendengar suara dentuman yang begitu keras. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara lagi, mereka begitu terlihat sangat terkejut dan cemas menghadapi tindakan berani yang mereka duga adalah Kirana. Suara dentuman keras itu sukses memecahkan keheningan dan menciptakan atmosfer yang menegangkan.

Dengan penuh emosi yang membara, Chandra memandang satu per satu orang yang hadir dalam ruangan itu.

"Kenapa diam? Ayo keluarkan semua keangkuhan kalian seperti sebelumnya! Ke mana perginya keberanian kalian, hah! Kalian pikir, hanya karena aku tidak melawan kalian, kalian jadi seenaknya padaku begitu?! Kalian mau keroyok?! Silakan! Aku akan meladeni kalian!" bentak Chandra dengan suara yang terdengar bergetar, karena perasaan marah yang bergejolak.

Merasa terprovokasi, Citra pun bangkit dari tempat duduknya.

"Oh, jadi kamu berani sama aku? Kamu nggak tahu siapa aku? Kamu nggak ingat apa yang terjadi sama kamu kemarin?" sinisnya sambil tersenyum pongah.

"Siapapun kamu, aku nggak peduli," ujar Chandra merasa tertantang.

Rambut panjang Citra yang tersusun rapi kini menjadi sasaran atas kemarahan Chandra. Dia meraih rambut gadis itu dan menjambaknya tanpa ampun. Suara keriting rambut yang tersentak dan desahan kejutan terlontar dari bibir Citra. Gadis itu meringis kesakitan setelah menerima karma dari perbuatannya pada Kirana kemarin.

Semua orang berusaha menghentikan pertengkaran yang terjadi di antara kedua gadis itu, tapi tidak ada yang bisa melerai, karena kekuatan yang dimiliki Chandra setara dengan kekuatan laki-laki. Mereka yang berani menyentuh Chandra. Maka akan berakhir dengan terdorong dan terjungkal.

"Coba lihat sekarang! Kalian itu hanya sekumpulan pengecut yang tidak punya otak," maki Chandra sambil mentoyor kepala Citra dengan kasar. "Terutama kamu. Kamu pikir, karena sudah membully-ku sekali, kalian jadi merasa hebat? Apa perlu aku ulangi lagi, tapi kali ini biar aku yang bermain!"

Gadis itu langsung berlutut di hadapan Chandra. "Aku minta maaf, Kirana. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi. Aku mohon maafkan aku," ucap Citra sambil mengulurkan tangannya yang tampak gemetaran. Tampak begitu jelas dari wajahnya, gambaran sebuah penyesalan.

Chandra tersenyum sinis. Dia menyentuh dagu Citra dan mengangkatnya hingga mata mereka saling bertemu. Chandra bisa melihat, mata kecil itu terlihat dipenuhi dengan ketakutan dan air mata siap tumpah kapan saja.

"Aku bukan Kirana, aku bukan malaikat yang luluh hanya karena mendengar kata maaf. Aku akan memaafkanmu, tapi setelah mencabut beberapa rambutmu sebagai ganti atas perbuatanmu sebelumnya."

Bersambung

Rabu, 27 Agustus 2025

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!