BAB 2

Setelah sampai di kamar. Nayla langsung membaringkan tubuhnya ke kasur. Meski berusaha untuk menutup mata nyatanya Nayla tak bisa tertidur juga. Ia masih memikirkan hal yang ayahnya sampaikan.

Masih di malam yang sama namun tempat yang berbeda. Terlihat seorang lelaki tampan sedang berdiri di balkon kamarnya ia adalah Aslan Attariq atau kerap di sapa aslan. Meski raganya ada di sini namun pikirannya masih memikirkan kejadian beberapa bulan lalu.

flashback

Di dalam sebuah cafe terlihat Aslan sedang duduk santai dengan secangkir kopi di atas meja. Aslan sedang menunggu sang kekasih datang. Tidak lama terlihatlah seorang wanita cantik datang dan menghampiri meja Aslan.

Melihat sang kekasih sudah datang tanpa basa basi Aslan lalu mempersilahkan kekasihnya untuk duduk dengan senyum hangatnya.

"Silahkan duduk kiara".ucap aslan

"Tadi kamu bilang di telfon ada yang ingin kamu bicarakan, ada apa? ".lanjut Aslan setelah kiara duduk di hadapannya.

"Aslan sampai kapan kita akan seperti ini? Orang tuaku membutuhkan kepastian tentang hubungan kita sedangkan orang tuamu belum juga merestui hubungan kita".ucap Kiara

Mendengar ucapan sang kekasih Aslan terdiam,  dia juga tidak tau harus melakukan apa karena setiap meminta restu kepada orang tuanya akan berakhir perdebatan.

melihat Aslan yang hanya diam tak membalas ucapannya. Kiara langsung menggenggam tangan Aslan yang berada diatas meja.

"Sayang kamu cintakan sama aku".ucap Kiara sambil menatap kedua bola mata Aslan.

"Kiara kamu kenapa ngomong gitu. Selama ini aku berjuang itu karena apa, karena aku cinta sama kamu".ujar Aslan membalas tatapan Kiara.

"Aku akan berusaha ngomong lagi sama orang tuaku. Aku mohon kamu sabar nunggu aku".ucap Aslan sambil menghapus air mata yang sudah menetes di pipinya.

"Tapi papi mau jodohin aku kalau kamu tidak datang kerumah dalam waktu dekat As".ujar Kiara.

Aslan yang semula menghapus air mata Kiara menghentikan pergerakannya mendengar ucapan Kiara. Pasokan udaranya seakan terhenti. Ia menatap Kiara yang masih menangis didepannya.

"Maksud ucapan kamu apa sayang?".ucap Aslan dengan nada dingin dan menatap tajam Kiara.

"Iya As, ayah mau menjodohkan aku. Aku mau nolak tapi aku nggak bisa".ujar Kiara. Ia juga sadar, sekarang ini Aslan sudah dalam mode emosi.

Aslan masih berusaha mengontrol emosinya. Ia merupakan orang yang mudah terpancing emosi dan memilih diam karena takut kata-katanya akan menyakiti hati Kiara. Setelah mampu mengendalikan dirinya. Aslan mulai mengambil tangan Kiara dan menciumnya dengan lembut.

Kiara yang mendapat perlakuan seperti itu semakin terisak.

"Sayang tolong kasih aku waktu sebentar lagi. Aku janji sama kamu, aku akan secepatnya datang ke rumah kamu bersama orang tuaku".ujar Aslan dengan lembut.

"Tapi aku tidak yakin kamu bisa meyakinkan orang tua kamu sayang. Kamu tau bagaimana bencinya keluarga kamu sama keluarga aku".ujar Kiara

"Kamu tenang saja untuk akan menjadi urusan aku. Kamu hanya perlu menyuruh papi dan mami kamu bersabar".ucap Aslan meyakinkan Kiara.

Setelah Kiara sudah agak tenang. Aslan mulai memanggil pelayan dan memesan makanan untuk mereka berdua.

Setelah makan Aslan langsung mengantar Kiara untuk pulang ke rumah karena Kiara tadinya ke cafe manaiki taxi.

Selama perjalanan dari cafe Sampai rumah Kiara. Baik Aslan dan Kiara tak ada yang membuka suara. Mereka berdua masih memikirkan nasib cinta mereka.

Sekitar 20 menit perjalanan. Akhirnya mobil Aslan tiba di depan pagar rumah Kiara.

"Sayang aku masuk dulu yah, kamu mau nggak sekalian mampir mumpung papi lagi ada di dalam".ajak Kiara

"Tidak usah sayang, aku langsung pulang saja. Aku masih ada urusan soalnya".tolak Aslan dengan lembut.

"Yaudah kalau begitu kamu hati-hati di jalan dan jangan lupa pesan aku tadi".kata Kiara sambil mengingatkan Aslan tentang rencana perjodohan papinya.

"Iyah".ujar Aslan sambil mencium kening Kiara sebelum akhirnya Kiara turun dari mobil.

Setelah Kiara masuk ke dalam rumah Aslan langsung mengendarai mobilnya ke perusahaan pusat Megajaya grub yaitu perusahaan keluarganya yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.

Begitu sampai di depan kantor ia langsung disambut security yang menjaga pintu masuk. Security itu langsung menunduk hormat kepada Aslan.

"Selamat siang tuan muda".sapa security.

"Tolong kamu parkir mobil saya". perintah Aslan sambil memberikan kuncil mobil Ferrari miliknya kepada security tadi.

"Baik tuan muda".kata security lalu mengambil kunci mobil itu.

Setelah itu Aslan langsung masuk kedalam kantor. Para karyawan yang berpapasan dengan Aslan menunduk hormat. Sedangkan Aslan tetap jalan dengan wajah datar.

Kemudian Aslan langsung masuk ke dalam lift khusus, dan menekan angka 75 dimana ruangan sang papa berada. Setelah sampai di lantai ruangan papanya. Sekertaris papanya yang bernama Roy segera menghampiri Aslan.

"Selamat siang tuan muda, apa anda ingin bertemu tuan besar?".tanya Roy

"Iya Roy saya ingin bertemu papa. Apa papa ada di ruangannya?"tanya Aslan.

"Maaf tuan muda, tuan besar sekarang lagi meeting di lantai 60".ujar Roy.

"Apa perlu saya panggilkan jika memang ada hal penting yang ingin anda sampaikan".tawar Roy

"Tidak perlu. Saya akan menunggu papa di dalam ruangannya".ujar Aslan sambil berjalan kearah ruangan papanya.

Kemudian Aslan langsung membuka pintu dan masuk kedalam ruangan yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.

Untuk saat ini Aslan memang masih di tempatkan di kantor cabang sebagai direktur. Namun tak lama lagi ia akan dipindahkan ke kantor pusat sebagai CEO menggantikan sang papa.

Aslan hanya duduk di sofa ruangan itu sambil memikirkan kata-kata yang akan ia sampaikan pada papanya.

Tak lama kemudian pintu diketuk dan masuklah seorang OB yang membawa secangkir kopi.

"Selamat siang tuan muda, tadi pak Roy menyuruh saya membawakan anda kopi".ucap OB sambil meletakkan secangkir kopi itu ke meja depan Aslan".

"Hmm terima kasih".ucap Aslan dengan wajah tetap datar.

Setelah meletakkan kopi di meja. OB itu langsung keluar setelah sebelumnya pamit ke Aslan.

Sekitar 30 menit kemudian pintu ruangan itu terbuka lagi dan yang masuk adalah papa Aslan yang bernama  Dion.

"Hei son sejak kapan kamu di sini".tanya papa Dion setelah melihat sang anak duduk di sofa ruangannya.

"Sekitar 45 menit yang lalu pah".ujar Aslan

"Apa ada hal yang penting  yang ingin kamu sampaikan".tanya papa Dion.

"Iyah pah ini masalah hubungan aku dan Kiara".ujar Aslan

Mendengar nama yang di ucapkan Aslan papa Dion langsung merubah wajahnya yang semula sumringah menjadi menatap tajam sang anak yang berada di depannya saat ini.

"Apa kamu masih tidak mengerti ucapan papa Minggu lalu? ".tanya papa Dion

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!