"Apa yang salah dari perkataan ku, aku hanya memanggilmu, bukan kah kita saling kenal" kata Mario sambil menarik tangan Rima sehingga Mario dan Rima saling berhadapan membuat suasana semakin tegang diantara keduanya.
" Lepaskan aku" Rima menarik tangannya.
"Mengapa kau menghindari ku"tanya Mario.
"Karena aku benci kepadamu" tegas Rima
"Kenapa kau membenciku" tanya Mario
dengan wajah yang sangat marah dan menggenggam tangan Rima semakin erat.
"Bisa kau lepaskan tanganku, nanti anak-anak bisa salah paham kepada kita" kata Rima.
" Jawab dulu pertanyaan ku mengapa kau membenciku" tanya Mario dengan tatapan tajam.
"Aku ingin ke kantor, bisa lepaskan tanganku" tegas Rima.
" Tidak, jelaskan dulu" kata Mario dengan tegas.
"Bapak Mario Syahputra, mohon lepaskan tangan saya, saya rasa anda tidak berhak memperlakukan saya seperti ini, dan ini lingkungan sekolah maaf sekali lagi" jelas Rima dengan kesal dan mendorong Mario dengan keras sehingga genggaman itupun terlepas. Rima pun bergegas pergi meninggalkan Mario.
" Rima melati Azzahra, tunggu sebentar, maaf mungkin aku agak sedikit berlebihan tapi aku gak akan berhenti sampai disini" kata Mario dengan berdiri tegak di belakang Rima.
Rima pun melaju dengan cepat meninggalkan Mario dengan hati yang terguncang ia mengatur nafasnya yang terengah-engah seakan Rima berlari sangat jauh.
Sesampainya Rima di ruangan guru ia mengambil segelas air hangat di bawanya ke meja sambil Rima seruput air hangat itu tidak lama kemudian pak Hasan datang memasuki ruangan kantor guru diikuti oleh Mario .
" Baik pak Mario, silahkan meja bapak berada di samping meja buk Rima" kata pak Hasan
" Oke pak terimakasih pak" kata Mario
" Ini itu meja pak Husein guru yang sudah pensiun" kata pak Hasan.
" Oh begitu yah pak" kata Mario
" Iyah oh iya, setelah ini pak Mario dan ibuk Rima tolong datang ke ruangan saya, karena ada informasi yang mendadak dari ibuk kepala sekolah" jelas pak Hasan
" Baik pak" kata Rima.
Selang beberapa waktu, Mario dan Rima bergegas menuju ruangan pak Hasan, dengan lembut Rima mengucapkan salam.
"Assalamualaikum pak" sapa Rima
"Walaikumsalam, yah silahkan masuk" kata pak Hasan
" Jadi begini buk, tadi ada informasi mendadak yang di dapatkan ibuk kepala kita, bahwasanya besok ada kegiatan di SMA 7 , kayaknya mereka ada pengukuhan gitu, jadi kalian besok yah yang menghadiri kegiatan tersebut" jelas pak Hasan.
" SMA 7 bukannya agak jauh yah pak" tanya Rima
" Iya, nanti kalian bisa tanya tanya lah, emang agak jauh dan agak terpelosok" kata pak Hasan
" Tapi itu jauh sekali loh pak kami berangkat jam berapa dari sekolah" Rima bingung.
" Kalian berangkat seperti biasa saja, tidak perlu ke sekolah lagi, surat pengantarnya juga sudah di buat, jadi kalian langsung saja yah ke sana" pak Hasan memberikan secarik kertas
" Oke pak, besok saya dan ibuk Rima berangkat bersama saja dengan motor saya, mungkin kami bisa janjian ketemu di jalan anggrek arah menuju SMA 7 agar lebih mempermudah buat kami" ucap Mario menerima secarik kertas itu.
" Oke, kalau begitu, berarti sudah aman yah buk, besok ibu dan bapak berangkat bersama saja, karena lebih aman, yah kalau begitu ibu bapak bisa keluar" jelas pak Hasan
Mereka pun pergi dari ruangan pak Hasan menuju ruangan guru, sepanjang perjalanan mereka hanya diam, membuat suasana canggung.
"Emang kamu tau dimana SMA 7" celetuk Rima memecah kesunyian
"Gak sih, tapi kan bisa bertanya ada google map kan" kata Mario.
" Hummm terserah" kata Rima
"Kamu takut" tanya Mario
" Takut? yah aku takut, apalagi berangkat dengan mu " jawab Rima kesal.
" Maksudmu" tanya Mario
"Ahh sudahlah" jawab Rima langsung meninggalkan Mario
" Kenapa sih, kalau ditanya gak pernah jawab" kejar Mario kepada Rima yang sudah meninggalkannya lebih dahulu
" Karena tidak semuanya harus di jelaskan Mario" jawab Rima
"Sebenci itu kamu kepadaku" tanya Mario.
" Hah, benci? untuk apa aku membencimu, apakah kita pernah berbicara seperti ini , apakah kita pernah bertengkar dulu, apakah kita pernah dekat, seperti nya tidak" kata Rima dengan tenang.
Mario kembali menarik tangan Rima Seraya berkata " kau masih cinta kepadaku?".
mendengar kata kata Mario, Rima senyum sedikit sambil menepis tangan Mario
" cinta? kata Cinta terlalu berat di artikan untuk di umur kita yang setua ini. Tapi, bagaimana dengan mu? apakah kau baik baik saja? setelah kau melakukan itu semua kepadaku" lanjut Rima langsung meninggalkan Mario sendirian.
Mario tertampar dengan kata-kata Rima ia terdiam, rasa bersalah sepertinya menyelimuti keadaan hari itu.
***
Keesokan harinya Rima menunggu di tepi jalan yang sudah mereka sepakati, pukul 07.30 Rima melihat jam di lengannya masih aja Mario belum kelihatan, di lihatnya kiri dan kanan masih saja belum terlihat " apa, dia marah yah, karena kejadian kemarin, tapi kenapa dia harus marah, dia yang mulai dia pula yang jadi korban" pikir Rima .
Tin Tin Tin, suara klakson mengejutkan Rima yang sedang sibuk scroll media sosial nya di ponselnya.
" Udah lama" Mario tersipu malu
" Hummm lumayan" kata Rima " dasar lelaki tak tau diri, udah tau terlambat, tau begini aku berangkat sendiri" dalam hati Rima mengutuk Mario.
" Maaf yah tadi agak macet ada kecelakaan " kata Mario.
" Oke, terserah" kata Rima dengan jutek, langsung naik ke atas motor Mario dan mereka pun bergegas pergi.
Di dalam perjalanan mereka kembali saling diam, suasana canggung mulai menyelimuti, angin yang berhembus begitu kencang membuat hijab Rima menjadi berantakan membuat Rima tidak nyaman.
Dalam waktu tempuh setengah jam mereka akhirnya sampai ke persimpangan menuju SMA 7, dari simpang SMA 7 kira kira membutuhkan waktu hampir 45 menit. jadi di dalam perjalanan mereka membutuhkan waktu hampir satu setengah jam.
Akhirnya mereka sampai ke Sekolah tersebut, sudah ramai para guru menyambut para undangan.
" Silahkan pak buk, ruangannya sebelah kiri" Kata salah satu penyambut undangan
" terimakasih buk" kata Rima,
mereka masuk ke dalam ruangan tersebut mengikut serangkaian kegiatan di Sekolah itu
***
Tak terasa kegiatan tersebut selesai hampir seharian berada di Sekolah itu. Sekolah itu pun mulai sepi, begitu juga dengan Rima dan Mario yang bergegas hendak pulang,
Pukul 16.00 wib mereka bergegas menuju parkiran, semua orang di sekolah sudah sepi, hanya tinggal mereka berdua dan dua orang guru menunggu merak pulang, Mario juga sempat ke kamar kecil itu yang membuat mereka agak sedikit terlambat.
"seperti nya teman ibuk sudah datang" sambil menunjuk Mario yang sedang menuju ke parkiran
"iya pak, terimakasih, sudah di temenin pak" kata Rima.
" iya, nanti pulangnya hati hati yah buk"
" loh bukannya kita bareng pak" tanya Rima.
"kami orang desa sini buk, tapi aman kok, jangan takut " kata penjaga sekolah.
" kenapa pak" tanya Mario.
" gak ada apa apa kok pak"
Rima agak sedikit cemas karena mereka orang terakhir yang melintasi jalan sepi itu.
" Kamu takut yah" tanya Mario
"Sedikit"
" Kenapa harus takut sih, kan ada aku"
" Kamu gak boleh ngomong gitu , ini Hutan tau, mending berdoa deh" kata Rima.
" Ah penakut banget sih, sini deh aku lawan" kata Mario dengan sombong.
" Jangan sombong, kamu gak boleh ngomong gitu".kata Rima
" Udah santai aja, mudah mudahan aman kok" kata Mario.
selang beberapa waktu mereka masih berada di jalan kecil itu menuju jalan lintas. Tiba-tiba
" Bruuk"
" Kenapa" tanya Rima.
" Sepertinya bannya pecah" kata Mario.
" Apa, pecah"
"Iya" kata Mario sambil melihat ban sebelah mana yang bocor.
" Tuh kan, apa aku bilang, kamu terlalu sombong sih, tuh lawan ban bocor".kata Rima kesal duduk di tepi jalan.
" Iya maaf deh, bentar aku cek dulu seberapa parah" Mario sedang mengotak Atik ban motornya itu
" Jadi gimana," tanya Rima setelah 15 menit terjebak di sana sambil menunggu bantuan.
" Hummm, jadi bagaimana?" tanya Rima lagi.
"Kita tunggu aja dulu, sampai ada yang lewat" kata Mario.
" Entahlah, dari tadi kita tunggu belum ada orang yang lewat"
Selang beberapa waktu mereka masih menunggu
"udah lama loh kita menunggu hari juga sudah hampir gelap, dari tadi tidak ada satupun kendaraan yang lewat dari sini" kata Rima dengan cemas
"tenang dong, jangan cemas kata bapak tadi aman kok disini" jelas Mario.
" gimana mau tenang, kita ini di pelosok, dalam hutan jauh dari keramaian, menurut mu aku masih bisa tenang? ini yang aku takutkan " jelas Rima.
" ya udah kita dorong aja motornya, bisa jadi ada bengkel di depan" kata Mario.
" humm, terserah, yang penting bisa pulang" kata Rima
Akhirnya mereka mendorong motor itu berdua, Rima yang sejak tadi terdiam, mendorong motor Mario dari belakang .
" ini salah mu" kata Rima dengan kesal.
" kenapa jadi aku yah" tanya Mario
" karena kamu gak liat kondisi motormu sebelum berangkat"kata Rima
" siapa yang tau kalau kejadiannya begini Rima" kata Mario kesal.
" dari awal kamu taunya cuma marah marah, cuek, gak perdulian, nyalahin aku terus, kamu pojokin terus, aku capek tau, aku capek mengahadapi sikapmu, aku gak tau salahnya dimana" Mario berhenti seketika
" salah aku apa sih, aku cuma mau buat hubungan kita jadi membaik, setidaknya tidak ada lagi rasa bersalah yang tersimpan, sehingga aku bisa melanjutkan hidupku atau apalah " jelas Mario.
" ohhh, jadi itu rencana mu mendekati aku, kamu merasa dirimu punya salah sama aku, kenapa kau merasa bersalah kepadaku, apa yang telah kau lakukan, atau kau berfikir aku masih mengharapkan mu" tanya Rima dengan tatapan tajam kepada Mario
" aku gak bilang gitu tadi" balas Mario
" kau tak berubah Mario, kau sama seperti dulu, yang selalu menyakiti aku, hingga sampai sekarang kau masih melakukannya"
" kau selalu sombong kan dirimu di hadapanku Mario" tegas Rima
" satu hal lagi, pertanyaan mu kemarin kepadaku, apakah aku masih mencintaimu?" Rima menatap wajah Mario
" jawabannya adalah, aku sudah membunuh rasa cinta itu sejak lama, dan aku sudah melanjutkan hidupku, tapi sekarang kau datang untuk mengolok olok ku?" wajah Rima memerah.
" memang seharusnya aku tidak disini bersama mu, aku menyesal telah menyetujui ini semua" jelas Mario"
"kau, kau merasa dirimu yang paling menjadi korban yah, kau menganggap dirimu yang paling menyedihkan, kau tak pernah melihat dari sudut pandang ku"
" kau wanita yang egois" bentak Mario
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Táo mèo
Seru!
2025-08-19
1