Pagi hari, di sebuah kamar hotel, seorang perempuan terbaring tengkurap tanpa busana dan hanya diselimuti selimut tebal terbangun saat sinar matahari menembus kaca jendela yang terbuka, tidak ada gerakan tubuh yang menyegarkan saat bangun tidur, tidak ada uapan mengantuk.
Vira, begitulah ia dipanggil, demi melunasi hutang ayahnya ia dipaksa jadi wanita malam diusianya yang masih muda. Ia tidak pernah mengenyam bangku pendidikan manapun, keluarganya terlalu miskin untuk menyekolahkannya, karena bagi mereka dari pada menyekolahkan anak lebih baik membuatnya jadi penghasil uang.
Pagi hari itu pula ayahnya datang hanya untuk mengambil uang yang diperolehnya tadi malam.
"Aku ambil uang ini... Kau memang anak yang berguna Vira..." ucapnya masih dalam pengaruh alkohol, dengan tubuh yang terhuyung-huyung laki-laki dengan perut buncit itu pergi dari kamar itu tanpa berkata apapun lagi.
Dan sepanjang hari itu pun Vira hanya berbaring di ranjangnya saja, bahkan makan pun ia tidak berselera.
Vira pun hanya bisa tidur untuk menggantikan tidur malamnya yang selalu terlewat hingga tidak sadar kalau hari mulai menjelang malam.
Saat itulah bel pintu kamarnya terdengar
"pelanggan ya" batinnya sedikit sakit karena harus terus-menerus seperti ini sepanjang hidupnya.
Namun bukannya langsung masuk, orang yang menekan bel itu pun hanya diam menunggu di depan pintu, padahal Vira pikir semua pelanggannya selalu datang tak terduga dengan langsung masuk tanpa basa-basi menerkamnya.
Menunggu orang itu yang tak kunjung membuka pintu kamarnya yang memang tidak terkunci, Vira pun akhirnya bangkit dari tidurnya, masih tanpa busana dan hanya menutup tubuhnya dengan selimut.
Dengan sedikit sempoyongan Vira pun membuka pintunya dan sedikit melihat siapa orang yang ada di balik pintu sana.
Seorang laki-laki tinggi dengan paras yang cukup gagah, menatap Vira dengan ramah. Cukup lama mereka hanya bertatapan dan saling mengagumi satu sama lain di celah kecil pintu yang sengaja Vira buka sedikit.
Vira pun akhirnya membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan laki-laki itu masuk.
"Maaf mengganggu malam-malam, apa benar nama anda Vira?" tanya laki-laki itu dengan sopan dan ramah.
Vira pun menjawab dengan anggukan kepala.
"Ah, benar, perkenalkan nama saya Sen, seorang petualang biasa, anda bisa memanggil Sen saja" ucapnya memperkenalkan diri.
Vira tidak merespon dan hanya diam saja menatap Sen dengan wajah datarnya.
"Sepertinya anda belum membersihkan diri, anda bisa mandi dulu, saya akan menunggu" ucapnya penuh kelembutan, menyapa gendang telinga Vira yang seperti tengah mendengar nyanyian burung di pagi hari.
sangat mendamaikan...
Selang beberapa menit kemudian, Vira pun muncul dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.
Sen yang melihat hal itu pun hanya tersenyum lalu berjalan mendekatinya.
"Rambut anda masih basah, biar saya bantu anda mengeringkannya" ucapnya lagi-lagi dengan penuh kasih dan lemah lembut.
Vira pikir laki-laki yang ada di depannya itu akan mengeringkan rambutnya dengan handuk atau hairdryer, tapi di luar ekspektasinya laki-laki itu justru memetikan jarinya
Maka muncullah serbuk-serbuk Kerlip emas yang kemudian berubah menjadi manusia-manusia sekecil kelingking dengan sayap di punggung kecil mereka yang saat terbang menciptakan jalur kerlip emas lainnya.
Sekitar ada 4 peri kecil terbang langsung mengarah ke Vira yang masih terkejut dengan apa yang ia lihat, menatap ke empat peri kecil itu dengan penuh tanya.
Bagaimana bisa ada peri di dunia ini? Bukankah peri hanya dongeng anak kecil?
Pertanyaan-pertanyaan itu pun terus terngiang di pikirannya.
Dan sepertinya peri-peri itu menyukai Vira, karena mereka terbang dengan antusias sambil tertawa mengelilingi Vira dengan serbuk peri mereka terus menyelimutinya.
Dan tanpa disadari Vira sudah berpakaian rapi dengan rambut yang juga sudah kering dan tersisir rapi, bahkan wajahnya pun juga sedikit di poles tipis, membuatnya tidak terlihat pucat lagi.
Sen yang melihat hasil polesan peri-peri itu pun terlihat sangat senang dan sedikit terpesona dengan wujudnya yang sangat berbeda saat pertama kali ia melihatnya di balik pintu.
"Cantik..."
Vira yang mendengar itu pun langsung merona merah pipinya, walaupun tidak menunjukkan ekspresi apapun. ,Ia baru pertama kali mendengar seseorang memujinya seperti itu.
Peri-peri yang masih mengelilingi Vira pun juga ikut merasa senang dan memeluk wajah Vira dengan sayang.
Sen pun tidak tahan untuk tidak tertawa melihat peri-peri itu sangat menyukai Vira.
"Baiklah kalau anda sudah siap, mari ikut dengan saya" ucap Sen sembari menjulurkan tangannya untuk diraih Vira seperti yang dilakukan oleh para pangeran pada seorang putri.
Vira yang masih bingung dan tidak mengerti maksud Sen pun hanya diam saja menatap Sen penuh tanya.
"Anda akan tahu setelah kita sampai" ucap Sen mengerti kebingungan Vira
"Asalkan anda mempercayai saya, saya juga percaya bahwa anda adalah orang yang selama ini saya cari"
Demi mendengar hal itu Vira pun meraih tangan Sen dengan sedikit ragu.
Mendapat jabatan dari Vira, Sen kemudian meletakan satu lututnya diatas lantai dan memberi hormat pada Vira seperti yang biasa pangeran dunia dongeng lakukan.
Seketika peri-peri itu pun mulai mengelilingi mereka dengan menyebarkan lebih banyak debu peri berwarna emas membentuk lingkaran di atas lantai.
Semakin bersinar dan membentuk sebuah gambar spiral seperti sihir cahaya itu terus naik hingga menutupi mereka sepenuhnya. Di lanjut dengan akar tumbuhan yang ikut muncul dari lingkaran itu yang kemudian seperti menelan mereka berdua.
Tik...
Sekejap ruangan itu pun seketika kosong tanpa seorang pun disana.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Naruto Uzumaki
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
2025-08-15
0