{Di Hutan}
Rudy terlihat sedang mengumpulkan ranting-ranting kering dan beberapa batu di tepi sungai.
“Sepertinya ini sudah cukup untuk membuat senjata,” gumamnya sambil mulai merakit.
Beberapa menit kemudian, senjata sederhana itu pun jadi. Sebuah tongkat kayu yang ujungnya diruncingkan dengan batu, sementara sebagian bajunya ia sobek untuk dijadikan pembungkus beberapa batu yang ia ambil dari sungai.
“Aku sudah siap, Emma. Lalu kemana kita akan pergi?” tanyanya.
[Kau bisa pergi ke arah utara. Di peta sudah ada petunjuk untuk menemukan hewan iblis. Beberapa titik di peta menandakan lokasi mereka, titik merah adalah hewan iblis yang harus kau bunuh, sedangkan titik hijau adalah manusia. Kau juga bisa membunuh mereka.]
“Hem, untuk apa aku membunuh manusia?” tanyanya heran.
[Dunia ini adalah tempat yang dipenuhi tragedi peperangan. Mungkin kau bisa menggunakan kekuatanmu untuk membantu kerajaan yang ingin kau bantu.]
“Apa keuntunganku untuk membantu mereka?”
[Demi hidup berkelompok,kau tidak bisa hidup sendirian selamanya, Rudy. Sang Dewa juga tidak memberikan mu quest. Keinginanmu adalah misi mu. Kau hanya akan mendapatkan hadiah dari Sang Dewa jika membunuh hewan iblis di dunia ini.]
“Emm… ini tidak seperti dunia game. Mungkin tidak ada GM yang mengatur semuanya. Baiklah,” kata Rudy sambil melangkah mencari target.
> Catatan: GM (Game Master) biasa disebut developer atau pembuat game yang bisa mengatur player, seperti membuat event, dsb.
Beberapa menit kemudian, sebuah titik merah muncul di petanya.
“Akhirnya aku menemukan hewan iblis!” serunya, lalu berlari menuju titik tersebut.
[Itu adalah hewan iblis level 3. Kau harus berhati-hati.]
“Apa aku juga bisa melihat level di atas kepalanya?” tanya Rudy sambil terus berlari.
[Kau belum mengaktifkan skill itu. Minimal kau sudah mencapai level 50, itu dibutuhkan untuk mengaktifkannya.]
“Ternyata tidak semudah yang kupikirkan,” gumamnya.
[Kau masih butuh pengalaman, Rudy. Kau harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan.]
“Aku tahu itu, Emma.”
Ia pun berhenti. Di depannya, seekor kelinci putih dengan mata merah sedang mengendus-endus tanah.
“Hem, seekor kelinci yang lucu… kenapa dia bisa menjadi hewan iblis?” tanyanya sambil bersembunyi di balik pohon.
[Mereka diciptakan Sang Dewa untuk hidup berdampingan dengan manusia, tapi kekuatan mereka membuat hewan iblis selalu mendominasi wilayah.]
“Apa mereka berbahaya bagi manusia?”
[Mereka sangat berbahaya. Insting mereka hanya untuk memburu manusia.]
“Emm, begitu ya… baiklah, aku akan membunuhnya,” kata Rudy sambil maju.
“GREERGR!” suara kelinci itu menggeram ketika melihat Rudy.
“Sepertinya ini berbahaya,” gumam Rudy yang mulai gelisah.
Tanpa peringatan, kelinci itu melompat cepat ke arahnya.
“Eeeh?!” Rudy terkejut.
[Bunuh hewan itu dengan senjatamu, Rudy.]
“Aku sudah tahu itu, Emma. Tapi…” ia panik, melompat menghindar.
“Ini tidak semudah yang kupikirkan… lakukan sesuatu, Emma!”
[Aku tidak bisa membantumu bertarung.]
“Hem… tidak ada pilihan lain!” Rudy mengayunkan tongkatnya keras-keras. Ujungnya menghantam tubuh kelinci itu.
“Cekiitt!” kelinci itu mengerang kesakitan.
“Dia tidak bergerak…” Rudy cepat mengambil batu-batu dari kain pembungkus, lalu melemparinya bertubi-tubi.
“Ora ora ora ora ora!” teriaknya sambil menghujani kelinci itu.
“Sepertinya dia tidak merasakan apa pun,” gumamnya.
“Herrrrg!” kelinci itu meloncat, mencakar wajah Rudy.
“Eeee?!” Rudy terkejut. Spontan, ia menusukkan tongkat ke tubuh kelinci.
Jleb!
“Huh… huh… aku berhasil, Emma. Aku sudah membunuhnya,” katanya terengah-engah sambil terduduk.
[Level Up] [Level Up]
[Kau berhasil mendapatkan dagger Rank D dan potion merah.]
“Benarkah? Mana senjata itu?”
[Dia ada di dalam perut hewan iblis yang kau bunuh itu.]
“Apa kau bercanda? Mana mungkin aku merobeknya dengan kayu.”
[Kau belum mengaktifkan skill pengambilan instan. Itu butuh level 20.]
“Huh…” Rudy menghela napas. “Jadi setiap kali aku membunuh hewan iblis, aku harus merobek perutnya?”
[Itu benar.]
“Hem… apa boleh buat,” katanya sambil menarik bangkai kelinci.
Ia menusuk perutnya berkali-kali. Jleb! Jleb! Jleb!
“Ini susah sekali…” gerutunya sambil merobeknya dengan tangan.
“Iiiih… menjijikkan!”
Klang! sebuah dagger jatuh ke tanah, disusul lima botol potion merah dan beberapa koin emas.
“Eem… apa ini?”
[Itu adalah dagger Rank D, lima botol potion penyembuh, dan koin emas yang merupakan mata uang di dunia ini. Kau bisa menggunakannya untuk bertransaksi.]
“Hoo, jadi aku juga dapat uang dari membunuh hewan iblis ini?”
[Itu hadiah dari Sang Dewa.]
“Ini semakin menarik. Apa dagingnya bisa dimakan?”
[Dia bisa dimakan setelah dipanggang. Karena banyak jiwa iblis di tubuhnya, kau harus membersihkannya dengan api.]
“Lalu bagaimana aku membuat api?”
[Kau bisa menambahkan skill-mu: Fire Bolt. Skill itu sudah bisa diaktifkan. Mau ku aktifkan?]
“Ah, lakukan itu, Emma. Lalu tambahkan poin levelku ke kekuatan (STR).”
[Baik] [Poin berhasil ditambahkan] [Skill Fire Bolt berhasil diaktifkan]
Pancaran cahaya muncul di sekeliling tubuh Rudy.
“Hooo… aku bisa merasakan kekuatan ini. Aku tidak percaya…”
[Kau bisa menggunakannya sekarang.]
“Ah Bagaimana caranya?”
[Rasakan kekuatan api yang ada di dalam tubuhmu. Bayangkan, lalu keluarkan.]
“Baiklah, akan kucoba,” katanya sambil berkonsentrasi.
Blarsss! Bredoom! Api menyembur dari tangannya, menghantam pohon.
“HEEE?!” Rudy terkejut.
“Ini berhasil! Menarik sekali, aku semakin penasaran.”
[Kau bisa mengontrol kekuatannya. Cukup tahan energi sihirmu.]
“Ah, akan kucoba.” Ia mengarahkan tangan ke bangkai kelinci.
Blerss! Api membakar daging itu.
“Aku berhasil, Emma. Jadi begini cara kerjanya. Tapi kenapa pohon itu tidak terbakar? Padahal aku mengeluarkan Fire Bolt dengan kekuatan penuh.”
[Point Magic Power-mu hanya 2. Itu tidak memberikan damage besar. Hanya bisa membakar yang mudah terbakar.]
“Itu malah seperti korek api… Tapi, Emma, apa tidak ada job class di sini? Status bar ini mirip MMORPG, tapi di sana ada job class yang harus dipilih.”
[Di sini tidak ada job class. Semuanya tergantung padamu. Kau bisa menggunakan semua skill dan senjata.]
“Apa? Benarkah?”
[Itu benar.]
“Mungkin aku akan menaikkan STR dulu. Magic Power nanti saja. Aku hanya punya dagger. Apa aku perlu tambah Agility juga?”
[Itu terserah padamu.]
“Senjata ini juga butuh STR. Baiklah, aku tambah poin STR saja,” katanya.
[Poin berhasil ditambahkan]
Lalu Ia kembali melihat peta. Titik-titik merah lain masih bertebaran.
“Hem… ini semakin menarik. Dengan dagger ini aku bisa membunuh mereka semua. Mari lanjutkan perburuannya,” katanya sambil tersenyum.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments