DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

01 : Pernyataan

‘Dulu, Ibuku pernah menjadi permaisuri satu-satunya, dan aku Putri mahkota dalam istana mahligai rumah tangga orang tua ku, tapi lihatlah kini! Kami tak ubahnya sampah yang dibuang pada sembarang tempat.’

Sosok wanita yang memiliki lekuk tubuh indah, tetapi selalu tertutup busana longgar – tengah menatap nanar pada pigura yang mana terdapat 4 orang didalamnya, berpose layaknya keluarga bahagia.

Sang kepala keluarga, tidak lain ayahnya sendiri tengah merangkul istri mudanya, lalu sebelah tangannya lagi diletakkan pada bahu anak laki-laki mereka, si bungsu.

Sedangkan wanita licik berstatus ibu tirinya, menumpukan tangan pada pundak putri semata wayang hasil dari pernikahan pertamanya.

Dahayu, wanita berumur 22 tahun. Pemilik rambut pendek hitam pekat, bola mata berwarna coklat terang, bibir penuh itu mengedarkan pandangan menatap lekat rumah yang dulu pernah dihuni oleh dirinya beserta sang ibu, sebelum mereka diusir kala ayahnya memilih menikahi janda beranak satu, mantan cinta pertamanya.

Eheum.

Deheman seseorang berhasil mengembalikan fokus sosok berpakaian kaos longgar dan celana jeans panjang.

“Ada perlu apa kalian memanggilku kesini?” tanyanya tanpa basa-basi, enggan menatap lama pada pria paruh baya yang memandang lekat dirinya, ada juga wanita perebut kebahagiaan ibunya, Ijem.

“Duduklah dulu, Yu!” pinta Bandi, suaranya lembut penuh bujuk rayu.

Namun, Dayu tetap bergeming, berdiri di ruangan perumahan kelas tiga perkebunan kelapa sawit dan karet milik swasta.

“Sudahlah Bang, kau macam tak tahu saja. Anak gadismu yang satu ini kan sombongnya bukan main.” Ijem menarik tangan sang suami, mereka duduk di sofa panjang.

Dayu bersedekap tangan, netranya menatap lurus pada bufet kayu jati – yang mana banyak terpajang foto keluarga.

“Yu, Ayah sudah menerima perjodohan dari salah satu staf kelas atas villa bukit, dia menginginkan mu menjadi istri keduanya,” begitu gamblang ia mengutarakan, tanpa memikirkan perasaan putri kandungnya.

Dahayu terkekeh sumbang, menoleh menatap lekat mata tua yang dulu berbinar hangat kala memandang nya, tapi kini menguap entah kemana, tinggal sinar arogan nan pongah. “Perjodohan atau dijual? Dengan apa kalian menukar ku? Satu hektar kebun sawit kah? Atau rumah gedong di pajak Batang Serangan?”

Tubuh Bandi terlihat menegang, sedangkan Ijem bergerak gelisah. Mereka mencoba menutupi kegugupan, tapi hal tersebut tidak berlaku bagi mata awas seorang Dahayu.

“Ternyata benar, tapi lumayan la ya – diri ini laku jua dijual, setidaknya sedikit berguna daripada disodorkan secara cuma-cuma. Baik lah, bila kalian sudah memutuskan maka akupun ingin mengajukan syarat. Biar kita sama-sama untung, bukan kalian saja yang beruntung dan aku hanya mendapatkan ampasnya.”

Tanpa memutuskan pandangan dari sang ayah, Dahayu melangkah sampai pinggiran sandaran sofa berseberangan dengan Bandi dan Ijem.

“Apa syaratnya?” Ijem menatap sinis si anak tiri.

“Aku tak berbicara denganmu!” balasnya cepat.

“Jangan kurang ajar, Yu! Dia ini ibumu!” Bandi mulai emosi, entah mengapa anak gadisnya tidak pernah mau menerima istri keduanya.

“Ibuk ku cuma satu, dan takkan pernah tergantikan! Apalagi oleh wanita gatal macam dia!” Jari telunjuknya menuding tepat wajah Ijem.

“Bang!” Ijem menahan lengan suaminya yang hendak berdiri, menggeleng pelan.

Napas Bandi terdengar begitu kasar, dirinya nyaris kehilangan kesabaran. “Cepat katakan! Apa syaratnya?!”

“Cuma satu. Ceraikan Ibuku! Maka, aku akan setuju menikah dengan pilihan kalian!” ucapnya tegas dengan nada menekan di setiap kata, serta ekspresi datar.

“Tak akan! Sampai mati pun Ayah tetap mempertahankan ibumu!” tolaknya mentah-mentah.

Dahayu menatap jengah pada sosok yang sama sekali tidak lagi ia hormati. “Mau sampai kapan Anda memanfaatkan Ibuku? Belum cukupkah Anda membelenggunya dengan rantai layaknya binatang peliharaan?!”

Secepat kilat sosok bertubuh kurus, tinggi tidak seberapa itu beranjak, lalu ….

PLAK!

Wajah Dayu tertoleh ke kiri kala pipi kanannya ditampar sedemikian kuat.

“Walau bagaimanapun aku ini Ayahmu! Jaga tingkah lakumu!” Ia menurunkan tangannya yang bergetar hebat, mencoba mengatur ekspresi agar tidak terlihat raut penyesalan.

Tidak ada rintihan menahan sakit, apalagi jatuhnya buliran air mata. Ia membalas tatapan tajam dengan sorot mata sinis.

“Bapakku telah mati semenjak ia memilih mantan kekasihnya. Mencampakkan istri sah lalu menikahi sang selingkuhan. Jadi, jangan berharap lebih selain rasa benci! Bila Anda tak setuju, jangan harap aku pun mau menurut!”

“Jika dirimu menolak, kami tak akan membantu pengobatan ibumu yang mengidap Sawan Babi itu, Dayu!” Ijem berdiri, dirinya ikutan emosi.

Tentu saja Dayu tidak terima ibunya dikatai oleh dalang pemberi luka yang menyebabkan sang ibu terkena gangguan mental. Layaknya anak panah, dirinya melesat maju lalu menjambak gulungan rambut Ijem, sampai kepalanya menunduk. “Bibir kotor mu tak pantas menyebut sosok mulia!”

“Lepaskan! Bang tolong!” Kepalanya tertarik ke kanan dan kiri, mengikuti gerak tangan sang anak tiri.

“DAHAYU!” Bandi berteriak sekeras-kerasnya.

Bugh.

Punggung Ijem membentur tembok kala didorong kuat oleh Dayu.

“Dasar tak beradab kau!” Makinya seraya mengelus kulit kepalanya yang terasa pedih.

“Kau betulan tak ingin memenuhi permintaan Ayah, Yu?” Bandi bertanya untuk sekian kalinya, ia sudah duduk kembali di sofa, begitu juga dengan Ijem.

“Iya!”

“Apa dirimu sudah siap kalau Ayah mencabut biaya pengobatan ibumu?” ia mencoba mengancam.

“Silahkan lakukan! Maka, saya akan langsung melaporkan pada atasan, bila Anda tak berlaku adil, menelantarkan istri pertama dan anaknya. Kita lihat! Siapa yang menang? Sementara bukti ketidakadilan itu terpampang nyata!” Dayu menyeringai dengan sorot mata tajam.

“Sudahlah Bang, lepaskan saja! Apa yang kita dapat kali ini lebih besar daripada sembako dan tunjangan per bulannya,” bisik Ijem tepat di telinga sang suami.

Akhirnya Bandi setuju, tapi dengan syarat Dayu harus bertemu dulu dengan calon suaminya itu.

“Besok, kau pergilah ke villa bukit. Ingat satu hal! Jangan membawa Ibu gila mu itu!” ancam Ijem, ia berkata seraya bersembunyi dibelakang tubuh suaminya.

Dayu tidak menanggapi, tak jua pamitan, dirinya melengos pergi, keluar dari rumah afdeling tiga yang mana ditempati oleh jajaran pengurus berpangkat mandor, serta pengawas.

***

Keesokan harinya, wanita yang sudah diwanti-wanti tidak boleh membawa sang ibu itu, terlihat menaiki motor Supra dan membonceng sosok paruh baya, ibu kandungnya.

Begitu sampai di gerbang tinggi villa yang berada diatas bukit, bergegas sang security menanyai Dayu.

“Saya datang atas perintah Bandi,” ujarnya dengan intonasi datar.

“Silahkan ke villa paling ujung arah kanan!” titah pak satpam.

Pintu berbahan besi itu dibuka, Dayu kembali melajukan kendaraannya, memasuki area perumahan berlantai dua.

Dahayu menurunkan standar motornya. “Buk, ayo turun! Kita sudah sampai.”

“Main ya Dik?” sosok berpakaian celana kulot, baju panjang, rambut diikat satu itu bertepuk tangan, maniknya berbinar senang.

Hati Dayu bagaikan ditikam sembilu , semenjak ibunya divonis mengidap epilepsi, atau istilah umumnya Sawan Babi, ia tidak dapat mengenali dirinya sendiri apalagi sang anak.

“Ayok, Buk!” Dayu menuntun ibunya, berjalan menuju teras. Belum sempat mengetuk pintu, ternyata sudah ada pembantu rumah tangga yang menyambut serta memimpin jalan – sampai mereka di ruang tamu begitu luas.

Kemudian sang pelayan berlalu setelah memastikan Dayu duduk di sofa.

Netra Dayu terbelalak kala ibunya berlari mendekati guci besar. “IBUK JANGAN!!”

.

.

Bersambung.

Setting wilayah perkebunan kelapa sawit dan karet, pelosok Sumatera Utara. Awal tahun 2000-an.

Terpopuler

Comments

Cublik

Cublik

Ayo kita tandai si – IJEM & BANDI 👹

Terima kasih banyak Kak sudah berkenan mampir membaca serta meramaikan kisah sederhana ini.

Semoga betah dari awal hingga akhir.

🥰🥰🥰🥰🥰

2025-08-12

46

jumirah slavina

jumirah slavina

jan bilang nama panjang 'y IJEMirah..

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-08-13

2

bunda fafa

bunda fafa

sdh emosi sj kak thor dibuat si ijem/item jembrek kayaknya lebih cocok gt deh kak.. cocok sm kelakuannya

2025-08-12

2

lihat semua
Episodes
1 01 : Pernyataan
2 02 : Dia Ibuku
3 03 : Menolak
4 04 : Terasa biasa saja
5 05 : Mirip papan penggilas
6 06 : Kembali pulang
7 07 : Jangan berharap muluk-muluk
8 08 : Mana buktinya?
9 09 : Impas
10 10 : Bekal spesial
11 11 : Aku tahu diri
12 12 : Saya anti drama
13 13 : Tuntaskan lah
14 14 : Miskin belagu
15 15 : Kalian lebih pantas dikasihani
16 16 : Biarkan tanganku yang berbicara
17 17 : Drama
18 18 : Tak semua bisa dibeli dengan uang
19 19 : Dia suami dari wanita lain
20 20 : Maaf saya tidak berminat
21 21 : Kehilangan jati diri
22 22 : Sakit tapi tidak berdarah
23 23 : Duit untuk menampar
24 24 : Ada rasa nyeri merayap di hati
25 25 : Dasar Tolol
26 26 : Aku tidak terlahir di dunia khayalan
27 27 : Dia bukan barang
28 28 : Tanya suamimu, tentang rasanya
29 29 : Aku pria pertama baginya
30 30 : Supaya kau cemburu
31 31 : Ternyata cuma sandiwara
32 32 : Seperti Upik Abu
33 33 : Kau seperti bunga Daisy
34 34 : Belum tentu bisa adil
35 35 : Adik marah?
36 36 : Tidak ada yang aneh
37 37 : Kembali asing
38 38 : Terbelenggu rasa bersalah
39 39 : Hari itu datang juga
40 40 : Usai sudah
41 41 : Serendah itukah aku?
42 42 : Kami berani bersumpah
43 43 : Karena dia istri saya
44 44 : Awalnya memang sakit
45 45 : Ayu ikhlas
46 46 : Merasa tidak sendirian
47 47 : Jangan sampai kekurangan gizi
48 48 : Lebih baik dari pada telur rebus
49 49 : Perkara nilai empat
50 50 : Lebih baik sudahi
51 51 : Maaf
52 52 : Mau pentas atau makan siang?
53 53 : Akhirnya nilai itu naik juga
54 54 : Keturunan wanita gila
55 55 : Bukan wanita mudah ditindas
56 56 : Naluri seorang ibu
57 57 : Tak lagi mau bersinggungan
58 58 : Fitnah atau Fakta?
59 59 : Menyesal pun tiada guna
60 60 : Ibuku tidak gila
61 61 : Ayu setuju
62 62 : Bagaikan pemulung
63 63 : Nak, malu tau
64 64 : Habis tak bersisa
65 65 : Tidak dengan melupakan
66 66 : Tolong didik dia
67 67 : Tetangga baru
68 68 : Begitu murah harga dirinya
69 69 : Kau mau aku bagaimana?
70 70 : Aslinya bejat.
71 71 : Fitnah keji
72 72 : Tolong jangan egois
73 73 : Putra dan menantu saya
74 74 : Hari bahagia
75 75 : Dress vintage
76 76 : Ada tawa ada duka
77 77 : Mulai terkuak
78 78 : Diam kau Lacur!
79 79 : Jemput Wisnu Syahputra
80 80 : Hukuman sesungguhnya
81 81 : Beri waktu
82 82 : Jangan banyak gaya
83 83 : Perkara Ayam
84 84 : Saudara kandung
85 85 : Hai nyonya Irna
86 86 : Permintaan
87 87 : Anugerah
88 88 : Dari hati ke hati
89 89 : Melepas rindu
90 90 : Kesempatan
91 91 : Semoga awal yang baik
92 92 : Merugi
93 93 : Mungkin ini karma
94 94 : Aneh
95 95 : Mencurigakan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
01 : Pernyataan
2
02 : Dia Ibuku
3
03 : Menolak
4
04 : Terasa biasa saja
5
05 : Mirip papan penggilas
6
06 : Kembali pulang
7
07 : Jangan berharap muluk-muluk
8
08 : Mana buktinya?
9
09 : Impas
10
10 : Bekal spesial
11
11 : Aku tahu diri
12
12 : Saya anti drama
13
13 : Tuntaskan lah
14
14 : Miskin belagu
15
15 : Kalian lebih pantas dikasihani
16
16 : Biarkan tanganku yang berbicara
17
17 : Drama
18
18 : Tak semua bisa dibeli dengan uang
19
19 : Dia suami dari wanita lain
20
20 : Maaf saya tidak berminat
21
21 : Kehilangan jati diri
22
22 : Sakit tapi tidak berdarah
23
23 : Duit untuk menampar
24
24 : Ada rasa nyeri merayap di hati
25
25 : Dasar Tolol
26
26 : Aku tidak terlahir di dunia khayalan
27
27 : Dia bukan barang
28
28 : Tanya suamimu, tentang rasanya
29
29 : Aku pria pertama baginya
30
30 : Supaya kau cemburu
31
31 : Ternyata cuma sandiwara
32
32 : Seperti Upik Abu
33
33 : Kau seperti bunga Daisy
34
34 : Belum tentu bisa adil
35
35 : Adik marah?
36
36 : Tidak ada yang aneh
37
37 : Kembali asing
38
38 : Terbelenggu rasa bersalah
39
39 : Hari itu datang juga
40
40 : Usai sudah
41
41 : Serendah itukah aku?
42
42 : Kami berani bersumpah
43
43 : Karena dia istri saya
44
44 : Awalnya memang sakit
45
45 : Ayu ikhlas
46
46 : Merasa tidak sendirian
47
47 : Jangan sampai kekurangan gizi
48
48 : Lebih baik dari pada telur rebus
49
49 : Perkara nilai empat
50
50 : Lebih baik sudahi
51
51 : Maaf
52
52 : Mau pentas atau makan siang?
53
53 : Akhirnya nilai itu naik juga
54
54 : Keturunan wanita gila
55
55 : Bukan wanita mudah ditindas
56
56 : Naluri seorang ibu
57
57 : Tak lagi mau bersinggungan
58
58 : Fitnah atau Fakta?
59
59 : Menyesal pun tiada guna
60
60 : Ibuku tidak gila
61
61 : Ayu setuju
62
62 : Bagaikan pemulung
63
63 : Nak, malu tau
64
64 : Habis tak bersisa
65
65 : Tidak dengan melupakan
66
66 : Tolong didik dia
67
67 : Tetangga baru
68
68 : Begitu murah harga dirinya
69
69 : Kau mau aku bagaimana?
70
70 : Aslinya bejat.
71
71 : Fitnah keji
72
72 : Tolong jangan egois
73
73 : Putra dan menantu saya
74
74 : Hari bahagia
75
75 : Dress vintage
76
76 : Ada tawa ada duka
77
77 : Mulai terkuak
78
78 : Diam kau Lacur!
79
79 : Jemput Wisnu Syahputra
80
80 : Hukuman sesungguhnya
81
81 : Beri waktu
82
82 : Jangan banyak gaya
83
83 : Perkara Ayam
84
84 : Saudara kandung
85
85 : Hai nyonya Irna
86
86 : Permintaan
87
87 : Anugerah
88
88 : Dari hati ke hati
89
89 : Melepas rindu
90
90 : Kesempatan
91
91 : Semoga awal yang baik
92
92 : Merugi
93
93 : Mungkin ini karma
94
94 : Aneh
95
95 : Mencurigakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!