Bab 3 - Tidak usah lihat aku

“Para Adik sekalian, aku sebagai pemimpin tertinggi di Harem ini ingin mengingatkan tentang tugas-tugas kalian di tempat ini, terutama untuk Selir Su yang baru saja bergabung di tempat ini,” ucapnya di tujukan padaku.

“Kita sebagai wanita memang tidak bisa berperang, tapi peran kita tak kalah penting dari para Pria. Disini kita bertugas untuk melayani yang Mulia, menjaga kehormatan kita sama dengan menjaga kehormatan yang Mulia, kita adalah wanita-wanita miliknya, rawat dan jaga diri kalian dengan baik,” ucap Permaisuri.

Setelah cukup lama Ibu Suri pun pergi lebih dulu, kini tinggal hanya aku dan selir-selir yang lain di tempat ini, termasuk Permaisuri.

Mungkin inilah saatnya, dimana Selir Lian akan dipermalukan yang menjadi awal kebenciannya terhadap Permaisuri.

“Selir Lian, aku dengar seseorang dari keluargamu terlibat dengan kasus korupsi, apa kau tahu itu?” Permaisuri membuka pembicaraan.

“Hamba tidak tahu yang Mulia, sudah lama hamba tidak pulang ke kediaman orang tua hamba. Hamba juga tidak pernah ingin terlibat dengan politik,” sahut Selir Lian tenang, dia bahkan sempat menyesap cangkir teh di hadapannya.

“Oh benarkah, tapi pelayanku bilang dia pernah melihat kalian bertemu diluar istana, apa mungkin dia salah lihat.”

Selir Lian tersenyum lembut, “sepertinya begitu yang Mulia, sudah lama hamba juga tak keluar dari istana.”

Selir Lian satu marga dengan Raja, yakni sepupu Raja itu sendiri. Dulu dia yang menjadi salah satu kandidat Permaisuri tapi karena pengaruhnya kurang jadi dia kalah, tapi setelah itu dia di angkat jadi selir agung yang sebenarnya posisinya hampir setara dengan Permaisuri.

Adu argumen masih berlangsung, sedang aku sendiri hanya duduk menyimak sindir menyindir di antara mereka, karena endingnya sudah tahu aku jadi tidak penasaran lagi, aku penulisnya jadi aku tahu segalanya.

Perang suara itu pun terpotong oleh kedatangan yang Mulia, ‘hah? Kenapa Raja bisa datang kesini, di naskah bukannya aku tidak menulis ini kan?’

“Yang Mulia,” Permaisuri memberi hormat, begitu pun dengan aku dan yang lain dia hanya mengangguk pelan sebagai jawaban, setelah itu dia pun duduk.

Ada lima Selir di tempat ini dan aku yang ke lima, ‘Ck ck, Pria jaman kuno memang banyak istrinya, kalau saja ini terjadi di dunia nyata dan suamiku yang melakukannya sudah ku gorok pasti.’

“Silahkan di minum yang Mulia,” Permaisuri menuangkan teh ke cangkir di hadapan Raja.

Raja itu memang tampan, dia juga masih muda, tubuhnya kekar garis wajahnya juga tampak sempurna, hampir sama dengan gambaran yang aku buat, tapi dalam versi nyatanya ternyata lebih tampan, tapi sayangnya dia Impoten. Haish, kenapa pula aku harus membuat cerita seperti itu.

“Siapa dia?” tiba-tiba Raja itu bersuara.

“Itu Selir Su, putri perdamaian dari negeri lembah hijau yang baru saja di angkat jadi Selir Istana,” jelas Permaisuri memperkenalkanku, dengan terpaksa aku berdiri dan memberi penghormatan kembali padanya.

“Selir Su, tuangkan minuman untukku,” tiba-tiba namaku di panggil.

Sial, bukan kah harusnya Raja tak peduli padaku kan, di naskah tidak ada ini, sepertinya cerita ini sudah keluar jalur. Semua pasang mata menyorotiku dengan tajam, sepertinya ini bukan hal baik untukku, kecemburuan mereka bisa membuat nyawaku dalam bahaya.

“Yang Mulia, Selir Su baru di Istana dia belum terbiasa melayani anda, biar saya yang menuangkan minuman untuk anda” Ucap Selir Lian.

Dia sudah bangkit, namun ucapan Permaisuri membuatnya mengurungkan niatnya, “justru karena dia baru disini, dia harus banyak belajar. Selir Su, tuangkan minuman untuk yang Mulia,” tegas Permaisuri.

“M-mohon maaf yang Mulia, tangan hamba sedang sakit hamba menggunakan salep oles yang aromanya cukup menyengat, hamba takut aromanya mengganggu anda,” alasanku Random.

“Sebaiknya selir Agung yang menuangkan minuman untuk Anda,” ucapku sopan, sumpah aku hanya ingin hidup tenang, aku tidak ingin berebut kasih sayang dengan kalian, jadi jangan menatapku seperti itu.

“Ya sudah Selir Agung tuangkan minuman untukku,” titahnya.

***

Huft! Akhirnya pertemuan pun selesai. Aku harap Raja tak lagi melihat keberadaanku, aku takut dengan kecemburuan wanita-wanita yang ada di Harem.

“Si Imut, munculah. Aku ingin bicara denganmu.”

Seperti biasa dia akan muncul di udara terbuka dan aku sudah mulai terbiasa akan hal itu.

“Silahkan Nona, anda ingin bicara apa,” ucapnya santai.

“Apa ada cara untuk menyembuhkan Raja, aku lupa kau dia itu Impoten.”

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

laaahhh..
impoten tapi banyak gaya..
istrimya berjajar..

😀😀❤❤😘😙😙

2025-08-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!