*Keberhasilan Ki Bugulun membangun pedukuhan Cikeusik tidak lepas dari kedudukan sebelumnya , beliau seorang Tumenggung yang bijaksana , ksatria dan penuh tanggung jawab. Malam itu di bangsal pedukuhan , berkumpul sudah Ki Bugulun dan para Kerani nya juga beberapa kerabat mereka yang begitu setia.*
*Suasana yang sangat bersahaja itu tersaji beberapa hasil bumi , ada pepaya , ubi jalar , singkong , dan beberapa hasil makanan olahan seperti wajik , talam , juadah , dan lemper serta minuman dari rempah yakni bandrek dan teh hangat. Mereka begitu senang setelah berhasil membangun pedukuhan , dan tentu saja ini sebagai bukti untuk anak cucu kelak*.
*Dalam suasana penuh sahaja itu , sebagai ketua adat atau kala itu disebut sebagai Ki Dukuh , Ki Bugulun memaparkan tentang cara hidup dalam kesejahteraan. Beliau berkata , " Saudara-saudaraku yang berkenan hadir di tempat ini , tidak kurang semoga sajian yang tersedia ini menjadi suatu kebahagiaan manakala saudara sekalian berkenan untuk menerima sajiannya , di samping itu , saya akan menyampaikan beberapa gagasan demi kemakmuran rakyat Cikeusik , adapun gagasan itu mengenai tanah garapan yang sudah kalian buka lahannya , saya harap gagasan ini menjadi suatu jalan untuk kesejahteraan kita semua. Terutama bagi mereka yang belum bisa membuka lahan , sudah selayaknya kita bantu , sedangkan bagi yang sudah mendapatkan lahan dengan tanah yang luas , agar sekiranya memberikan kepada pedukuhan yang nantinya akan digarap oleh mereka yang masih hidup di bawah kemiskinan , bagaimana menurut kalian ?" tanya ki Bugulun*.
*Orang pertama yang menjawab adalah Bulhun , " Begini Ki , saya berpendapat itu hal positif dan baik , karena semua itu bertujuan untuk kita semua , tapi cara ini tentu akan menjadi sebuah kecemburuan apabila tanah garapan itu menjadi milik pribadi ," tutur Bulhun. " Iya ki , lanjut Mahdi , " apabila itu terjadi maka akan semakin ricuh urusan ini Ki , katanya. " Tidak begitu caranya ," kata Ki Bugulun , " maksud saya begini , mereka yang tanah lahannya luas akan diurus oleh pedukuhan , nah.....nantinya pedukuhan yang mengatur , misalnya tahun ini siapa dulu yang menggarap , terus tahun depannya siapa , begitu , " kata Ki Bugulun sambil memakan ubi jalar. " Oooooh begitu Ki , sambung Madropi. " Iya ....nanti tanah itu menjadi tanah garapan yang dikelola oleh pedukuhan , tinggal nanti diurus saja Bulhun , kamu yang akan membagi tanah garapan itu secara merata , itupun kalau kalian setuju ," tutur Ki Bugulun*.
" *Siap Ki...." jawab Bulhun*.
" *Kalau sudah jelas dan paham maksud dari gagasan saya ini , kita namakan saja garapan TITISARA , yang artinya adalah menitihkan mereka yang masih hidup sengsara , bagaimana " tanya Ki Bugulun sambil memandang orang-orang di bangsal itu. Mereka semua menganggukkan kepala , hatinya merasa lega mempunyai seorang pemimpin seperti Ki Bugulun*.
*Malam pun semakin merambah dengan desiran sepoi angin , namun mereka tak beranjak sedikitpun , semua merasa nyaman dalam obrolan yang penuh makna itu. " Maaf Ki , bolehkah saya bertanya sesuatu kepada Aki ?" tanya seseorang yang berbaju kampret, ia bernama Sarmun. " Begini Ki, lanjutnya , " saya rasa Aki ini bukan sembarang orang Ki , boleh saya mengetahui latar belakang Panjenengan ? ". Sambil menarik nafas Ki Bugulun menjawab ,*
*"Begini , seseorang yang berniat baik itu apakah manakala jati dirinya disebut-sebut hanya demi ketenaran semata , kita semua ini berisi kotoran yang harus disucikan , yaitu dengan amal yang sholeh , yang tidak harus dijadikan kepopuleran , malu lah , kita tercipta dari air yang hina , tubuh kita diisi oleh segala jenis kotoran yang apabila keluar berubah najis , untuk itu belajar lah tentang keikhlasan , sekarang kita mampu untuk menolong sesama , bisa jadi nanti kita yang butuh pertolongan dari yang lain ," kata Ki Bugulun*.
" *Ingat " lanjutnya ...." kita ini nantinya dipertanggungjawabkan atas apa yang kita perbuat , apa itu kesalahan ataukah kebenaran , semuanya akan mendapat balasan. Lalu......kapan itu akan kita terima? tanya Ki Bugulun seraya makan ubi.*
*Sambil memandang sekelilingnya, beliau berkata , " Hidup ini ibarat kita ke pasar , di sana ada barang yang bersih ada pula yang kotor , ada yang untung ada juga yang rugi , kalian pergi ke pasar membeli kebutuhan , setelah itu kalian pulang , begitu di rumah tentu kalian akan mengolahnya kan , tidak langsung dimakan , tapi paling tidak dicuci dulu , begitu kan...Nah , yang tidak kita makan itu kita buang , jadilah sampah yang dimakan lalat atau yang lainnya , itu gambaran kita hidup , kita bermanfaat tentu akan menjadi nama yang bersih , tapi kalau kita jadi benalu , merugikan banyak orang , tentu kita akan terbuang dari mereka , dikira kita nantinya akan selamat begitu ? Tidak , kita akan menjadi tontonan orang lain , ditertwakan oleh sesama , dihinakan , bahkan dinistakan oleh yang lain......" kata Ki Bugulun*.
" *Lantas apa yang harus kita lakukan Ki ?" kata Soma*
" *Begini.....selagi kita mampu maka berbuat baiklah , tapi jangan mengharap pujian , tetapi di saat kita tidak mampu maka jangan memaksakan diri , nanti kita akan hancur , karena itu kesombongan. Untuk itu....mulai sekarang kita belajar dan terus belajar tentang kebaikan , niscaya kelak kita akan menjadi orang yang siap mempertanggungjawabkan akan amal kita ," kata Ki Bugulun*.
" *Untuk menciptakan sebuah kesejahteraan bersama , nanti Madropi harus mendata orang-orang yang kurang mampu , adapun dananya kita pakai padi yang ada di lumbung. Yang merasa sudah mampu kalau bisa saling berbagi , supaya kita hidup dalam damai dan , damai dalam hidup*.
" *Baik Ki ," jawab Madropi dengan tenang , " nanti bila di lumbung padinya habis , bagaimana Ki , " tanyanya*.
" *Kan sebentar lagi panen , kita kumpulkan lagi dari mereka yang mampu , tapi harus sesuai kemampuannya , jangan dipaksa." kata Ki Bugulun*.
*Masyarakat Cikeusik begitu menjadikan Ki Bugulun sosok pemimpin yang bijak , beliau setiap kali berbicara mengandung makna yang baik bahkan konon pernah salah satu warganya berbuat tidak baik , Ki Bugulun hanya menunjuk dan bicara " lumpuh " , maka warga itu sekonyong-konyong lumpuh. Itulah kelebihan Ki Bugulun yang menurut orang kala itu memiliki ilmu ILAT SANTIK , lidah yang ampuh. Di samping piawai dalam menjalankan penerintahan pedukuhan , Ki Bugulun juga sering memberi wejangan kepada warganya , sehingga beliau sering disebut Ki Sepuh , orang yang pandai memberi wejangan*.
*Malam kian menusuk tubuh , mereka yang berada di bangsal itu akhirnya membubarkan diri tanpa lupa memberi kata-kata berpamitan. Setelah semuanya pulang , Ki Bugulun duduk seorang diri. Beberapa saat kemudian , beliau menegadah melihat langit , lalu menuju ke salah satu kamar yang cahayanya redup , kemudian beliau duduk bersilah dengan posisi tangan disilangkan di dada. Matanya terpejam , sementara mulutnya komat-kamit membaca sesuatu. Hingga pada saat terdengar suara ayam berkokok , beliau bangun sambil mengusap wajahnya yang tampak bercahaya.*
*Ki Bugulun melangkah mendekati jendela , dan dibukalah jendela itu, terdengar suara berdernyit saat terbuka. Matanya memandang ke hamparan tanah kosong , lalu dari mulutnya terdengar suara lirih , " ya......inilah rencanaku untuk membangun pedukuhan ini menjadi sebuah daerah yang penuh seni dan budaya , ini harus terwujud supaya anak cucu nanti bermanfaat bagi sesama, ya....aku harus buktikan itu semua......aku akan melakukannya.....tunggu....aku akan membuktikan itu....." gumamnya sambil menuju ke belakang*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments