"Ada apa sebenarnya Alca?" Arka dengan heran.
Viola menatap Alca dengan gugup dan takut , dia takut karena melakukan kesalahan itu
"Alca dia adik barumu," Arka memperkenalkan Viola ke Alca. Alca mengerutkan keningnya dengan heran, dia juga terkejut karena siswa yang terkenal buruk ini adalah adiknya. Dia tidak terima dan masih syok mendengar fakta itu.
“Kaka bercanda?” tanya Alca dengan heran.
Arka tersenyum mendengar ucapan adiknya itu, "Pulanglah dan sapa mereka hm!" Arka sambil tersenyum.
Alca menatap Viola dengan tatapan kesalnya, lalu dia pergi meninggalkan mereka karena dia sudah malas dengan gadis di depannya itu.
Viola bernafas dengan lega.
"Wahh gila jantungku maraton," Gumam Viola sambil memegang dadanya itu.
"Apa kamu melakukan kesalahan dengannya?" Arka.
Viola menghela nafas dengan kesal, dan dia memukul pelan kepalanya, dia merasa sangat frustasi sekarang.
"Ahh aku tidak ingat," gumam Viola, lalu Viola mencoba mengingatnya, kemarin saat dia mau tidur dia iseng mau mengirim foto itu di grup chat sekolah tapi itu hanya iseng dan dia tidak sengaja kepencet kirim padahal niatnya mau kembali mematikan hpnya.
"Ahh kenapa aku bodoh jadi orang," gumam Viola dengan kesal.
Arka terkekeh melihat tingkah adik bungsunya itu.
"Dia itu sebenarnya baik hati nanti kalau udah akrab sama dia kamu pasti bisa merasakannya." Arka.
"Ah aku tidak yakin bisa akrab," gumam Viola sambil tersenyum kecil.
.
Sepulang sekolah Viola dan Gia ke cafe, Viola menceritakan kesusahan hatinya dan jiwanya sekarang, dan Gia sangat ikut berduka cita akan hal itu.
"Ahh tapi untungnya dia tidak pernah pulang ke rumah jadi aku aman," Viola dengan senang.
"Iya bayangkan kalau tiba-tiba dia datang dan menerkammu wahhh aku tidak habis pikir," Gia.
Viola mengangguk.
"Iya , ahhh aku bingung sekarang hidupku harus bagaimana.." Viola dengan bingung.
"Kau sih kenapa kirim fotonya sih," Omel Gia dengan kesal.
"Itu kepencet." Viola dengan sedih.
Gia menghela nafas, dia sudah lelah dengan setiap tingkah sahabatnya itu.
"Apa Angel baik-baik saja?" Viola dengan cemas.
Gia menghela nafas dengan kesal.
"Yayalah dia seneng banget malah, kau tahu orang-orang banyak membicarakan mu, mereka kesal denganmu tapi tidak dengan Angel."
"Ha? kenapa bisa begitu?" Viola dengan heran.
"Kau tahu sendiri kan Angel itu murid kesayangan guru, dia anak yang punya sekolah itu tauk jadi guru atau murid mana yang bisa menyentuhnya." jawab Gia dengan kesal, dan dia menyeruput jusnya dengan kesal.
"Cih! mentang-mentang anak yang punya sekolah, seenaknya banget." Viola dengan kesal.
"Jadi kekhawatiran ku percuma dong aku pikir dia sedih karena dibully ahh~ aku membuang-buang waktu cuma buat mikirin itu" gumam Viola dengan kesal.
.
Setelah pulang dari sekolah Alca mampir untuk belanja sayuran, saat dia mendorong troli nya dan memilih-milih sayuran para cewek-cewek dan ibu-ibu melihat Alca dengan kagum karena seorang pria tampan yang sedang berbelanja, dia terlihat seperti suami idaman.
“Coba aja suamiku kayak gitu.”
“Iya mana ganteng banget lagi.”
“Beruntung ya ceweknya.”
Alca tidak menghirau orang-orang yang membicarakannya itu, dia hanya fokus belanja.
Setelah selesai belanja Alca pulang ke apartemennya, sampai sana dia langsung masak dan memakannya sendiri.
Saat sedang makan Angel menelfonnya, Alca mengangkatnya.
Angel bapak hari ini sibuk, besok saja ya! - Alca.
Lalu dia mematikan teleponnya, dan setelah makan Alca bersih-bersih rumahnya dan setelah itu dia mandi.
Alca melihat ada gelasnya yang tidak ada satu, dia punya 6 gelas kesayangannya tapi yang satu tidak ada.
Alca mencari-cari gelasnya itu di seluruh rumahnya tapi tidak ada.
"Dimana gelasnya," gumam Alca dengan heran
"Di mana gelasku.. " gumam Alca dengan heran.
.
Viola masuk ke dalam rumahnya, dan semua orang tidak ada dirumah, mamanya ada acara penting dengan rekan kerjanya dulu. Dan dia merasa bebas karena tidak ada siapapun di rumah ini. Lalu Viola duduk di sofa dan melepas sepatunya, karena dia masih merasa lapar Viola langsung menuju ke dapur dan pembantunya sudah membuatkan makan siang.
Viola mengambil 1 ayamnya dan memakannya sambil duduk.
"Bawa sepatumu atau aku buang ke sampah!" Alca.
Viola sontak terkejut, dia menoleh ke arah tangga dan melihat Alca yang berdiri dengan melipat kedua tangannya lalu menatap Viola dengan tajam.
"Uhuukkk...uhukkk.. uhukkk.." Viola batuk-batuk tersedak karena melihat Alca.
Viola meraba-raba mencari air minum tapi tidak ada, dan Viola memegang dadanya yang sesak itu. Alca langsung lari ke arah Viola dan dia mengambilkan dia minum dan Viola meminumnya.
Saat Viola minum dia menoleh ke Alca yang sedang menatapnya itu dan dia langsung menyemburkan airnya ke wajah Alca karena Alca menatapnya dengan tatapan tajam yang siap membunuh.
"Maaf maaf Pak," Viola dengan heboh, dia panik dan cemas sendiri karena perbuatannya itu.
Alca hanya menutup mata dan berusaha untuk menahan emosinya, dia menghela nafas untuk membuang segala emosi yang ia tahan sekarang.
Viola bingung mau membersihkan wajah Alca pakai apa, lalu dia melihat ada tisu di tengah meja makan itu dan saat Viola mau mengambil tisu itu, lengannya tidak sengaja menyenggol mangkuk sayur di sampingnya dan sayurnya tumpah.
"Oh my good...." Gumam Viola dengan terkejut.
Alca menoleh ke meja makan itu dan dia menghela nafas, dia benar-benar hampir tidak bisa menahan emosinya itu.
Viola menundukkan kepalanya dengan takut karena dia sangat merasa bersalah setelah membuat banyak masalah hari ini.
Lalu Alca pergi masuk ke kamarnya yang berada di lantai atas di samping kamar Viola. Dia mengabaikan Viola dan ingin membersihkan dirinya yang sudah disembur Viola itu, Viola menatapnya dengan sedih karena dia sangat merasa bersalah kepada Alca.
"Nona masuk saja nanti bibik yang bersihin ya," ucap pembantu itu.
"Maaf bik," ucap Viola dengan sedih.
Pembantu itu tersenyum.
.
Viola mengintip Alca dari pintu kamarnya karena kamar mereka sebelahan, sudah berjam-jam Viola mengintip tapi Alca tidak keluar kamar sejak tadi.
"Apa dia bersemedi di kamar…kenapa dia tidak keluar dari tadi? apa dia merencanakan sesuatu yang buruk untukku???" gumam Viola dengan heran.
Lalu Viola menutup kamarnya dan dia menghela nafas.
"Kenapa kakakku dia sih HAH..." keluh Viola dengan kesal dia menendangi dinding dengan kesal tapi pada akhirnya kakinya kesakitan juga.
"Hah sudahlah serah.." gumam Viola dengan kesal lalu dia berbaring di ranjangnya.
.
Malam Harinya, mereka sedang malam bersama dan Alca juga ikut, dia sudah memperkenalkan diri ke Rosa.
"Wah tidak disangka kan ternyata kakak mu itu guru di sekolahmu," ucap Andre dengan tertawa.
Sedangkan Viola tersenyum dengan penuh tekanan. Dia harus terlihat biasa saja di tengah situasi yang mencengkam baginya.
"Jika tahu aku lebih baik kabur dari sini." gumam Viola dengan kesal
"Viola kalau ada cowok yang kurang ajar bilang saja ke Alca oke," ucap Arka.
Alca hanya diam dan fokus makan, dia tidak tertarik dengan pembicaraan mereka yang membosankan itu baginya.
Viola tersenyum kecil.
Mending aku di ganggu cowok lain daripada harus berhadapan dengan manusia menyebalkan ini. (Batin Viola).
“Alca sejak kapan jadi guru olahraga disana? sebelumnya mama tidak pernah melihatmu" tanya Rosa sambil tersenyum manis.
"Baru beberapa bulan yang lalu," jawab Alca dengan ramah.
Kenapa dia langsung berubah saat mama yang bicara? wah manusia ini benar-benar psikopat ternyata…wah tak kusangka aku serumah dengan psikopat.
-Batin Viola dengan heran-
Rosa mengangguk mengerti.
"Sebelumnya dia itu atlet renang tapi dia berhenti dan ingin jadi guru olahraga," timpal Andre.
"Ah begitu," Rosa sambil tersenyum.
Viola menoleh ke Alca, dia heran kenapa Alca berhenti jadi atlet renang, Alca menoleh ke Viola dengan tatapan mautnya dan Viola langsung memalingkan wajahnya dan makan dengan lahab agar bisa segera pergi dari sini.
"Oh ya Arka kapan Naura kesini? sepertinya mama harus kenalan sama Naura," Andre.
"Iya mama penasaran bagaimana kekasihmu itu," Rosa sambil tersenyum.
"Wah kakak sudah punya pacar ya," Viola.
Arka mengangguk tersenyum.
"Mungkin besok atau lusa, dia akhir-akhir ini sibuk ma.. pa.. "
"Lalu kapan tunangan kalian? kalian sudah berapa kali mengundur terus," Andre.
Alca hanya diam dan makan, dia tetap tidak tertarik dengan obrolan mereka, dia ingin segera selesai makan dan bisa pergi setelah urusannya selesai.
"Nanti kalau waktunya pas Arka beritahu papa." jawab Arka sambil tersenyum.
Viola ikut senang karena kakaknya mau tunangan dengan kekasihnya tapi respon Viola beda dari Alca, dia diam terus dan hanya makan.
Setelah selesai makan Alca menghampiri Andre yang duduk sambil menonton tv itu.
"Mana gelasku!" ucap Alca dengan nada dinginnya itu.
"Kamu tahu papa yang ambil," Andre.
Alca diam.
"Kalau tidak dipancing kamu juga tidak akan ke sini kan? " Andre.
"Aku sibuk, mana gelasku!" tegas Alca.
Andre menghela nafas.
"Alca sudahlah.. berhenti dan pulang di sini."
Alca diam.
"Apa kamu tidak lelah seperti ini terus?" Andre.
"Itu urusanku." Alca.
" Sampai kapan seperti ini terus? kamu mau melihat papa mati dan baru mau ke sini." Omel Andre dengan kesal.
Viola melihat mereka dari dapur , baru kali ini dia melihat Andre marah.
"Bukankah sudah aku bilang, jika aku tidak mau menjadi anggota keluarga ini lagi!" Alca.
PLAKKKK!
Viola langsung terkejut karena Andre menampar Alca dengan keras.
Alca berdecak tersenyum.
"KAPAN KAMU MAU BERUBAH?" Bentak Andre dengan kesal.
"Bukankah itu pertanyaan ku untuk papa?" Alca sambil tersenyum kesal.
"Apa?" Andre dengan kesal.
"Sebenarnya ada apa dengan mereka itu?" Gumam Viola dengan heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments