Malam Pertama

Segara hanya diam dan lalu melengos pergi dari tempatnya berdiri. Dengan cepat ia mengenakan kaos polos berwarna abu-abu dan celana panjang hitam. Ia lalu naik ke atas ranjang empuk sembari memangku laptopnya.

Bening duduk terdiam, ingin menyerah dengan semangat juangnya untuk membuka ritsleting itu. Ia menghembuskan napas lagi. Kesal dan sedih menjadi satu, membuatnya hanya ingin menangis.

“Hiks, hiks,” suara pelan tangisan Bening terdengar. Segara menolehkan pandangannya ke arah Bening.

“Kalau kamu sangat terpaksa menjadi istri saya, kenapa tidak ditolak? Jangan membuat saya repot dengan kebisinganmu itu!” ucap Segara dengan nada datar.

Mendengar pernyataan itu, air mata Bening semakin mengalir deras. Ia bertambah benci dengan situasi di hadapannya. Tidak hanya dingin secara fisik, tetapi kata-kata pria itu sangat menusuk hati.

Tanpa menggubris perkataan Segara, Bening kini berusaha kembali meraih ritsleting gaun putih itu. Ia ingin cepat mandi dan mendinginkan emosinya yang sudah di atas ubun-ubun. Namun percobaan itu tidak juga membuahkan hasil.

‘Deg!!!’ Bening merasa jantungnya berhenti berdetak saat merasakan tangan dingin seseorang menggenggam tangannya lalu menurunkannya dengan pelan. Bening memutar pandangannya dan melihat Segara berdiri tepat di belakangnya. Dengan spontan Bening menggerakkan tubuhnya hendak berdiri menjauhi Segara. Lalu disusul tangan Segara yang menahan pundak Bening dan menyuruhnya duduk kembali.

“Menunduklah,” ujar Segara. Bening bagai terhipnotis, ia segera menuruti lelaki yang baru dikenalnya itu.

Ternyata tidak hanya Bening yang mengalami kesusahan dengan ritsleting gaunnya. Karena terjepit oleh kain, ritsleting itu sangat keras untuk ditarik. Dengan menggunakan tenaga lelaki, Segara menarik kencang ritsleting itu hingga … “kressssss” ritsleting terbuka lebar hingga nampak jelas kulit mulus sampai pinggang Bening terpampang begitu saja di mata Segara. Segara membelalakkan matanya. Sementara Bening spontan menahan kain di dadanya. Hampir saja gaun itu jatuh meninggalkan tubuhnya.

“Oh, maaf, akan ku naikkan lagi,” ucap Segara panik sembari menaikkan setengah ritsleting. Ia lalu terburu-buru meninggalkan Bening yang masih terpaku.

Segara pergi ke balkon kamarnya yang menyajikan pemandangan kota yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit, jalan raya yang tak pernah berhenti dengan transportasinya, dan lampu-lampu yang menghiasi malam. Namun di matanya hanya terlihat punggung mulus itu lagi.

Berusia kepala tiga dan belum pernah sekalipun bermain dengan wanita. Walau akhirnya ia berpacaran dengan Grace, wanita itu tak pernah terjamah olehnya. Selama ini ia hanya belajar dan bekerja tanpa mengintip asmara. Sebatas berpegangan tangan saat Grace merangkul lengannya terlebih dahulu ketika mereka bertemu. Lalu kembali ia akan meminta cepat pulang, lalu bekerja lagi dan lagi. Pantaslah sang kakek sangat ingin cucunya merasakan berumah tangga agar tahu isi dunia tidak hanya dengan bekerja.

Sementara Bening tengah kacau dengan isi kepala dan jantungnya yang belum aman dari debaran. Ia mencoba mengalihkan pikirannya sejenak. Menghirup semerbak sabun di dalam bathtub. Menggosok tubuh dan membersihkan rambut panjangnya.

...🍆🍆🍆...

Akhirnya tubuh itu tidak terasa lengket lagi. Setelah satu jam mengurung diri di kamar mandi, dengan mengenakan kimono, ia berjalan keluar. Melirik Segara yang kembali memainkan laptopnya di sana. Bening tersadar, ia tidak membawa baju ganti. Bagaimanapun ia tidak pernah mempersiapkan untuk bermalam hari ini. Ia hanya berniat menjadi tamu di pernikahan kakaknya. Bening memejamkan matanya, berusaha memikirkan sesuatu agar bisa mendapatkan baju.

‘Bagaimana mungkin aku tidur dengan kimono ini bahkan tanpa celana dalam juga,” batin Bening dengan berat membayangkan dirinya yang tidur tanpa sadar menyingkap kimononya.

“Baju-baju ada di lemari. Pilih saja,” titah Segara tanpa melihat Bening. Bening tercengang dan merasa bertambah kesal. Jika di sana ada baju, kenapa Segara membiarkannya berdiri begitu lama dengan kimono itu. Ia berharap Segara memberitahunya sejak awal.

Bening beranjak dari tempatnya. Ia membuka lemari dan melihat ada banyak pakaian wanita yang sangat terbuka. Haruskah ia tidur dengan baju-baju kekurangan bahan ini? Bening terbelalak setiap kali melihat model pakaian yang ia pegang. Baju jaring-jaring bermotif macan tanpa penutup dada, kemeja sepaha yang menerawang isi apapun ketika dipakainya, celana dalam tanpa penutup. Arghhhh! Ini sama saja tidak memakai baju.

Akhirnya tangan Bening berlabuh pada baju dinas ala perawat. Ia merasa baju itu lebih bisa dipakai dari sekian banyak pilihan di sana. Baju yang memperlihatkan paha mulusnya dan membentuk postur tubuhnya yang bak gitar. Dada berisi, pinggang jelas dan ramping menciptakan kontras yang menarik dada dan pinggul, serta pinggulnya yang berukuran besar dari pinggang memberikan lekukan yang indah. Kelebihan baju itu baginya paling tidak, bisa menutupi isi tubuhnya.

“Pak Segara, m-maaf, boleh saya meminjam selimut? Saya akan tidur di sofa,” ujar Bening setelah keluar dari ruang ganti. Segara bagai terhipnotis dengan wanita di hadapannya. Wanita itu bagai manekin yang sempurna.

“Oh, ya, ya, ambillah,” ucap Segara salah tingkah. Ia kembali menyorot monitor laptop miliknya. Tak ingin terbawa suasana pernikahan konyol ini.

Bening menarik selimut tebal dan membawa bersamanya, bersandar di sofa panjang yang tidak jauh dari ranjang. Bening membaringkan tubuh dan menyelimuti dirinya hingga menutupi dadanya. Ia tidak ingin dadanya terekspos ketika dirinya tidur nanti, terlebih karena baju sialan yang dikenakannya. Bening lalu mulai memejamkan matanya sebelum akhirnya ia menyadari ia tak akan bisa tertidur tanpa penyanggah kepala yang empuk. Sesaat kemudian Bening beranjak dan kembali mengganggu aktivitas Segara. Terlebih bantal yang ia inginkan sedang menjadi tumpuan laptop Segara yang berada di atas paha lelaki itu.

“Pak, apa boleh aku minjam satu bantal?” tanya Bening hati-hati.

Sesaat ia melihat anggukan kepala Segara. Segara lalu menggeser bantal itu tepat di samping tubuhnya. Dengan cepat Bening berjalan ke arah kasur. Tanpa ia sadari, kecepatan langkahnya membuatnya terinjak salah satu sandal yang ia gunakan sendiri, hingga … “bughhhh!!!!!” Bening jatuh di atas tubuh Segara. Wajah keduanya menempel sempurna seperti sedang berciuman. Empat mata yang saling menyaksikan, nafas keduanya yang seakan berhenti bekerja dan hanya irama degupan yang selaras cepat mengguncang isi dada mereka. Kejadian itu berlangsung cukup lama sebelum akhirnya Bening dengan cepat ingin berdiri. Tanpa sengaja tangannya bertumpu dengan keras di perut Segara hingga membuatnya kesakitan.

“Arghhhh!!” Segara spontan menarik tangan Bening hingga kini tubuh Bening kembali terjerembab dan semakin menempel di dada bidang suaminya. Segara merasakan gundukan kenyal itu bersinggah di atas tubuhnya. Segara yang panik mendorong Bening dengan kencang.

“Auuwwww!” pekik Bening kesakitan karena tangan Segara yang mendorong kuat bahunya.

...🥒🥒🥒...

Terpopuler

Comments

Cindy Apriani

Cindy Apriani

bayangan aku bikin hiling 🤣

2025-09-01

0

Dewi Sarah

Dewi Sarah

upppss🙈

2025-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Berbahagia
2 Berbincang tentang pernikahan
3 Bunga
4 Pengantin Pengganti
5 Malam Pertama
6 Mengesalkan
7 Pesona
8 Kesedihan Ayah
9 Aku Bukan Wanita Jal*ng
10 Kabar Baik
11 Pindah ke Mansion
12 Hari Pertama Bekerja
13 Bisnis
14 Bening, kamu hamil?
15 Uni dan Masalahnya
16 Pesona
17 Bisnis
18 Mengunjungi rumah Mertua
19 Hasrat yang tertahan
20 Gagal
21 Menegangkan
22 Menggoda Segara
23 Ada apa dengan Bening?
24 Persiapan Wawancara
25 Kepikiran
26 Kelakuan Bumi Segara
27 Ternyata dia?
28 Penolakan Segara
29 Saling menghujam
30 Hari apes
31 Akhirnya Wawancara
32 Kedinginan
33 Dia istriku!
34 Baju Kelinci
35 Pengumuman Give Away!!!
36 Menegangkan
37 Kejadian yang terpaksa
38 Hujaman kesakitan Bening
39 Kepuasan Grace
40 Hampir lagi
41 Ancaman Karir
42 Bukan tujuan utama
43 Pemeriksaan Memalukan
44 Bertemu
45 Percikan konflik
46 Gundah
47 Segara atau Hilwa?
48 Goyahnya Shaka
49 Nasehat
50 Momen hangat
51 Kengerian Segara
52 Terkaget-kaget
53 Tak tegas
54 Mengapa gue sakit hati?
55 Masalah baru
56 Siapa pelakunya?
57 Hukuman
58 Apa aku jatuh cinta?
59 Pergi bersenang-senang
60 Bening?
61 Semua orang terhenyak
62 Sikap aneh
63 Taruhan Es Cream
64 Ke tujuan masing-masing
65 Perasaan itu lagi
66 Pembalasan Shaka
67 Sindiran nyelekit
68 Tiba-tiba memeluk
69 Pelukan yang menempel di ingatan
70 Teriak Bening
71 Akan melakukan perjalanan dinas
72 Kelakuan Nakal Uni
73 Salah Paham
74 Give away berlangsung
75 Ribet memilih pakaian
76 Keluarga absurd
77 Rencana Kakek
78 Ranjang turun temurun
79 Masih Rumah Kakek
80 Kencana dan Aldi
81 Sindiran
82 Di Bandara
83 Untuk Istri saya
84 Kran pembawa Romantis
85 Tua-tua Keladi
86 Ungkapan Hati Segara
87 Aku akan mengejarmu
88 Pemberian Uni
89 Masih belum siap
90 Malu-malu
91 Saling mengagumi
92 Telat bangun
93 Keanehan BENING
94 Tahu Bulat
95 Manja Manji
96 Google
97 Kamu???
98 Pemeriksaan
99 Pemeriksaan Menegangkan
100 Lucu dan menegangkan
101 Keresahan Bening
102 Kepanikan Segara
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Berbahagia
2
Berbincang tentang pernikahan
3
Bunga
4
Pengantin Pengganti
5
Malam Pertama
6
Mengesalkan
7
Pesona
8
Kesedihan Ayah
9
Aku Bukan Wanita Jal*ng
10
Kabar Baik
11
Pindah ke Mansion
12
Hari Pertama Bekerja
13
Bisnis
14
Bening, kamu hamil?
15
Uni dan Masalahnya
16
Pesona
17
Bisnis
18
Mengunjungi rumah Mertua
19
Hasrat yang tertahan
20
Gagal
21
Menegangkan
22
Menggoda Segara
23
Ada apa dengan Bening?
24
Persiapan Wawancara
25
Kepikiran
26
Kelakuan Bumi Segara
27
Ternyata dia?
28
Penolakan Segara
29
Saling menghujam
30
Hari apes
31
Akhirnya Wawancara
32
Kedinginan
33
Dia istriku!
34
Baju Kelinci
35
Pengumuman Give Away!!!
36
Menegangkan
37
Kejadian yang terpaksa
38
Hujaman kesakitan Bening
39
Kepuasan Grace
40
Hampir lagi
41
Ancaman Karir
42
Bukan tujuan utama
43
Pemeriksaan Memalukan
44
Bertemu
45
Percikan konflik
46
Gundah
47
Segara atau Hilwa?
48
Goyahnya Shaka
49
Nasehat
50
Momen hangat
51
Kengerian Segara
52
Terkaget-kaget
53
Tak tegas
54
Mengapa gue sakit hati?
55
Masalah baru
56
Siapa pelakunya?
57
Hukuman
58
Apa aku jatuh cinta?
59
Pergi bersenang-senang
60
Bening?
61
Semua orang terhenyak
62
Sikap aneh
63
Taruhan Es Cream
64
Ke tujuan masing-masing
65
Perasaan itu lagi
66
Pembalasan Shaka
67
Sindiran nyelekit
68
Tiba-tiba memeluk
69
Pelukan yang menempel di ingatan
70
Teriak Bening
71
Akan melakukan perjalanan dinas
72
Kelakuan Nakal Uni
73
Salah Paham
74
Give away berlangsung
75
Ribet memilih pakaian
76
Keluarga absurd
77
Rencana Kakek
78
Ranjang turun temurun
79
Masih Rumah Kakek
80
Kencana dan Aldi
81
Sindiran
82
Di Bandara
83
Untuk Istri saya
84
Kran pembawa Romantis
85
Tua-tua Keladi
86
Ungkapan Hati Segara
87
Aku akan mengejarmu
88
Pemberian Uni
89
Masih belum siap
90
Malu-malu
91
Saling mengagumi
92
Telat bangun
93
Keanehan BENING
94
Tahu Bulat
95
Manja Manji
96
Google
97
Kamu???
98
Pemeriksaan
99
Pemeriksaan Menegangkan
100
Lucu dan menegangkan
101
Keresahan Bening
102
Kepanikan Segara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!