Janji yang dibatalkan, ajakan bermalam di bar

Kekasih Lucy datang ke bar dan mereka berbicara di meja lain dengan mendengarkan musik, tersisa Anna yang mencoba kembali Vermut itu dan mulai terbiasa.

“Bagaimana, senorita anda menikmatinya?” pria itu kembali berbicara dengan Anna setelah melayani pelanggan lainya.

“Lumayan, hentikan memanggil ku “Senorita”. Aku sudah menikah” Anna menunjukan cincin di lenganya.

“Benarkah? Sangat disayangkan. Anda terlihat masih muda” pria itu nampak sedih, Anna tertawa.

“Pria yang beruntung” tambahnya lagi. Mendengar itu Anna menatap mata hazelnya.

“Bagaimana dengan mu? Wanita mana yang memiliki hati mu” tanya Anna dengan santai.

“Kami sudah lama tidak bersama” jawabnya dengan singkat.

“Cobalah, ini sangat segar” pria itu piring berisikan dua buah pir merah.

“Atas nama ku, Orlando” ia mengulurkan tanganya. Anna menjabat tanganya, tanpa ia duga Orlando mengecup tanganya.

“Anna” Anna menatap pria dengan kulit olive ini.

“Anda sangat cantik, seperti boneka porselin” ujarnya, terdapat sedikit gemetar di hati Anna mendengarnya, ia tersenyum tipis dan memakan pir itu.

......................

“Anna, kelas yang sangat menyenangkan” seorang wanita menghampirinya setelah kelas mereka di siang hari.

“Terimakasih” Anna dengan sopan, ia mengikat ponytail rambutnya.

“Kemarin, kami tak sengaja bertemu dengan suami mu dia membantu kami memindah beberapa keranjang dan memuji mu” ujar wanita itu.

“Kau sangat beruntung memiliki suami sepertinya” tambahnya lagi, Anna hanya tersenyum sopan padanya.

Saat menyelesaikan pencatatan di kantornya, handphonenya bergetar beberapa pesan masuk.

...“Sayangku, mungkin sore nanti aku pulang terlambat”

...

...“Kami akan mengunjungi makam suami kakakku”

...

...“Maafkan ku” beberapa pesan dari Rowan.

...

“Baiklah” jawab singkat Anna, ia sangat jarang ikut urusan ataupun kegiatan keluarga Rowan bukan karena mereka menjaga jarak denganya hanya saja Anna tidak terbiasa dengan mereka walaupun sudah bertahum-tahun ia bersama Rowan semenjak mereka berpacaran.

Setelah menyelesaikan tugasnya, jam menunjukan pukul tiga sore Anna bersiap untuk pulang. Di depan mobilnya ia membaca beberapa pesan dari Lucy.

“Anna” suara pria yang khas dengan aksen spanyol di belakangnya, Anna menoleh.

“Orlando” sapanya. Dia terlihat sangat santai dengan rambut ikal serta kaos putihnya yang menunjukan otot di balik kain itu serta celana casual hitamnya.

“Aku baru pindah tiga minggu di kota ini dan sibuk dengan bar, dimana aku bisa mendapatkan koran atau majalah?” tanyanya.

“Tempat itu dekat balai kota” jawab Anna dengan santai.

“Aku bisa mengantar mu, dulu aku pernah kerja di sana” Anna melihat jam tanganya mengingat Rowan akan pulang terlambat ia masih banyak memiliki waktu.

“Benarkah? Itu sangat membantu” Orlando senang mendengarnya.

“Tentu saja, kita bisa berjalan kaki mungkin sekitar 7 menit” tambah Anna.

“Tak masalah” Orlando cukup santai, Anna membuka mobilnya menyimpan tas serta tumblernya mengambil jaket dan memakainya. Dalam perjalanan keduanya cukup banyak berbicara satu sama lain Orlando terkejut Anna pemilik studio yoga itu awalnya ia berpikir Anna baru mengikuti kelasnya.

Anna merasa cukup menyenangkan berbicara denganya ia lebih santai dan mudah tertawa di bandingkan Rowan, setelah mengantar Orlando Anna segera pulang.

......................

Hari-hari berlalu seperti biasa bagi Rowan dan Anna, keduanya tetap nampak harmonis dan romantis Rowan tidak pernah bertanya lagi mengenai keinginannya untuk memiliki anak bersama Anna.

Namun Anna kini lebih sering bertemu dengan Orlando di bar bersama Lucy, mereka sudah lebih dekat dari sekedar pelanggan dan pemilik bar.

Suatu hari, Anna dan Lucy akan makan malam bersama untuk merayakan pertunangan Lucy dengan kekasihnya mereka akan bertemu di studio Anna.

Anna menunggu di studionya karena ia akan menyelesaikan beberapa hal di sana, dengan gaun merah wine cukup terbuka memperlihatkan punggung indahnya. Handphonenya bergetar telpon masuk dari Lucy.

“Annnaaaaaaa!!!” Lucy dengan sedih.

“Ada apa?” tanya Anna mendengar suaranya.

“Rubah merah sialan menyerang Winter kuuu..” terdengar tangisnya.

“Winter baik-baik saja?” Anna tahu Lucy sangat menyayangi kucingnya itu.

“Kami akan segera ke klinik, jadi maafkan ku Anna makan malam kita batal” jelas Lucy dengan menyesal.

“Baiklah, itu baik-baik saja. Cepat pergi!! Mungkin rubah itu membawa penyakit bersamanya” Anna memperingati Lucy.

“Akh!! Itu benar, Maafkan ku Anna”

“Bye-bye, Love u!!” panggilan pun berakhir, Anna menghela napas dan menggelengkan kepalanya merapihkan tasnya bersiap pergi.

Saat menuruni tangga, langit sudah gelap cahaya lampu menerangi jalanan kota.

“Senorita.., selamat malam” Orlando muncul menyapanya ia terpukau melihat penampilan Anna saat ini dengan gaun merah wine sangat mencolok dengan kulit porselin di tambah riasan wajah lembut serta mata birunya yg indah, Anna tersenyum padanya dan menghampiri Orlando.

“Akan keluar dengan seseorang?” tanya Orlando memasukan tangannya ke dalam saku.

“Awalnya, winter anjing Lucy di serang rubah liar. Jadi mereka akan pergi untuk melihatnya” Anna menghela napas dan memutar matanya.

“Mau mencoba bir baru di bar?” Orlando mengajaknya.

“Bar tutup hari ini?” tanya Anna dengan heran.

“Yaa, stok baru bir dan beberapa wine baru datang jadi aku sedang mempersiapkannya” jelasnya.

“Baiklah, aku akan membantu merapihkannya” Anna tertarik untuk minum bir dengan Orlando. Keduanya segera berjalan menuju bar yang tak jauh dari studio Anna.

Di dalam bar memang terdapat beberapa kotak kayu, Anna meletakan tas dan jaketnya di kursi dan mulai membantu Orlando menyusun botol-botol itu. Saat mereka bersebelahan, Orlando dapat dengan jelas melihat punggung Anna yang indah.

“Terimakasih, kau sangat membantu ku. Saatnya kita minum!!!” Orlando menuangkan wine pada dua gelas, keduanya minum bersama hingga mabuk dan membicarakan berbagai hal.

“Anna, kau benar-benar wanita yang cantik” ujar Orlando.

“Aku sudah menikah” Anna menunjukan tanganya.

“Dengan pria yang sangat lurus” tambahnya dengan kesal. Orlando menatap dengan dalam dengan senyuman misterius ia menuangkan kembali wine pada gelas Anna dan mendekat.

“Aku juga sudah menikah, namun dia koma selama bertahun-tahun” berbicara cukup dekat Anna, Anna pun melirik padanya keduanya saling menatap cukup lama menebak isi kepala masing-masing.

“Ingin mencoba hal baru?” Orlando berbicara lembut dan dalam mengelus pundak putih Anna dengan sentuhan yang menggodanya, Anna terdiam ia tidak menjawab namun tidak menolak sentuhan itu.

“Kau pasti selalu memintanya terlebih dahulu, namun dia tidak belajar bukan?” tangan Orlando memainkan rambur Anna kemudian menyentuh lehernya, Anna memejamkan matanya.

“Bukankah itu melelahkan?” ia mencium pundak dan leher Anna, Anna merasakaan sensasi panas dan menggoda di lehernya pikiranya menjadi kacau napasnya makin berat.

“Hanya satu malam, jadilah dirimu” ia berbisik dan mengigit telingan Anna.

“Satu malam” Anna membalikan tubuhnya menatap bibir Orlando dan sangat menginginkannya saat ini.

“Tentu saja” Orlando mengelus wajah dan bibir Anna, Anna segera memeluknya dan menciumnya Orlando tersenyum ia membalas ciuman itu, keduanya segera jatuh dalam permainan yang membara bagaikan kobaran api di tengah perkemahan.

......................

Rowan di rumah tengah makan malam menatap ke arah jam yang menunjukan pukul 10 malam dan Anna belum kembali, ia melihat layar handponenya menatap kontak Anna namun tidak ada pesan darinya.

“Dia pulang terlambat?”

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!