Bab 2

Keluarga adalah rasa bahagia yang tidak akan pernah sirna, tempat ternyaman dalam berbagi kisah duka maupun tawa. Ada banyak keluarga yang mengalami keharmonisan dan juga kehancuran, begitu pula dengan Sally Purnama, wanita berumur 28 tahun itu tidak pernah mengenal sosok Ibunya sendiri, dia hanya mengenal nama Ibunya yang bernama Rosa Hermawan. Ibu kandungnya harus meninggal saat melahirkan Sally. Saat ini Sally tinggal bersama Ibu sambungnya Indri dan Ayahnya Surya, seorang Dokter bedah ternama.

Sally terus memandangi Ayah dan Ibunya yang masih asyik menonton televisi. Hari ini, hari Minggu, keluarga Sally termasuk Sally sendiri libur dari kerjaannya. Suasana keluarga mereka cukup harmonis. Sally mendekati Ayah dan Ibunya yang sedang menonton.

"Nonton acara apa?" Tanya Sally pada Ayahnya Surya.

"Nontoh film tentang kedokteran. Ayah masih kecewa sama kamu Sa, karena kamu enggak mau jadi Dokter." Kata Surya memandang Sally dengan tampang kecewa.

"Ayah, udah berapa kali Asa bilang, Asa enggak mau jadi Dokter!" Sally sedikit meninggikan suaranya. Dia kesal dengan Ayahnya, yang selalu membahas hal yang jelas-jelas tidak Sally inginkan. Tapi, Ayahnya tidak pernah mengerti apa yang dirasakan oleh Sally.

"Udah, jangan ribut, kamu juga Mas, biar Asa tentuin sendiri masa depannya mau bagaimana." Indri mencairkan keadaan karena takut nanti akan terjadi keributan seperti yang sudah-sudah.

Sally yang sudah kesal langsung berlari ke halaman belakang rumah. Dia menatap kosong pepohonan yang rindang. Wanita itu memikirkan masa lalunya, saat pertama kali bertemu dengan Indri sebagai guru lesnya dan bagaimana dia jatuh cinta dengan Omnya sendiri.

"Hallo, Sally ya?" Tanya Indri yang sudah duduk di hadapan Sally.

"Iya." Jawab Sally seadanya sambil melihat Indri dari atas sampai bawah.

"Perkenalkan, saya Indriani Gumilar, saya guru les baru kamu." Kata Indri tersenyum tulus di hadapan Sally. Sally langsung tersentuh dengan senyuman yang diberikan Indri.

"Panggil aku, Asa, ya?" Kata Sally. Dia tidak pernah merasakan sosok Ibu dalam hidupnya. Di mata Sally, Indri adalah seorang yang hangat dan bisa diajak bicara.

"Oke Asa, jadi kita mulai belajarnya ya." Indri mencubit pelan pipi Sally.

Setelah beberapa lama bersama, Indri dan Sally menjadi akrab. Mereka berdua sudah seperti Ibu dan anak. Sally sangat menyukai Indri, wanita itu terus menyuruh Indri agar menikah dengan Ayahnya yang seorang Dokter bedah. Sally tahu, Ayahnya juga menyukai Indri. Makanya Sally sangat yakin agar Indri dan Ayahnya segera menikah.

Setelah pernikahan Indri dan Surya, adik dari Indri sering bermain di rumah mereka. Namanya, Jaka Gumilar, dia adalah seorang mahasiswa kedokteran di Universitas yang ada di Malaysia. Pria itu juga ingin menjadi seorang Dokter bedah seperti Ayahnya Sally. Sally memanggilnya dengan sebutan Om, karena dia adik dari Indri.

Sally diam-diam menyukai Jaka, Omnya sendiri. Tapi dia tidak pernah memberitahu perasaannya kepada Jaka.

"Sally, mau apa?" Tanya Jaka yang sedang menyantap makanannya di meja makan.

"Ehm.... Ini, Asa mau ambil makan." Kata Asa gelagapan.

"Hahaha, Asa kamu manis banget. Mau aku ambilin?" Jaka menggoda Sally yang sudah salah tingkah.

"Enggak usah, Asa bisa sendiri." Sally mempercepat gerakannya, dan di tertawakan oleh Jaka.

"Jaka, anak aku jangan di godain terus." Indri memanyunkan bibirnya ke arah Jaka.

"Bercanda doang Kak."

"Asa, are you okay?" Indri menepuk pundak Sally yang sedari tadi sedang melamun melihat pepohonan.

"Aku enggak apa-apa." Jawab Sally tersadar dari lamunannya akan masa lalunya.

"Lagi mikirin apa anakku?" Tanya Indri sembari membelai rambut anaknya itu lembut.

"Aku keinget masa lalu, he he." Sally tersenyum getir.

"Udah, omongan Ayahmu enggak usah dipikirin, sekarang makan Yuk. Nanti keburu dingin." Indri mengajak Sally untuk makan siang.

*****

Gena Febrian, seorang Kepala di perusahaan teknologi di Indonesia. Tinggi badannya 185 cm, tubuhnya kurus dan memiliki warna kulit kuning langsat. Sebelum dia sampai di titik ini, dia pernah di titik terendah di hidupnya. Dia hidup di keluarga Santoso. Keluarga kandungnya tidak ada, dia hanya memiliki Ayah tiri dan saudara-saudara dari keluarga Ayahnya.

Gena di gemari banyak wanita di kantornya, karena keramahannya dan juga kepeduliannya terhadap karyawan. Dia juga adalah sesosok pemimpin yang sangat dibangga-banggakan oleh perusahaannya.

Pria itu memandangi jendela di ruangan kerjanya. Pikirannya terus menerus mengingat kejadian di masa lalu, saat dia masih berada di titik terendah dalam hidupnya. Dia tersenyum getir mengingat kejadian itu, hatinya masih sangat sakit, padahal sudah sepuluh tahun lalu, tapi kenapa rasanya masih sakit?

Gena memiliki masa lalu yang sedikit suram, dia ditinggalkan oleh seorang kekasih yang dia cinta dan ingin ia nikahi, tapi kekasihnya menolaknya. Saat ini Gena memiliki tunangan. Tunangannya adalah anak perempuan dari Ayahnya yang bernama Fera Santoso. Pria itu tidak mencintai tunangannya itu.

Jika saja dulu Gena menikah dengan kekasihnya, mungkin dia tidak akan sampai di titik ini.

Dulu Gena harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan apa yang dia mau. Gena pernah kabur dari kediaman Santoso untuk mengejar kekasihnya. Gena tidak di perbolehkan Ayah angkatnya untuk menikahi kekasihnya, karena Ayahnya ingin dia bertunangan dengan Fera.

"Aku mohon, aku mau menikahimu Indri." Kata Gena dengan raut wajah sedih.

"Aku enggak bisa Gen, kamu enggak punya apa-apa, aku harus pergi untuk membiayai adikku."

"Aku bersumpah akan membuat kamu menyesal Indri!" Gena benar-benar marah dan kesal. Pria itu berjanji akan membuat keluarga Indri hancur.

Jika di ingat-ingat masa lalu Gena sangat suram.

Santoso selalu menyuruh Gena untuk mengajari anak-anaknya. Mulai dari Ruly, dia anak yang harus di bimbing oleh Gena. Pria itu harus menurutinya agar dia bisa hidup tenang.

"Kalau kamu mau kesuksesan, bertunanganlah dengan Fera." Titah Santoso pada Gena.

"Baik, aku akan bertunangan dengan Fera." Mau tidak mau, Gena harus menuruti lagi kemauan Santoso, agar dia sukses dan bisa menghancurkan keluarga Indri, yang telah membuatnya sakit hati.

Sampai saat ini, Gena berhasil menjadi seorang Kepala di perusahaan teknologi yang ada di Indonesia.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!