Gaun, Gala dan Gosip

Gemerlap malam ibukota berpendar di balik kaca besar ballroom hotel bintang lima. Gala tahunan mode dan bisnis itu bukan sekedar ajang pamer kekayaan dan koneksi, ini medan pertempuran diam-diam antara nama besar, dan malam ini. Satu nama baru menjadi bisik-bisik, XANARA.

Xanara berdiri disudut ruangan, mengenakan gaun hitam satin dengan potongan leher asimetris yang ia rancang sendiri. Rambutnya di tata rapi, wajahnya tenang, tapi matanya tajam mengamati. Ia tak mencari perhatian, tapi perhatian tetap menemuinya. Beberapa kepala mulai berbisik, beberapa mata menoleh lebih dari sekali.

“Jangan lihat mereka, mereka seperti lalat kepanasan” Bisik Lucy di samping Xanara dengan menggenggam gelas samanye.

“Kalau aku tak ingin di perhatikan, kenapa aku pakai gaun ini ya?” Batin Xanara dengan mengangkat alis sinis.

“Kamu bilang ingin tahu rasanya berjalan diantara mereka-mereka yang dulu menolajk namamu masuk daftar undangan?” Ucap Lucy menyeringai.

“Ya, dan rasanya sedikit menyenangkan” Jawab Xanara dengan menyesap minumannya.

Dari ujung ruangan, suara kilatan kamera dan bisikan samar mulai menguat. Seorang pria masuk mengenakan setelan jas yang sangat familiar. Garis bahu, warna abu tuanya, potongan ramping di bagian pingang. Jas yang di pakainya adalah jas rancangan Xanara.

Itu adalah Harvey.

Bersama dengan tunangannya, Winny. Wajah sempurna, bibir merah, rambut di sanggul rapi seperti ballerina yang tidak pernah berkeringat.

Xanara hanya menatap dari jauh, menatap dengan tatapan dingin dan tenang. Tapi Lucy seperti biasa, dia bisa membaca yang tak terlihat.

“Kamu mendesain jas peia itu, lalu dia muncul di gala dengan wanita lain. Ini hampir seperti drama tapi tanpa soundtrack” Ucapnya kepada Xanara.

“Dia klien” jawab Xanara dengan menyipitkan mata.

“Dan kamu manusia, bukan manekin” Sahut Lucy.

Winny dan Harvey perlahan mendekat, senyum menyapa tamu lain, hingga akhirnya berdiri hanya beberapa Langkah dari tempat Xanara berdiri. Winny menatap Xanara dari kepala hingga kaki dengan ekspresi yang tak bisa dibaca.

“Kamu pasti desainer yang sempat Harvey ceritakan” Ucap Winny dengan suara ringan tapi tajam seperti pisau buah mahal.

“Saya hanya menjahitkan sesuatu yang sudah ada dalam kepalanya, tidak lebih” jawab Xanara dengan senyum tipis.

Harvey menoleh, tatapannya bertemu mata Xanara sesaat. Ada keheningan yang hanya mereka berdua yang paham. Tapi tidak cukup lama untuk membuat orang lain curiga, hanya sukup membuat jantung berdetak setengah detik lebih cepat.

Beberapa saat kemudian, Xanara dan Lucy kembali berdiri di sudut ruangan, mengamati sorotan kamera dan gerak-gerik para ‘pemilik dunia’.

“Nama kamu sudah menjadi bahan di meja sebelah Xa, katanya kamu bukan desainer biasa, ada cerita dibalik setiap jahitannya” Ucap Lucy/.

“Lalu gosipnya apa?” Tanya Xanara.

“Kamu tidak hanya menjahit lebih dari jas, tapi kamu menjahit luka orang lain termasuk luka mu sendiri” Jawab Lucy.

Xanara terdiam, ia menatap gaun yang dikenakannya. Tangannya sendiri yang membuatnya, setiap jahitan adalah keputusan. Dan malam ini, keputusannya itu membawanya kembali berdiri di tengah dunia yang dulu membuangnya, dengan kepala tegak.

Dan diantara lampu-lampu gantung kristal dan denting gelas samanye, satu hal semakin jelas, dunia ini mungkin penuh dengan gossip dan glamor. Tapi gaun ini, gaun ini miliknya, bukan untuk menyenangkan siapa pun, gaun ini adalah baju zirah.

Dari balik gelas anggurnya, Harvey memperhatikan wanita itu, Xanara. Gaunnya terlihat sederhana, tapi justru itu yang membuat terlihat mematikan. Ia tidak berusaha mencuri perhatian, tapi justru itu yang membuat matanya sulit berpaling.

XANARA HAZEL…

Nama itu berputar bisikan di dalam kepalanya. Ada sesuatu yang berubah mala mini, bukan pada dirinya, tapi cara melihatnya.

Ia bukan lagi sekedar desainer jenius yang membaca pikirannya melalui potongan jas. Ia adalah seorang yang mampu berjalan diantara predator sosial tanpa kehilangan identitasnya.

Kuat, tenang, dan berkelas. Dan tentunya Cantik, bukan cantik yang ingin disukai, tapi cantik yang tak meminta validasi siapapun.

“Kenapa aku baru sadar dia seperti ini” Pikir Harvey sambil mengalihkan pandangannya cepat-cepat saat Winny menoleh.

Tapi terlambat, wajah Xanara sudah tertanam dalam benaknya. Dan ia tahu, itu akan membekas lebih lama dari yang seharusnya.

Episodes
1 Rumah Yang Tak Pernah Ada
2 Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya
3 Pertemuan Pertama
4 Nama di Label, Luka di Hati
5 Gaun, Gala dan Gosip
6 Kain Yang Tak Pernah Dijahit
7 Sketsa dan Rahasia
8 Revisi Rasa
9 Benang Yang Tak Bisa Dijahit Dua Kali
10 Benang Yang Tertarik Diam-Diam
11 Sketsa Yang Tak Pernah Diminta
12 Bisik-bisik Dibalik Manekin
13 Suara Diujung Malam
14 Sentuhan Yang Semakin Terbiasa
15 Memohon Diambang Pintu
16 Malam Yang Tidak Berhenti Di Kata-kata
17 Tak Ada Lagi Abu-abu
18 Kebenaran Dibawah Sorotan
19 Kejutan Diujung Panggilan
20 Rencana Yang Tidak Di Rencanakan
21 Dibalik Pintu Yang Tertutup
22 Permainan Pertama
23 Benang Halus Jebakan
24 Broken Pawns
25 Checkmate
26 Tatapan Yang Terlalu Lama
27 Tamu Yang Tak Diundang
28 Langkah Diam-diam
29 Malam Yang Tidak Direncana
30 Penolakan Yang Membakar
31 Garis Pertahanan
32 Riak Yang Mengguncang
33 Pandangan Yang Membakar
34 Jawaban Dibawah Lampu Kota
35 Api Yang Membakar Balik
36 Diam Bukan Berarti Mati
37 Bidak Yang Bergerak Diam-diam
38 Rahasia Tersimpan
39 Menghilang Tanpa Jejak
40 Jejak Yang Terhapus
41 Jejak Yang Terkaburkan
42 Rindu Yang Tertahan
43 Kehidupan Yang Damai
44 Tangan Yang Tak Mau Lepas
45 Janji Dibawah Cahaya Lilin
46 Awal Persiapan
47 Malam Yang Diuji
48 Janji Di Altar
49 Malam Pertama
50 Sorotan Media
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Rumah Yang Tak Pernah Ada
2
Kembali Ke Tanah Yang Dulu Membuangnya
3
Pertemuan Pertama
4
Nama di Label, Luka di Hati
5
Gaun, Gala dan Gosip
6
Kain Yang Tak Pernah Dijahit
7
Sketsa dan Rahasia
8
Revisi Rasa
9
Benang Yang Tak Bisa Dijahit Dua Kali
10
Benang Yang Tertarik Diam-Diam
11
Sketsa Yang Tak Pernah Diminta
12
Bisik-bisik Dibalik Manekin
13
Suara Diujung Malam
14
Sentuhan Yang Semakin Terbiasa
15
Memohon Diambang Pintu
16
Malam Yang Tidak Berhenti Di Kata-kata
17
Tak Ada Lagi Abu-abu
18
Kebenaran Dibawah Sorotan
19
Kejutan Diujung Panggilan
20
Rencana Yang Tidak Di Rencanakan
21
Dibalik Pintu Yang Tertutup
22
Permainan Pertama
23
Benang Halus Jebakan
24
Broken Pawns
25
Checkmate
26
Tatapan Yang Terlalu Lama
27
Tamu Yang Tak Diundang
28
Langkah Diam-diam
29
Malam Yang Tidak Direncana
30
Penolakan Yang Membakar
31
Garis Pertahanan
32
Riak Yang Mengguncang
33
Pandangan Yang Membakar
34
Jawaban Dibawah Lampu Kota
35
Api Yang Membakar Balik
36
Diam Bukan Berarti Mati
37
Bidak Yang Bergerak Diam-diam
38
Rahasia Tersimpan
39
Menghilang Tanpa Jejak
40
Jejak Yang Terhapus
41
Jejak Yang Terkaburkan
42
Rindu Yang Tertahan
43
Kehidupan Yang Damai
44
Tangan Yang Tak Mau Lepas
45
Janji Dibawah Cahaya Lilin
46
Awal Persiapan
47
Malam Yang Diuji
48
Janji Di Altar
49
Malam Pertama
50
Sorotan Media

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!