4. Nganterin Balik

Ting nong...

Eh tiba-tiba aja ada orang datang yang sama sekali nggak disangka-sangka.

Mereka benar-benar merasa kaget banget tiba-tiba aja orangnya sama sekali nggak diduga datang. Kirana merasa bingung banget kenapa tiba-tiba aja ada Inara di rumahnya Juanda? Dan ia pun menanyakan langsung ada apa nih kok tiba-tiba aja kayak begini? Tapi di sisi lain Kirana juga nggak bisa marah-marah karena dia bukan siapa-siapa bukan istri atau bukan keluarga jadi hanya sekedar bertanya biasa-biasa aja tapi terlihat dari wajahnya sama sekali enggak suka dan merasa kaget banget atas kehadiran Inara.

"Em tunggu ya sebentar aku terlebih dahulu jelaskan sama kamu kalau misalkan ini nggak ada hubungan apa-apa, kedatangan dia ke sini itu cuma hanya sekedar menjadi guru les aku aku juga nggak tahu sih kenapa tiba-tiba jadi ya disuruh untuk jadi guru les aku padahal kan aku tuh pindah pintar aja ya di sekolah."

"Guru les? Maksud kamu guru les apa yang ngajarin kamu berarti dia setiap hari dong untuk datang ke rumah?"

"Emang kenapa Kirana kok kamu kayak nggak suka gitu sih dia kan teman kamu juga sekelas?"

Mamanya Juanda emang dari dulu nggak suka atas kehadiran Kirana karena menurutnya kehadirannya itu membuat toxic dan menjadi hal yang negatif bagi Juanda. "Enggak kok, enggak kenapa-napa."

Juanda merasa gak suka sekali sih dengan sikap ketus dari sang mama. "Ada apa kok Mama ngomong kayak begitu sih? Kirana kan cuma sekedar nanya doang kenapa kayak gak suka gitu sih."

Mama tak mau bicara apapun dan beliau pun seakan biasa aja tapi tanggapan dari Juanda aja yang terkesannya begitu sangat berlebihan padahal biasa-biasa aja.

"Em, kamu jangan percaya ya sama ucapan-ucapan yang kalau misalkan suatu saat ada yang bilang aku deket sama si A si b pokoknya aku tuh maunya sama kamu doang catat tuh aku di sini nih ngomong sama mereka."

"Juanda maksud kamu apa tiba-tiba aja ngomong kayak begitu kamu tuh masih panjang banget perjalanan hidup kamu, kamu harus bisa memikirkan masa depan kamu kamu tuh masih muda ngapain kamu memikirkan sesuatu hal yang gak jelas?"

"Gak jelas bagaimana sih Mah aku tuh dari dulu nggak pernah ya jadi anak yang membangkang atau kayak gimana cuma bandel doang di sekolah cuma itu doang kok nggak ada sesuatu hal yang gimana-gimana kok lagi pula aku kan remaja jadi aku boleh dong deket sama cewek terus juga pengen happy-happy aku tuh pengen menikmati masa muda kok nggak mau kalau misalkan gimana-gimana!"

Mama hanya bisa menarik nafas sejenak keinginannya adalah pengen Juanda berubah dan mendapatkan nilai yang terbaik apalagi udah kelas 12 jadi nggak usah memikirkan sesuatu hal yang aneh-aneh lagi.

Kalaupun pengen deket sama cewek yang paling penting itu dipikirkan adalah nggak usah terlalu dekat karena perempuan yang ada di hadapannya sekarang ini adalah perempuan yang gak disukai oleh mama karena ia merasa dan perempuan yang ini adalah bukan perempuan yang baik yang bisa memberikan aura yang positif.

"Em gue curiga deh jangan-jangan mamanya Juanda suka lagi sama Inara? Apa nih yang harus gue lakukan?" batin Kirana dalam hati yang udah ketar-ketir banget tapi ya berusaha untuk tetap santai karena ia merasa dirinya lebih unggul dari pada Inara.

Mama menyuruh Inara langsung mengajarkan Juanda dan mama pun membawa Kirana sedikit tapi jauh dari mereka ada sesuatu hal yang sangat penting yang pengen dibicarakan secara langsung.

"Kirana Tante boleh minta permohonan nggak sama kamu tapi Tante harap kamu nggak usah berpikiran yang aneh-aneh dan Tante pengen tersinggung ya dengan apa yang pengen bicarakan ini sama kamu mudah-mudahan kamu mengerti dan paham."

"Iya Tante," jawabnya yang tampak merasa ragu-ragu ada apa nih kok bisa-bisanya ada sesuatu yang belum jadi berduaan saja pasti sesuatu hal yang sangat rahasia sekali.

"Tante harap kamu bisa menjauhi Juanda soalnya dia tuh pengen belajar fokus, saling berdua nggak ada hubungan apa-apa kan satu sama lain?"

Ternyata benar dugaan dari Kirana kalau misalkan mamanya Juanda nggak suka atas kedekatan mereka berdua. Tapi Kirana berpura-pura untuk bodoh yang menanyakan kenapa nggak boleh kan ibaratnya tidak pernah memberikan aura negatif.

"Hem aku tuh cuma sekedar sebatas teman lagi dekat aja pada sesuatu hal ya aku lakukan kayak gimana."

Mamanya Juanda seketika langsung memegang pundaknya mengatakan kalau misalkan alangkah baiknya berteman terlebih dahulu dan menjaga jarak apalagi mereka akan ibaratnya sebentar lagi bakalan lulus jadi harus mempersiapkan dengan baik dan benar agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal karena penyelesaian itu bukan perkara yang sangat mudah.

"Tante kamu mengerti dan pahami dengan apa yang Tante bicarakan sama kamu ini kamu jangan tersinggung atau jangan marah mudah-mudahan aja semuanya bakalan baik-baik aja dan mudah-mudahan aja kalian lulus."

Dan mereka pun kembali ke ruang tamu melihat Inara begitu sangat benar-benar mengajarkan Juanda seperti guru yang udah berpengalaman. Padahal sama sekali nggak ada pengalaman dan ini adalah pertama kalinya.

"Tante aku boleh nggak minjem payung soalnya tadi ke sini tuh naik ojek online jadi aku pinjam payungnya nanti aku kembaliin kok soalnya kebasahan kalau misalkan gak pakai payung."

"Enggak, kamu jangan pulang bawa payung soalnya nanti capek bakalan pulang ke rumah kamu lebih baik Juanda aja nganterin kamu ya, lagi pula kan ada mobil nanti kalau misalkan kamu kenapa-napa di jalan apalagi hujan kayak begini takutnya nanti kenapa-napa?"

"Loh, kenapa harus aku sih nganterin dia pulang ke rumah? Emangnya dia nggak bisa pulang sendiri lagi pula dia tuh tahu arah dan tujuan dan udah besar juga ngapain sih kita kayak ngelarang-larang dia untuk jalan kaki kan jalan kaki itu menyehatkan tahu nggak sih?"

Juanda tetap gagah untuk tidak mengantarkan Inara dan ia sama sekali nggak masalah sih kalau misalkan nggak diantarkan pulang ke rumah yang paling penting pinjam payung untuk sampai ke rumah.

Art pun mengambilkan payung yang ada di dapur yang cukup lumayan besar Inara pun mengatakan kalau misalkan ia akan mengembalikan payung ini besok. "Kalau gitu aku permisi untuk pulang dulu ya Tante nanti aku kembaliin payungnya,"

Inara pun berpamitan untuk pulang ke rumah. Hujan begitu masih lebat tapi tidak selebat yang tadi berharap nggak terjadi apa-apa dan berharap selama sampai di tujuan.

Mama nggak suka banget dengan sikap Juanda yang seperti itu seharusnya mengantarkan pulang ke rumah apalagi teman sekolah sendiri loh begitu sangat nggak baiknya dalam kelakuan kayak begini.

"Kamu buruan ambil kunci mobil ayo buruan kejar dia dia nggak jauh kok dari sini, kamu nggak boleh kayak gitu anterin sia kasihan tahu dia tuh jauh-jauh ke sini untuk ngajarin kamu untuk kamu pintar kamu kenapa malah kayak begitu sih nggak boleh tahu kayak begitu?"

Dengan panjang kali lebar akhirnya Juanda pun mau dan meminta izin kepada Kirana untuk mengantarkan Inara pulang ke rumah.

"Kamu nggak marah kan kalau misalkan Juanda nganterin Inara pulang ke rumah?" jawab mamanya Juanda.

Suara klakson terdengar begitu sangat nyaring langkah kaki Inara pun langsung terhenti melihat ke arah belakang ternyata ada mobil Juanda dan Juanda pun membuka jendela mobil mengatakan kalau misalkan harus segera masuk ke dalam mobil.

"Ayo buruan lama banget sih ayo buruan gue bakal nganterin lo nih pulang ke rumah lo, lo jangan kegeer-an gue cuma disuruh sama nyokap gue untuk nganterin lo jadi ya udah deh gue anterin lo!"

Inara menutup payung lalu ia segera masuk ke dalam mobil dengan baju yang setengah basah.

"Gue sama sekali nggak suka nih kalau misalkan drama-drama nggak jelas kayak begini makanya gue tuh males banget,"

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!