Bab 2

Maura dan Lili masih saling bertelephonan

"Bagaimana kamu tahu tempat yang ada lowongan kerjanya nggak? "

"Sebenarnya aku tahu ada satu tempat yang menerima lowongan kerja untuk perempuan, karena tanpa sengaja aku membaca tulisan lowongan di pintu masukknya, tapi aku tidak tega bila kamu harus bekerja disana! "

"Ayolah Lili tolong! Aku butuh untuk membayar uang kuliah dan untuk kehidupanku sehari - hari. Aku sudah cerita kan aku diusir dari rumah oleh ibu tiriku! "

Maura mencoba memelas pada sahabatnya itu. Setelah Lili berpikir sejenak, akhirnya Lili memutuskan mengajak Maura untuk ketemuan. Lili menyuruh Maura berpakaian rapi dan menyiapkan Surat Lamaran Kerjanya. Selanjutnya Maura dan Lili bertemu pukul tujuh di tempat yang sudah di janjikan. Saat Lili mengajaknya ke tempat hiburan malam, Maura menjadi sedikit takut.

"Lili kenapa kamu mengajakku ke tempat seperti ini? Katamu kamu akan mengantarku ke tempat yang ada lowongan kerjanya? "

Lili hanya diam saja mendapat banyak pertanyaan dari Maura. Tapi setelah mereka berdua sampai di depan pintu. Lili pun menunjukkan tulisan lowongan itu pada Maura.

"Kan aku tadi sudah bilang sama kamu. Aku tidak tega mengajak kamu disini, tapi kamu terus maksa aku! "

Maura bingung ketika akan memutuskan dia bekerja di tempat itu atau tidak. Saat dia sedang ragu hendak memutuskan. Tiba - tiba ada seorang sekuriti yang keluar dari balik pintu itu. Sekuriti itu melihat

ke arah Maura yang membawa Surat Lamaran di tangannya.

"Oh nona mau melamar kerja di sini? Silahkan masuk! Saya akan mengantar nona menemui pemilik tempat hiburan ini"

Mau tak mau, Maura akhirnya mengikuti sekuriti itu. Lili juga mengantar Maura masuk kedalam. Setelah sampai di kantor tempat hiburan malam itu. Sekuriti itu menyuruh Maura masuk ke dalam ruang kantor tersebut. Setelah masuk ruang kantor itu. Ada seorang pria dengan perawakan tinggi besar menatap tajam ke arah Maura. Maura yang mendapat tatapan itu, ada sedikit rasa takut di hatinya.

"Kamu mau bekerja disini. Berikan Surat Lamaran Kerja yang kamu bawa itu! " kata Pria itu.

Dengan ragu - ragu Maura menyerahkan Surat Lamaran Kerja yang tadi dibawanya pada pria itu. Pria pemilik tempat hiburan malam itu langsung membuka amplop coklat itu dan membacanya.

"Karena kamu pernah bekerja menjadi pelayan cafe, kamu tentu tidak kesulitan menjadi pelayan di tempat hiburan ini juga. Karena pekerjaannya hampir sama, yaitu mengantar makanan dan minuman yang di pesan pelanggan. Kamu bisa kerja mulai hari ini. Ini seragam kerjamu!"

Pria pemilik tempat hiburan malam itu memberikan seragam kerja pada Maura. Maura mengambil seragam kerja yang diberikan pria itu. Maura lalu keluar ruangan dan hendak berganti seragam. Dia melihat Lili yang masih menunggu di luar ruangan tempat Maura tadi masuk.

"Bagaimana Maura, apa kamu jadi bekerja di tempat ini atau tidak? "

Maura menunjukkan seragam kerja yang tadi di berikan padanya. Akhirnya Lili mengerti meskipun Maura tidak menjawabnya.

"Baiklah aku pulang, hati - hati dalam bekerja! "

Lili pun pergi meninggalkan Maura, sedangkan Maura pergi ke toilet untuk berganti baju. Maura tadi sempat melihat juga pelayan yang memakai seragam yang sama dengan yang dia bawa. Seragamnya berbentuk rok tidak terlalu terbuka tapi menurut Maura seragam ini agak terlalu pendek untuknya. Tapi Maura sangat terpaksa, dia membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya dan lain - lain.

Maura sekarang harus mulai membiasakan diri dengan suara musik yang keras. Ternyata semakin malam, tempat hiburan malam itu semakin ramai. Para muda - mudi dan dewasa berjoget mengikuti alunan musik yang ada. Tapi ada juga yang hanya duduk menikmati minum dan sekedar melihat suasana. Walaupun tempat hiburan malam ini juga menyediakan air mineral dan jus. Tapi kebanyakan pengunjung memilih membeli minuman yang beralkohol.

Di tempat keramaian itu, kadang ada tangan pengunjung yang nakal yang ingin menggoda dan menjamah tubuh Maura. Apalagi Maura memang memiliki tinggi tubuh dan berat badan yang ideal, bahkan wajah cantik dan kulit putih alami. Itulah mengapa teman di tempat dia bekerja dulu, ada yang iri padanya dan memfitnahnya. Akhirnya dia berhasil menjebaknya. Saat itu Maura tidak memiliki cukup bukti kalau dia tidak bersalah. Akhirnya dia di keluarkan dari tempat kerjanya.

Di rumah pun, adik tirinya selalu berusaha mencari gara - gara dengannya, karena setiap teman laki - laki yang di miliki adik tirinya pasti jatuh hati pada Maura dan membandingkan kecantikan mereka berdua. Itulah mengapa Maura dilarang keluar, jika ada teman adik tirinya datang ke rumah.

Sekarang Maura berusaha menjaga dirinya, agar dia tidak terkena masalah kembali, apalagi bermasalah dengan pengunjungnya. Untunglah hari pertama dia bekerja, tidak ada masalah dengan pengunjungnya. Meskipun kadang dia berdesakan dengan pengunjung ketika mengantar pesanan makanan dan minuman pada pelanggan.

"Ah syukurlah hari pertamaku bekerja tidak ada masalah yang berarti. Tapi bagaimana bila ada temanku kuliah atau adik tiriku melihatku bekerja di tempat ini, apa mereka akan menghinaku dan bahkan kembali mencari gara - gara denganku?"

Ada sedikit ketakutan di hati Maura memikirkan hal itu.

Setelah mengganti bajunya Maura pun hendak pulang ke tempat kosnya. Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Hari masih terlihat gelap. Jalanan pun sangat sepi. Ada sedikit rasa takut di hatinya ketika melewati jalan itu sendirian. Walaupun dia mengendarai motor buntutnya. Maura melajukan motornya dengan kencang di jalan sepi itu. Ketika Maura hendak masuk gang tempat kosnya dia terpaksa turun dari motornya. Ternyata hal yang di takutinya muncul. Saat Maura turun dari motornya ada gerombolan pemuda yang berjumlah lima orang juga turun dari motor mereka.

"Hai cantik sendirian saja, Abang ganteng temani yaa..!" salah satu dari mereka berbicara.

"Atau cantik mau menemani abang. Nanti akan abang bawa ke surga dunia. Suit.. suit.. suit... " teman yang lainnya menimpali.

Maura semakin ketakutan, dia berjalan lebih cepat lagi. Lima orang pemuda itu juga tidak tinggal diam. Mereka menarik tangan Maura.

"Lepaskan jangan ganggu aku, tolooong! "

Untunglah teriakan minta tolong Maura didengar oleh penjaga keamanan yang berkeliling di daerah itu, sebelum gerombolan pemuda itu berbuat yang lebih jauh lagi pada Maura.

Karena melihat ada petugas keamanan yang datang. Para gerombolan pemuda itu kemudian melarikan diri.

"Non tidak apa - apa? Hati - hati di daerah sini memang agak rawan. Kenapa non sendirian saja? "

"Terima kasih pak, saya baru pulang kerja. Ini hari pertama kerja dan pertama juga kos di daerah ini"

Setelah petugas keamanan itu pergi, Maura berjalan sambil menuntun sepedanya menuju tempat kosnya. Sungguh hati Maura sangat tidak karuan. Dia tidak pernah membayangkan bagaimana bila petugas keamanan tadi tidak datang menolongnya. Maura sudah memasukkan motornya ditempat yang sudah disediakan. Setelah itu Maura masuk ke dalam kamarnya. Pikiran Maura masih di selimuti ketakutan, karena itu dia tetap tak bisa memejamkan matanya, walaupun tubuhnya terasa lelah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!