Belcia menatap bayi cantik yang baru saja memanggilnya Mama, dia tersenyum canggung karena merasa bahwa pria yang ada di depannya ini tidak senang. Untuk itu Belcia menundukkan kepala, lalu menjalankan kembali kursi rodanya.
Bianca yang sedari tadi menunggu di luar langsung menghampiri. Namun ....
"Mama ... Mama ...." Celotehan itu terdengar lagi. Rambut Belcia yang bergelombang membentuk huruf S secara menyambung itu membuat Leticia menganggap bahwa Belcia adalah ibunya, hingga dia terus mengikuti arah gerak Belcia.
Belcia menoleh ke belakang. Bibirnya mungkin tersenyum karena merasa lucu dengan tingkah bayi cantik itu, tapi tatapannya sendu, hatinya pun terenyuh mengingat putrinya sendiri.
"Sayang, itu bukan Mama, Mama Cia ada di sana," tegas Jasper yang sudah melangkah menuju jenazah Maureen. Sesuai janjinya, dia akan membawa Leticia menemui ibunya untuk yang terakhir kali.
*
*
*
Ayah Ronan datang ke ruangan Belcia. Dia izin untuk masuk, tapi bukan untuk menjenguk menantunya yang sedang sakit dan berkabung. Melainkan ada hal lain, yang menurutnya lebih urgent.
"Aku ingin bicara denganmu Tuan Bizard," ucap Ayah Ronan, hanya ingin bicara empat mata.
"Apa?" tanya Bizard dengan satu alis terangkat.
"Ada sesuatu yang harus kita selesaikan bersama. Ini demi keselamatan anak-anak," ujarnya lagi dengan tatapan yang lebih serius.
Mendengar itu, Bizard berdecih pelan, lalu menatap ayah Ronan dengan tatapan tak percaya.
"Menantumu baru saja kecelakaan. Dia kehilangan bayinya, yakni cucumu. Tidak bisakah kamu bertanya tentang kondisinya terlebih dahulu. Kamu ingin membahas apa memangnya?" ketus Bizard dengan nada marah. Tak habis pikir dengan jalan pikiran ayah Ronan.
"Sayang, pelankan suaramu. Belcia butuh istirahat," sambar Bianca sambil mengusap punggung Bizard untuk mengingatkan suaminya.
"Maaf. Aku tahu kondisi Belcia saat ini tidak baik-baik saja, tapi ada yang lebih penting, Tuan Bizard. Ayo kita bicara di luar," ucap Ayah Ronan masih berusaha membujuk Bizard.
Bizard menghela nafas kasar. Dia menatap Belcia yang memunggunginya, meski wanita itu bilang mau tidur, dia yakin saat ini Belcia tak bisa memejamkan mata sedikit pun.
Akhirnya Bizard memimpin langkah, mereka keluar dari ruangan itu supaya pembicaraan mereka tak menganggu.
"Ada apa?" tanya Bizard lebih dulu sambil bertolak pinggang.
"Kamu tahu kan ini bukan murni kecelakaan. Mobil yang dikendarai Ronan tidak menunjukkan tanda-tanda rem blong atau apapun. Terlebih ada korban yang meninggal, artinya kedua anak kita bisa saja dituntut, Tuan Bizard. Kamu mau Belcia dipenjara?" papar Ayah Ronan yang sudah mendapatkan informasi dari anak buahnya. Untuk itu sesegera mungkin dia harus bertindak untuk menyelematkan nama baik keluarga.
Bizard mengerutkan keningnya. Mencerna apa yang baru saja dia dengar, dan menerka ke mana arah pembicaraan ini.
"Lalu maksudmu, Tuan Bliss?!"
Orang yang dipanggil tuan Bliss itu mencondongkan tubuhnya ke arah Bizard dan berbisik. "Kita harus bekerja sama menghilangkan barang bukti secepatnya. Jika tidak, keluarga Smith akan menuntut, karena yang meninggal adalah menantu di keluarga itu."
Deg!
*
*
*
"Ada apa, Pa? Apa yang dibicarakan ayah Ronan denganmu?" tanya Belcia saat Bizard baru saja masuk kembali. Raut wajah yang semula menegang, kini langsung berubah tersenyum.
"Tidak ada, Sayang. Jangan pikirkan apapun, karena yang paling penting kamu harus segera sembuh," jawab Bizard sambil mengelus rambut Belcia.
"Pokoknya aku ingin bercerai. Aku tidak mau kembali padanya, meski dia memohon seribu kali," ujar Belcia yang sudah bertekad untuk berpisah dengan Ronan. Tidak hanya soal selingkuh, tapi keegoisan dan sifat tidak mau mengalah Ronan benar-benar membuatnya lelah.
Bizard dan Bianca saling pandang. Meski sedih dan berat membicarakan tentang perpisahan ini, tapi akhirnya mereka menganggukkan kepala.
"Kami akan mengikuti apa maumu. Papa akan melindungi kamu selagi Papa bisa," ujar Bizard, sebagai ayah yang menjadi cinta pertama putrinya dia juga akan melakukan segala cara.
Belcia meraih tangan ayah dan ibunya, menggenggam erat dan tersenyum. Namun, tiba-tiba ada yang terasa aneh, hangat dan lembab.
"Ada apa, Sayang?" tanya Bianca melihat wajah putrinya mengernyit.
Belcia menatap ke bagian dadanya. Bajunya sudah basah oleh ASI yang mulai keluar dengan sendirinya.
"Harusnya anakku meminumnya kan, Ma?" lirih Belcia dengan mata berkaca-kaca. Bianca tak bisa menjawab, yang bisa dia lakukan hanyalah memeluk putrinya untuk menenangkan.
****
Hari ini pemakaman Maureen dilangsungkan. Berulang kali Jasper tak bisa menahan air matanya, melihat secara langsung wanita yang dicintainya ditimbun oleh tanah. Sedangkan Leticia yang belum mengerti apa-apa berada dalam gendongan Lidya.
"Beristirahatlah dengan tenang, Sayang, aku akan datang ke sini setiap hari untuk menjengukmu. Dan akan aku cari apa penyebab dari semua yang terjadi, aku sangat mencintaimu, Maureen," ucap Jasper sambil mengusap figura foto yang bersandar di batu nisan istrinya.
Dia bangkit, meraih tubuh Leticia yang berjingkrak meminta digendong.
"Mam—ma!" panggilnya, yang membuat dada Jasper semakin sesak, dia memeluk tubuh mungil itu dan membawanya ke mobil. Mereka akan langsung pulang ke kediaman Smith.
Sesampainya di rumah Leticia langsung ditidurkan di kamarnya. Sedangkan Jasper ke ruang kerja dan memanggil asistennya. Di hari duka seperti ini pun, dia tak bisa bersantai karena dia harus cepat menemukan penyebab kecelakaan tersebut.
"Kau sudah mendapat informasi tentang kecelakaan istriku?" tanya Jasper sambil menatap Arsen.
Pria itu menganggukkan kepala. Informasi itu cukup mudah didapatkan, karena CCTV jalan yang dilalui Maureen berfungsi dengan baik. Arsen menyerahkan sebuah flashdisk kepada Jasper.
"Di sana ada salinan CCTV di jalan sekitar kampus. Yang asli sedang diperiksa oleh kepolisian. Jika mobil yang dikendarai oleh si penabrak ini terbukti tidak ada kerusakan, maka Anda bisa menuntutnya," jelas Arsen dengan gamblang. Karena kasus ini sedang diselidiki.
Arsen meremas flashdisk di tangannya. Tidak mungkin dia sanggup menonton kejadian itu dengan mata telanjangg.
"Kamu tahu siapa orang dibalik mobil itu?" tanya Jasper.
"Ronan Bliss, putra bungsu dari Tuan Bliss. Mereka adalah pengusaha properti di Jakarta. Hari itu dia bersama istrinya ...."
"Tidak peduli dia siapa. Sekuat apa keluarganya. Sendiri atau berdua. Jika terbukti bersalah, mereka harus bertanggung jawab!" tukas Jasper api kemarahan yang berkobar di matanya. Dia butuh keadilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Niͷg_Nσͷg🐼
Wahhh Jasper sudah mulai berkobar 🤭 tapi hati2 yaa Jasper.. takutnya kilatan api dalam dadamu, malah membakar hatimu 😁 Dan akhirnya Dari kejadian inilah belcia akan menjadi ibu susu leticia.
Langsung museumkan saja laki2 seperti Ronan, bukan hanya tentang selingkuhhh tapi laki2 seperti Ronan , tidak bisa di jadikan pasangan. sudah tahu salah, bukannya minta maaf malah cari pembenaran dan ceroboh...nggak mikirin keselamatan anak dan istrinya.
2025-08-02
7
Dien Elvina
Jasper sdh mulai beraksi..s Ronan gak akan bisa lari dari hukuman penjara .. apalagi menghilangkan barbuk keluarga Smith pasti cepat demi keadilan Maureen ..
2025-08-02
2
enur 🍀⚘
huaaaa sakit banget jadi Belcia ,di saat asi ny keluar,, tapi sang putri sudah tidak ada , dan aq pernah berada di posisi itu hiks hiks 🥺
2025-08-02
2