AKSARA 5

Berdebam dua kaki Saka menapak lantai gedung sekolah dengan irama cepat.

Semua orang yang dilewati menatap heran.

Arah yang dituju tidak kantin, perpus, atau toilet, Saka keluar melewati gerbang sekolah lalu berbelok ke sebuah gang kecil di samping gedung.

Kiri dan kanan gang terdiri dari dua tembok gedung yang sama tinggiーsatu gedung sekolah, lainnya gedung gym yang setahu Saka pemiliknya adalah seorang pria yang tidak lurus. Dia diberitahu Jono soal itu.

Persetan.

Tujuannya bukan itu!

Deru napas memburu menandakan langkah Saka sudah berakhir.

Rumah kosong yang diinformasikan Jono tepat ada di hadapannya.

Sebentar Saka mengeliling rumah dua lantai yang usang itu dengan mata almond yang berkilatan, lalu telinganya menangkap samar suara-suara dari dalam keheningan yang diantar riak angin di sekitaran.

Tanpa berpikir, anak ini mendekati pintu utama rumah lalu mendorongnya, tapi terkunci. Tidak ada handle, pintu itu ternyata tidak bisa dimanfaatkan sesuai guna.

Saka menilik ke lain arah seraya mendorong tungkai kakinya dengan gerak rusuh, lalu menemukan sebuah jendela yang daunnya sedikit terbuka di posisi sebelah kanan terhalang sebuah tiang. Kakinya yang cukup panjang meniti kusen lalu melompat berpegang bagian yang sama.

HAP!

Dia mendarat dengan sempurna karena tinggi jendela hanya kurang dari satu meter saja.ーCk!

Tidak butuh waktu lama untuk Saka menemukan titik pencariannya karena ukuran rumah juga tidak terlalu besar. Masih di lantai satu, ruangan belakang yang cukup seram jika ditapaki di malam hari.

Lebih dulu matanya mengintip, kemudian sungguh melebarkan mata. “Baim!” pekiknya berdesis.

Tanpa mencari cara yang lebih baik yang mungkin saja ada, Saka malah langsung nyelonong masuk begitu saja. “Im!” Pertama yang dia tuju langsung Ibrahim yang terpojok dengan wajah lebam, melewati sosok-sosok angkuh di sekeliling.

“Lu baik-baik aja, 'kan?”

Nahasnya Ibrahim. Merahnya darah terlukis di beberapa titik seperti pelipis, sejajar tulang pipi juga sudut bibirnya. Dua tangannya memegangi bagian perut. Dia sungguh dihajar habis.

“Elu ... kenapa ke sini?!” Ibrahim terperanjat, suaranya serak dan berat.

Saat itu .....

PROK! PROK! PROK!

“Waaah, daebak! Kita kedatangan siapa ini?!”

Saka yang berjongkok di depan Baim lekas tercuri pandang ke balik badan.

Andi Wiguna berjalan santai ke tengah-tengah sembari bertepuk tangan. Dua anggota lainnyaーMoncos dan Piang mengikuti dengan seringai dan tampang pongah mereka.

“Nganterin nyawa ni anak." Piang senang sekali.

“Kebetulan lu dateng,” kata Moncos. “Gua kesel banget sama lu gara-gara duit gocap kemaren! Rasanya pengin cabik muka lu yang bagus itu jadi rempeyek,” sambungnya sembari meregangkan otot-otot dua tangannya.

“Sak! Lu lari sana, Sak!” Ibrahim mendorong Saka dengan cemas setelah mendengar kalimat Moncos yang sudah pasti menjurus pada hal yang sama, yang dilakukan pada dirinya. “Cepet, Saka!”

Tapi Saka bergeming. Dari menatap satu per satu wajah Trio Kalajengking dengan sorot kelam, dia menoleh kembali ke muka Baim. “Maksud lu, gua yang udah kepalang liat lu bonyok kayak gini, pulang lagi gitu, Im?”

 Ibrahim melengak, terkejut dengan tanggapan itu, lalu setengah meneriaki, ”Lu lari dari sini, Saka! Jangan terlibat sama mereka!” Dia menangis.

Peringatan konyol Ibrahim disikapi tawa yang renyah oleh Trio Kalajengking dan para pengikutnya yang tersebar di beberapa titik ruangan itu.

Begitulah, Ibrahim dikerjai sembari jadi tontonan.

Tapi siapa Saka yang tidak takut langsung masuk begitu saja meski tahu jumlah mereka tidak hanya tiga. Atau anak itu memang berpikir tidak akan diapa-apakan?ーMana ada!

Dengan nada tanpa beban, Saka berkata pada Baim, “Emangnya kalo gua lari sekarang, mereka mau lepasin gua gitu aja, Im?”

Ibrahim tertegun, memikirkan itu tapi tidak menemukan jawaban bagus.

“Dari kemaren juga mereka udah nandai gua 'kan, Im?” Saka mengingatkan Baim pada coretan silang merah di kertas persegi kecil yang ditempel di kursinya kemarin.

Ibrahim terdiam, dia juga melihat coretan itu. Coretan yang berarti si anak sudah ditandai akan mendapat hukuman khusus dari geng sekolah yang sudah menyiksanya begini.

“HAHAHA!”

Moncos, Piang dan semua pengikutnya tertawa lagi, kecuali Andi Wiguna yang selalu hanya tersenyum kecut.

“Langsung sadar tu anak!” ujar Piang, girang bukan kepalang.

“Walopun aturannya kita gak boleh sikat anak baru sebelum waktu sebulan, tapi elu harus jadi pengecualian karena songong lu kebangetan!” Moncos menambah dengan kesalnya. “Lu setuju 'kan, Aw?” tanyanya pada Andi Wiguna.

Tapi malah Piang yang mengangguki, Andi tidak merespon selain lirikan mata yang misterius.

Sekarang mereka menatap Saka yang sepertinya sedang melakukan hal yang lebih bodoh. Anak itu sedang membantu Ibrahim berdiri.

“Buset, monyet mau kabur secara terang-terangan!” ujar Piang lalu dibalas gelak teman-temannya.

Ibrahim yang makin cemas dan takut terus meyakinkan Saka untuk kabur sebelum dihajar seperti dirinya. “Gua mohon lu tinggalin gua, Sak. Lu lari secepat yang lu bisa.”

“Kagak! Kita keluar sama-sama!” balas Saka, kukuh membopong Baim untuk keluar.

“Woaaa, salut ni anak baru!” Moncos maju mendekat, tapi tangan Andi Wiguna menahan pundaknya.

“Kenapa?" tanya Moncos seraya menoleh ke wajah Andi.

“Kita cabut aja! Dia cuma anak baru. Kasian, biarin keluar bawa cees-nya." Andi sok berbelas kasih.

“Tapi ni anak songong beneran, Aw!” Moncos tidak setuju.

“Gua bilang biarin!” ulang Andi, dengan tambahan oktaf suara.

Moncos mengalah dengan dengusan kasar.

Sekarang jelas jika Andi adalah ketua dari mereka. Ucapannya dituruti.

Saka dan Ibrahim melihat kepergian Trio Kalajengking menjauh.

Akan tetapi ....

Jelas tak akan semudah seperti yang diucapkan AW yang belas kasihan, geng yang berjumlah tiga atasan itu memang berlalu, tapi anak-anak buahnya tidak mengekor.

Kedipan Andi Wiguna di akhir, kode itu jelas dipahami Saka Aksara.

“Sebentar, gua bantu Baim ke tepi dulu," kata Saka, setenang kesiur angin.

Selain Ibrahim yang terkejut dengan nada kalimat itu, anak-anak buah Trio Kalajengking juga sama melengak.

Saka Aksara?

Cari bonyok!

Lalu setelah Baim sungguh sudah dibawa ke tepi, Saka meminta lebih dulu, “Lu madep belakang ya, Im. Jangan liatin gua.”

“Ta-tapi, Sakー”

Badan Baim langsung dibalik oleh Saka tanpa persetujuan. “Tetep kayak gini sampai mereka selesai.”

Ibrahim diam, lalu bergetar seluruh tubuhnya.

 “Tenang, Im. Gak akan lama kok.”

Tidak ada jawaban dari mulut Ibrahim. Hatinya sungguh sedang diacak sekarang. Dengan begini dia dan Saka akan keluar dalam keadaan sama-sama bonyok, pikirnya kalut.

“Jangan banyak drama lu!” Seruan salah satu anak menarik pandangan Saka pada mereka.

Satu per satu wajah disapunya dengan pandangan.

“Mending kita ke kelas yuk, bel uda bunyi dari tadi.”

Ajakan Saka ditanggapi gelak lagi dan lagi.

Well yeah, itu bukan cara yang bijak yang bisa diterima semudah memakan cilok kesukaannya. Jelas-jelas mau dihajar, malah ngocol.

“DASAR AUTIS!”

“BACOT LU!"

“UDAH HAJAR AJA!”

Ibrahim memejamkan mata rapat sekali, lalu menutup telinga. Tidak tega pada Saka yang akan dihajar habis sesaat lagi.

Suara-suara gaduh mulai terdengar dari balik punggung Ibrahim.

“ANJEENG! CEPET ABISIN DIA!”

Terpopuler

Comments

Be___Mei

Be___Mei

Saka oi, bisa nego begitu sama musuh??

2025-08-02

1

Be___Mei

Be___Mei

ya kaga lah! Hajar aja udah 😤😤

2025-08-02

1

Machan

Machan

pastilah, secara anak berandal gitu

2025-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 AKSARA 1
2 AKSARA 2
3 AKSARA 3
4 AKSARA 4
5 AKSARA 5
6 AKSARA 6
7 AKSARA 7
8 AKSARA 8
9 AKSARA 9
10 AKSARA 10
11 AKSARA 11
12 AKSARA 12
13 AKSARA 13
14 AKSARA 14
15 AKSARA 15
16 AKSARA 16
17 AKSARA 17
18 AKSARA 18
19 AKSARA 19
20 AKSARA 20
21 AKSARA 21
22 AKSARA 22
23 AKSARA 23
24 AKSARA 24
25 AKSARA 25
26 AKSARA 26
27 AKSARA 27
28 AKSARA 28
29 AKSARA 29
30 AKSARA 30
31 AKSARA 31
32 AKSARA 32
33 AKSARA 33
34 AKSARA 34
35 AKSARA 35
36 AKSARA 36
37 AKSARA 37
38 AKSARA 38
39 Aksara 39
40 AKSARA 40
41 AKSARA 41
42 AKSARA 42
43 AKSARA 43
44 AKSARA 44
45 AKSARA 45
46 AKSARA 46
47 AKSARA 47
48 AKSARA 48
49 AKSARA 49
50 AKSARA 50
51 AKSARA 51
52 AKSARA 52
53 AKSARA 53
54 AKSARA 54
55 AKSARA 55
56 AKSARA 56
57 AKSARA 57
58 AKSARA 58
59 AKSARA 59
60 AKSARA 60
61 AKSARA 61
62 AKSARA 62
63 AKSARA 63
64 AKSARA 64
65 AKSARA 65
66 AKSARA 66
67 AKSARA 67
68 AKSARA 68
69 AKSARA 69
70 AKSARA 70
71 AKSARA 71
72 AKSARA 72
73 AKSARA 73
74 AKSARA 74
75 AKSARA 75
76 AKSARA 76
77 AKSARA 77
78 AKSARA 78
79 AKSARA 79
80 AKSARA 80
81 AKSARA 81
82 AKSARA 82
83 AKSARA 83
84 AKSARA 84
85 AKSARA 85
86 AKSARA 86
87 AKSARA 87
88 AKSARA 88
89 AKSARA 89
90 AKSARA 90
91 AKSARA 91
92 AKSARA 92
93 AKSARA 93
94 AKSARA 94
95 AKSARA 95
96 AKSARA 96
97 AKSARA 97
98 AKSARA 98
99 AKSARA 99 ー (END)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
AKSARA 1
2
AKSARA 2
3
AKSARA 3
4
AKSARA 4
5
AKSARA 5
6
AKSARA 6
7
AKSARA 7
8
AKSARA 8
9
AKSARA 9
10
AKSARA 10
11
AKSARA 11
12
AKSARA 12
13
AKSARA 13
14
AKSARA 14
15
AKSARA 15
16
AKSARA 16
17
AKSARA 17
18
AKSARA 18
19
AKSARA 19
20
AKSARA 20
21
AKSARA 21
22
AKSARA 22
23
AKSARA 23
24
AKSARA 24
25
AKSARA 25
26
AKSARA 26
27
AKSARA 27
28
AKSARA 28
29
AKSARA 29
30
AKSARA 30
31
AKSARA 31
32
AKSARA 32
33
AKSARA 33
34
AKSARA 34
35
AKSARA 35
36
AKSARA 36
37
AKSARA 37
38
AKSARA 38
39
Aksara 39
40
AKSARA 40
41
AKSARA 41
42
AKSARA 42
43
AKSARA 43
44
AKSARA 44
45
AKSARA 45
46
AKSARA 46
47
AKSARA 47
48
AKSARA 48
49
AKSARA 49
50
AKSARA 50
51
AKSARA 51
52
AKSARA 52
53
AKSARA 53
54
AKSARA 54
55
AKSARA 55
56
AKSARA 56
57
AKSARA 57
58
AKSARA 58
59
AKSARA 59
60
AKSARA 60
61
AKSARA 61
62
AKSARA 62
63
AKSARA 63
64
AKSARA 64
65
AKSARA 65
66
AKSARA 66
67
AKSARA 67
68
AKSARA 68
69
AKSARA 69
70
AKSARA 70
71
AKSARA 71
72
AKSARA 72
73
AKSARA 73
74
AKSARA 74
75
AKSARA 75
76
AKSARA 76
77
AKSARA 77
78
AKSARA 78
79
AKSARA 79
80
AKSARA 80
81
AKSARA 81
82
AKSARA 82
83
AKSARA 83
84
AKSARA 84
85
AKSARA 85
86
AKSARA 86
87
AKSARA 87
88
AKSARA 88
89
AKSARA 89
90
AKSARA 90
91
AKSARA 91
92
AKSARA 92
93
AKSARA 93
94
AKSARA 94
95
AKSARA 95
96
AKSARA 96
97
AKSARA 97
98
AKSARA 98
99
AKSARA 99 ー (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!