Seorang pria tajam menatap ke arah Liora, bahkan setiap gerak gerik Liora semua di perhatikan.
Chaziel Bhima Bayanaka pria tampan bertubuh tinggi, tegap. Seorang ketua BEM di kampus itu.
Visual Bhima
Teman teman Bhima yang menyadari sorot mata temannya yang menajam pun ikut mengikuti arah mata Bhima.
“ itu kayaknya anak baru yang di bebasin dari ospek deh, sama dekan “ Reyshan salah satu teman Bhima.
“ buset… cakep bener “ Alzian pun ikut menyambung
“ bening banget bro… sumpah “ kaizel ikut menimpali
Tatapan mata yang dingin dan tajam, yang biasa orang orang liat seolah melunak mengikuti setiap langkah yang di ambil oleh Liora.
Iya, Bhima adalah seorang pria dingin yang dikenal oleh semua anak anak di kampusnya. Karna dari itu lah pihak kampus memilih dia menjadi ketua BEM di fakultasnya karna ketegasannya.
Walaupun tatapan matanya yang dingin serta tajam terhadap semua orang, tapi tetap saja. Perempuan perempuan di fakultasnya bahkan di seluruh kampus mengenal Bhima. Karna selain memiliki ketampanan . Bhima juga adalah sang pewaris tunggal kampus itu. Orang tuanya pemilik kampus itu warisan dari kakeknya. Bahkan dia juga menjalankan beberapa perusahaan ayahnya.
“ gue denger denger tu cewek udah nikah “ ucapan yang keluar dari mulut Rey membuat semua mata memandang nya. Terlebih lagi Bhima, dia langsung menatap tajam ke arah Rey.
“ yang bener lo “ tanya Zian
“ hm… mm… “ jawab Rey sambil mengangguk angguk mencomot keripik kentang dari tangan Kai
“ cckk… “ Kai menarik bungkus itu, tangan nya kesamping.
“ pelit lu, bangké “ sungut Rey
Tapi dari arah sebelah sini Zein mencomot karna tangan Kai yang membawa bungkus itu kesamping, tepat kearahnya.
Kai melotot ke arah Zein “ congor lo “ ucapnya
“ ealah tiban keripik kentang doang lu pelit anjir, gua bisa beli sama pabrik pabriknya “ oceh Zein
“ sono beli… napa mintak punya gua “ balas Kai
“ Bisa kita punya temen pelitnya kayak dia ya. Sat “ Rey mengompori Zein, dan Zein pun menganggukin
“ ni bocah kayak gak pernah ngerasain duit kita aja “ balas Zein.
Bhima yang melihat teman temannya berdebat karna hanya sebuah satu bungkus keripik kentang pun mulai jengah.
“ ekhm “ Bhima berdehem
Mereka menoleh serempak ke arah Bhima
“ lo tau dari mana “ tanya Bhima terhadap Rey
“ lo masih ngeraguin informa dari Rey, bro “ tanya Kai
“ kan lo tau anten anteknya Rey, gak kaleng kaleng “ imbuh Zein ( aku pakai zein, karna biar enak penyebutannya dari kata zian )
Sedangkan Rey hanya mengangguk angguk pelan “ hm…mm… kurang yakin apa lo sama gue? “ tanya Rey “ tapi tu bocah masih kecil cok umurnya, baru sembilan belas tahunan kalo gak salah “
“ keliatan sih “ Kai
Iya, umur Liora memang baru sembilan belas tahun. Karna Liora lulus SMA di usia tujuh belas tahun. Lebih cepat dari yang lainnya. Karna jika di bagian negara tempat tinggal Liora umur bukan lah patokan syarat masuk sekolah dasar.
Bhima hanya diam menyimak, sambing menyilangkan kaki.
Tanpa mereka duga ternyata Bhima berdiri dan berjalan ke arah Liora. Orang orang yang melihat Bhima melangkah, mendatangi perempuan yang baru terlihat di kampus itu pun seolah diam terpikat mengikuti arah langkah Bhima.
Biasanya, Bhima tidak pernah mendatangi orang secara langsung. Selalu jika ada urusan ataupun keperluan apapun itu, orang yang datang kepadanya. Entah menyuruh orang memanggilkannya ataupun orang itu datang sendiri kepadanya.
Tapi apa ini, Bhima menghampiri perempuan itu.
Bahkan bukan cuma mahasiswa dan mahasiswi kampus saja yang heran tapi juga teman teman Bhima ikut melongo.
“ anjir… dia nyamperi tu cewek “ Kai
“ iya cok “ zein dan Rey juga kebingungan.
“ diemin aja sat, kita kiat dari sini. Jangan ikut campur “
“ gak ada yang mo ikut campur jugak tölôl “ Kau
“ buset tu Bhima, gak oernah deketin cewek. Sekali melangkah bini orang yang dia kejer “ celetuk Zein
Mereka mengangguk angguk setuju.
Liora yang sadar akan tatapan orang terhadapnya pun, memperhatikan sekitar. Lalu tatapannya tertuju pada seorang pria dengan wajah yang sangat tampan, tubuh tinggi, tegap, besar berisi.
Liora berhenti sejenak terpaku melihatnya, begitu juga dengan Bhima, semakin dia mendekat, semakin dia jelas melihat wajah cantik jelita sang perempuan.
Di dalam dada Bhima jantungnya berdegum kencang, satu halbyang aneh yang tidak atau belum pernah dia rasakan sebelum belumnya.
Liora mencoba sadar, menggerakan sedikit sedikit bibirnya untuk tersenyum. Manik matanya lurus menatap Bhima, begitu pula dengan Bhima matanya lurus memandang bola indah yang ada di wajah Liora.
Dia berhenti pas di depan Liora dengan jarak yang sangat dekat, bahkan aroma parfumnya langsung tercium menusuk ke indra penciumannya.
Kali ini Liora sudah bisa tersenyum manis. Dia sedikit mendongak menatap Bhima “ hai “ ucapnya dengan senyum manisnya, yang dia tidak sadari senyum itu semakin membuat jantung Bhima tidak karuan.
“ anak baru “ tanya Bhima
Aroma mint bercampur menthol yang keluar dari mulut Bhima tercium oleh Liora beradu dengan wangi dari parfum maskulinnya Bhima.
Liora mengangguk
“ gue Bhima “ tiba tiba Bhima mengulurkan tangan.
Sontak itu membuat orang yang melihat saling pantang
Bisik bisik terdengar jelas di telinga Liora tentang ketua BEM yang meminta kenalan terlebih dulu
“ itu beneran kak Bhima kinta kenalan duluan “
“ iya gilak “
“ rekam oi, rekam “
“ moment yang perlu di inget ini sepanjang sejarah “
Sedangkan teman temannya oun yang duduk tadi di bangku mereka spontan berdiri bersamaan
“ báńgśàt tu manusia “ Zein
“ tu anak sakit apa ya? “ Kai
Rey mengangguk “ asli, gak sehat tu bocah “
Liora memandangi tangan Bhima lalu memandangi mukanya dan melihat sekitarnya “ kenapa semua orang langsung aneh gitu ngeliat gue “ batin Liora
Bhima yang sudan mulai capek tangannya tidak di sambut pun berdehem, membuat fokus Liora kembali kepadanya.
“ ekhm…”
Liora spontan menoleh lagi ke arah Bhima, manik mata mereka bertemu. Dengan gerak is san mata Bhima yang mengarah ketangannya. Liora mengikuti. Dan mengulurkan tangannya juga..
“ Liora… kak “ suara nya yang lembut menyapu sopan dan nyaman di telinga Bhima, seolah langsung ingin terus mendengar suara itu.
Tangannya yang juga halus dan lembut serta kecil di gengaman Bhima tali pas seolah langsung terpantri di hatinya.
Liora melepas genggaman tangan mereka terlebih dahulu.
Dia tersenyum manis ke Bhima. Bhima yang melihat itu pun menaikan sedikit bibirnya. Senyum yang hanya sedikit, sekilas yang jarang orang lain lihat. Tapi senyum sedikit itu saja sudah bisa membuat mabuk setiap mata yang melihatnya. Sangat jarang dan sangat langka, dan ini terjadi di depan mereka. Sungguh indah, pikir mereka semua.
Tapi Liora yang menyadari itu langsung menundukan kepala, karna bagaimana pun. Liora sadar dia sudah bersuami, jadi sebisa mungkin Liora menjaga martabat itu.
“ lo… anak baru “ tanya Bhima
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments