Stevent meninggalkan penjara bawah tanah, Sebuah gedung lama yang terlihat tak terpakai lagi, berada di sudut kota, daerah pemakaman umum, dengan pepohonan rindang sehingga jalanan terasa sejuk.
Ia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, Mobil sports berwarna hitam pekat menerobos Jalanan yang tampak sepi, Ia menuju daerah pusat perkotaan dimana rumahnya berada untuk beristirahat, malam semakin larut, Stevent sudah memasuki jalan perkotaan yang masih tampak ramai.
Jalanan yang berada di pinggir jurang, dengan pembatasan besi, ada banyak orang bersantai di pinggir jalan untuk menikmati pemandangan malam.
Stevent mengurangi kecepatan mobilnya dengan menggerutu.
"Mengapa muda mudi ini memilih tempat berbahaya seperti ini sebagai tempat tongkrongan" pikir Stevent berhati- hari .
Setelah melewati keramaian Stevent menambah kecepatan mobilnya, sebuah mobil yang tadi terparkir di pinggir jalan ikut melaju di belakang mobil Stevent. Tepat di jalan tampak sepi
"Dor " terdengar suara ledakan bersamaan
Stevent hilang kendali, ia merasakan sakit luar biasa di dadanya, hingga mobilnya oleng dan menabrak pembatas jalan. mobil tersangkut pada pembatas jalan mengeluarkan asap.
Darah bercucuran dari dada dan kepala Stevent, Ia berusaha membuka pintu mobilnya yang terhimpit pembatas jalan, Ia harus keluar dari pintu sebelahnya tapi ia kesulitan bergerak dadanya sangat sakit.
Mobil yang mengikuti Stevent tadi berhenti tepat belakang mobil Stevent, seorang pria keluar dari mobil dan melihat keadaan pengemudi, kaca Hitam mobil membuat ia tidak bisa melihat ke dalam.
Ia berusaha untuk mendorong mobil Stevent agar masuk ke jurang, tapi kesulitan karena masih ada pembatasan jalan. Sebuah mobil BMW putih perlahan mendekati kecelakaan, mengetahui ada mobil lain pria itu segera masuk ke mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Dengan tergesa-gesa Nisa keluar dari mobil dan mendekati mobil sport hitam yang telah mengeluarkan banyak asap.
Nisa membuka pintu mobil yang sudah tidak terkunci, ia melihat seorang pria berlumuran darah berusaha keluar dari mobil, Pria itu menatap heran melihat wanita cantik dengan penutup kepala.
Nisa menarik tangan Stevent sekuat tenaga, ia berusaha mengeluarkan Stevent dari mobil, yang ada dalam benaknya adalah harus bisa menyelamatkan pengemudi itu.
Tidak perduli pria atau wanita, Dengan susah payah, Nisa membawa Stevent ke mobilnya.
Ia memasang sabuk pengaman Stevent yang terus mendapatkan tatap lekat oleh mata Stevent, dengan menahan rasa sakit di dada dan kepalanya, Stevent tidak memindahkan tatapan dari wajah Cantik Nisa, meskipun tubuhnya sedikit berbaring.
Nisa melaju mobil dengan kecepatan tinggi tidak seperti biasanya menuju rumah sakit tempat ia bekerja, ia tahu kondisi pria itu sangat berbahaya, tapi ia heran stamina pria itu sangat kuat sehingga bisa terus sadarkan diri dan menatap Nisa.
***
Sesampai di rumah Sakit, Nisa keluar dari mobilnya dengan pakaian berlumuran darah, sehingga membuat kaget semua perawatan yang berada di depan ruang resepsionis.
Nisa memerintahkan perawat pria untuk segera mengambil brankar dorong, Nisa membuka pintu penumpang, beberapa perawat pria membantu memindahkan tubuh Stevent ke atas brankar. Mereka segera membawa Stevent ke ruang UGD di ikuti Nisa.
"Dokter, apa anda baik-baik saja" tanya seorang perawat wanita.
"Saya tidak apa-apa, ini darah pasien" jawab Nisa berjalan cepat mendahului Stevent.
"Bersihkan luka pada Tuan itu" perintah Nisa.
"Roni, siapkan ruang Operasi, periksa persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah pasien." lanjut Nisa kepada perawat pria.
"Siap Dokter" Roni segera meninggalkan ruang UGD.
Stevent sangat ingin bertanya tapi rasa sakit pada dada membuat ia kesusahan untuk berbicara. Nisa mendekati Stevent yang kini telah bertelanjang dada.
"Anda tertembak, hampir mengenai jantung, kami harus segera melakukan operasi" Nisa menerangkan tanpa memerlukan jawaban.
Setelah membersihkan tubuh Stevent dan membalut kepala, perawat segera mendorong brankar menuju ruang operasi.
"Dokter, apakah kita perlu menghubungi keluarganya" tanya seorang perawat wanita bernama Dini dan menyodorkan berkas operasi yang harus ditandatangani.
"Hubungi keluarganya, cari di dompet atau ponsel pria itu, tapi kita harus segera melakukan operasi," Nisa menandatangani berkas.
"Baik Dok" jawab Dini dan berlalu.
"Hubungi beberapa Dokter dan perawat yang bisa ikut melakukan operasi pengambilan peluru" lanjut Nisa.
Nisa telah menggunakan pakaian operasi, ia segera menuju ruang operasi.
Nisa bersama dengan Timnya telah siap melakukan operasi, Pasien telah di bius total. Entah berapa lama mereka berusaha mengeluarkan peluru yang bersarang dalam tubuh Stevent.
Operasi berjalan dengan lancar, hingga operasi selesai tidak ada keluarga Stevent. Mereka tidak bisa mencari tahu dari ponsel Stevent karena di kunci.
Nisa dan tim Dokter keluar bersama dari ruang operasi mereka membersihkan diri, dan perawat menyelesaikan tugas akhir yaitu merapikan dan membersihkan pasien dan ruang operasi.
Stevent telah di pindahkan ke bangsal inap. Ia masih belum sadarkan diri. Pihak rumah sakit masih belum bisa menghubungi keluarga Stevent. Mereka akan menunggu pasien sadarkan diri.
Malam semakin larut Nisa harus segera pulang ke rumah, karena Abi dan Umi tidak ada di rumah. Ia melihat jam di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 23.15 , Nisa menggantikan pakaian dengan pakainya yang berlumuran darah.
Setelah mengucapkan terimakasih kasih kepada semua dokter dan perawat yang telah membantu Nisa segera pulang, ia masih harus membersihkan pakaian dan mobilnya ketika sampai di rumah, karena jika sudah kering akan susah untuk di bersihkan, dan pagi-pagi sekali ia harus kembali ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan pasien pasca operasi.
Nisa sampai di rumah, ia segera membersihkan diri dan mencuci pakaiannya yang berlumuran darah, setelah mengganti pakaian Nisa membersihkan mobilnya, yang ia lakukan hanya dengan menyiram air.
"Aku harus membawa ke tempat pencucian nanti" pikir Nisa.
Nisa kembali ke kamar untuk beristirahat, ia merebahkan tubuhnya, "krucuk-krucuk" suara perut Nisa.
"uh lapar, aku belum makan malam" Nisa bergegas menuju dapur, ia membuka lemari penyimpanan bahan makanan, dengan cekatan Nisa membuat menu sederhana yang mudah, Ia hanya memasak sedikit sayur dan goreng telur, Nisa masih memiliki nasi. Ia makan seorang diri, begitu sepi.
Nisa Merapikan meja dan membersihkan peralatan makan, ia segera kembali ke kamar, duduk di meja baca, di samping lemari yang di penuhi dengan buku-buku kesehatan dan pengobatan.
Nisa mengambil ponselnya yang ternyata mati karena kehabisan baterai. Ia segera mengambil charger dan menyambungkan dengan listrik untuk mengisi daya ponselnya.
Nisa mengambil buku yang ada di lemari, ia membaca buku pengobatan tradisional, dan pengobatan cara Nabi, Nisa membawa buku ke tempat tidur, ia membaca hingga tertidur.
Nisa terbangun mendengarkan suara azan Subuh, ia segera mandi, dan sholat subuh. Selesai sholat Nisa segera menuju dapur dan membuat sarapan untuk dirinya sendiri.
Nisa menyelesaikan sarapannya seperti biasa, merapikan meja dan membersihkan peralatan makan. Nisa segera kembali ke kamar untuk mengaktifkan ponselnya, ia belum menghubungi Abi dan umi.
Nisa melihat beberapa pesan dari Viona dan Abi.
"kak Nisa sedang apa? "Bolehkah aku bertemu dengan kak Nisa? bolehkah aku tahu rumah kak Nisa?" pesan dari Viona.
Nisa segera menjawab semua pertanyaan Viona dan meminta maaf karena ponselnya mati.
Kemudian Nisa melihat pesan dari Abi, yang mengatakan mereka telah sampai dengan selamat dan sedang beristirahat.
Nisa belum berani menanyakan masalah yang terjadi di Puncak, ia masih menunggu Abi mengatakan sendiri kepadanya.
Nisa bergesas keluar rumah, ia telah menghubungi petugas mobil agar membawa mobilnya untuk dibersihkan.
Nisa telah menitipkan kunci mobilnya pada petugas pesantren, Nisa menunggu taxi untuk berangkat ke rumah sakit.
Thanks for reading
Terimakasih atas dukungan nya, selalu tinggalkan Like, komentar dan Vote.
baca terus novel author 😍" perfect Woman"
love you readers 💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Erwin Rambang
Mantap jalan ceritanya Lanjut Tor
2023-09-09
0
Bundanya Pandu Pharamadina
marathon
🏃♀️🏃♀️
2023-02-14
0
Enung Samsiah
berasa d kejar " ini
2022-12-03
0