" Mah...ini..." tanya pak Aldi dan menatap ku dengan ragu.
" Iya mas, sepertinya itu surat gelang itu... ternyata kakek itu menitipkan kedua cucunya gak dengan tangan kosong, mas" ucapku menatap suamiku yang masih setia menggenggam kertas yang ku yakini itu surat gelang.
" Mama benar, ternyata kakek itu meninggalkan sesuatu untuk kedua cucunya, apakah pikiran kita sama ma, jika kedua anak itu bukan anak biasa, harga berlian ini cukup mahal ma jika di jual, tapi ini ada dalam tas itu, " Tunjuk mas Aldi ke tas yang isinya sudah berhamburan, namun mata kami memandang kea arah yang sama beberapa kertas lipat acak, ada beberapa.
Antika yang penasaran membuka satu persatu kertas terlipat acak itu, baru membuka satu mata Antika melotot sempurna dan menunjukan ke suaminya.
" Mas..." ucap ku sambil menyodorkan kertas lipan kepada suami ku, ekspresi suamiku pun sama dengan ku saat membukanya. Terkejut.
" Ini emas ma, kalung!!" ucapnya gemetar, akhirnya malam itu kami membuka satu persatu karena penasaran, apa yang aku dan suami ku temukan membuat tangan kami gemetar hebat, dan terakhir ada surat di dalam amplop.
Assalamualaikum.... terimakasih telah menerima kedua cucu ku dan menjaga mereka, saya titipkan kedua cucu saya pada kalian, orang baik, saya titipkan kedua cucu ku tidak dengan tangan kosong, gunakan lah apa yang saya tinggalkan di dalam tas itu, gunakanlah dengan benar dan bermanfaat.
semoga, kalian yang sudah mau saya repot kan, semoga Allah membalas kebaikan kalian...saya ucapkan terimakasih sekali lagi....
Gunakan harta itu untuk kebutuhan kalian dan kedua cucu saya...
wassalamu'alaikum....
" Mas..., apakah kita harus jual dan memuat usaha aja sambil menjaga anak-anak di rumah?" tanyaku kepada suamiku sebum kami tidur, rasa terkejut kami seperti sedang balapan MotoGP...tanpa ritme.
" Kita pikirkan besok aja ma, sekarang sudah jam malam, tuh lihat kedua anakmu sudah pada tidur sedari tadi kita malah sibuk dengan barang Adam dan panji." ucap suamiku di iringi kekejaman melihat kedua anaknya Yang tertidur pulas di atas kasur yang sama dengan ku.
" Iya...ya sudah kita kembalikan lagi, besok aja kita pikirkan." ucap ku sambil mengembalikan barang-barang itu kedalam tas, ku simpan di tempat teraman di bawah tumpukan baju paling bawah, pas di bawah tempat baju yang tergantung rapi di dalam lemari.
Esok harinya, aku seperti biasa bangun lebih pagi dan mengerjakan tugas dan kewajiban ku sebagai seorang istri dan ibu ketika di rumah, aku selesaikan dengan cepat karena pagi sekali aku haru pergi kerja di rumah ibu Andini sebagai pembantu rumah tangga panggilan.
" Mas, Bangun ku bantu bersihkan ya." ucap ku lembut membangunkan suamiku yang masih terlelap.
" Jam berapa ma?" tanya mas Aldi, mengerjakan mata.
" Masih jam empat subuh mas, maaf ya mas mama bangunkan pagi sekali solanya hari ini rumah ibu Andini ada acara nanti jam 10 jadi mama di minta pagi datang, kemarin lupa kasih tau mas." Ucapku terakhir minta maaf karena kelupaan.
" Gak apa ma, mas juga mau ke kamar mandi sebentar mau buang air kecil." jawab mas Aldi.
" Ya sudah yuk mama bantu." kataku sambil ku bantu suamiku pindah ke kursi roda.
Setelah selesai aku mengurus suami, aku lihat jam ternyata sudah mau masuk sholat subuh, aku dan suami bersiap ke ruang tengah, holat di sana.
"Mas, mama sudah masak nasi goreng aja, nanti tolong bantu awasi anak-anak ya mas, mama bangunin Rey dulu." ucapku sambil melepas mukena yang tadi ku pakai.
" Iya." jawab mas Aldi singkat, entah kenapa dari kemarin mas Aldi gak seperti biasanya, sekarang banyak diam.
" Kak Reyhan...kak bangun yuk sudah pagi ini." ku ketuk pintu kamar anakku denga. Pelan agar tak begitu membuat keributan.
" Eh...ibu..."ucap Adam sambil mengucek matanya yang terlihat sekali masih setengah ngantuk.
" Aduh...maaf ya nak, ibu membangunkan mu ya, ibu mau bangunkan kak Rey solanya mau sekolah." ucapku merasa bersalah, dan baru ku sadari jika Reyhan tidurnya gak sendirian melainkan ada temannya sekarang panji dan
" Kak Rey, eh sudah bangun ternyata." ucap panji sat menoleh ingin membangun kan kakak angkatnya itu.
" Pan, kamu ngapain di situ!" tanya Reyhan bingung, detik kemudian pas berjalan barulah dia melihat ibunya yang berdiri di depan pintu.
" Mama...Reyhan kesiangan ya." ucap Reyhan, aku hanya tersenyum melihat anakku yang sedikit panik di wajahnya.
" Baru jam setengah enam kak, kakak sholat dulu trus mandi dan sarapan ya, panji kalo masih ngantuk gak apa tidur lagi temani adek Adam ya." ucapku kepada anak-anak.
" Gak Bu, aku mau ikut kak Reyhan sholat boleh kan kak." ucap nya antusias, mata yang tadi terlihat masih setengah ngantuk jadi segar.
" Ya sudah ayo...tapi kakak duluan ya panji setelah kakak, oke.." ucap Reyhan dan benar saja mereka berdua langsung berlari ke arah dapur, dimana tempat air wudhu berada di samping tempat cucian piring.
Antika yang melihat hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah mereka berdua, tiba-tiba Antika teringat akan pembicaraan semalam oleh suaminya. Iya melihat ke arah suaminya yang sudah duduk anteng di kursinya di depan meja makan.
" Mas,...aku sepulang dari rumah ibu Andini mau ke pasar ya, menjual salah satu emas itu, kita belikan baju panji dan Adam kasihan mereka pakai bajunya Reyhan dan Rio." ucap ku mengutarakan apa yang ku ingat.
" Ya beli kan lah, badan Adam dan Rio berbeda, kasihan Adam kesempitan bajunya memakai baju roi." jawab mas Aldi mengizinkan.
Pukul enam pagi, antika sudah selesai mengurus suami dan rumah, tiga anak balita belum ada yang bangun, Antika dan Reyhan berjalan beriringan karena tak punya kendaraan apapun, dulu ada motor suami namun setelah kecelakaan motor itu di jual untuk makan setiap hari karena penghasilan Antika tidak lah besar.
Sedangkan uang tunjangan kecelakaan mas Aldi, sudah habis setelah keluar dari rumah sakit, ada uang ganti rugi sebenarnya namun di ambil oleh ibu tiri mas Aldi tanpa sepengetahuan mas Aldi dan Antika, akhirnya mereka pasrah saat tau percuma kata mereka jika meributkannya dengan ibu tiri mas Aldi.
" Reyhan masuk dulu Bu..." ucap Reyhan dan menyalin tanganku, setelah ku pastikan anakku masuk lingkungan sekolah aku pun lekas pergi ke perumahan tak jauh dari sekolah anakku, aku pun berjalan cepat hingg sampai di rumah di mana aku bekerja.
" Assalamualaikum pak, Bu ..maaf agak kesiangan saya datangnya." ucap ku ramah, sambil membungkuk sedikit.
" Kamu itu niat kerja gak sih kan saya menyuruh mu berangkat pagi kenapa jam segini baru datang, apa bisa kamu kerja cepat." Ucap kesal ibu mertua ibu andini, ya yang meminta pagi datang itu mertua ibu Andini karena ada acara jam sepuluh di rumah itu, Acra keluarga.
" Maaf kan saya Bu, saya tadi mengantar Anak saya dulu," ucapku jujur, padahal emang setiap hari selalu jalan bersama dengan Reyhan, kecuali hari Minggu antika kerja di lain.
" Sudah lah, bikin mood ku hilang aja, sana kerjakan semua awas jangan sampai terlewatkan." perintah ibu mertua Andini, ibu Andini dan suaminya hanya diam aja mereka tau jika mereka membela Antika akan panjang lagi masalahnya bisa kemana-mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments