Pertemuan Pertama

Berjalan beriringan menuju ruangan Presdir, pemimpin Perusahaan besar ini. Tangan Melati sudah berkeringat dingin, bahkan dia meremas rok yang digunakan. Kegugupan semakin menjadi saat dia sampai di depan pintu ruangan Presdir ini. Melati menoleh dan menatap Ares.

"Tenang aja Mel, sesuai dengan ucapanku saja tadi. Kamu hanya tidak perlu membantah ucapannya"

Meski sebenarnya Ares juga merasa bersalah karena harus menjerumuskan Melati dalam pernikahan kontrak ini. Tapi, meski terlihat sangat dingin dan kejam, Ares juga tahu jika Zaidan mempunyai sisi hangat yang hilang sejak kepergian istrinya. Dan entah bodoh atau apa, Ares berharap Melati bisa mengembalikan sisi Zaidan yang itu.

Aku hanya perlu menuruti perkataannya dan jangan membantah. Ya Tuhan, semenyeramkan apa orang yang akan menjadi suamiku?

Ketika Ares membuka pintu, Melati semakin merasa jantungnya berdebar kencang. Pastikan ketika kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan ini, maka kehidupan Melati akan berubah sejak saat itu. Dan Melati harus siap dengan semuanya.

Ruangan yang besar, ada sebuah meja kerja dan sofa juga. Melati melihat seorang pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan fokus pada sebuah layar laptop di depannya. Tangan Melati semakin bergetar saat melihat lirikan tajam dari pria yang akan menjadi suaminya itu.

"Tuan, ini Melati yang saya ceritakan kemarin" ucap Ares.

"Hmm"

Melati hanya berdiri diam di belakang tubuh Ares dengan tangan saling bertaut dan wajah yang menunduk. Hanya mendengar kata 'hmm' saja dari pria itu, sudah membuat Melati merinding. Semenyeramkan apa calon suaminya ini?

Saat Zaidan mendongak, dia menatap lekat ke arah Melati dengan mata elangnya. Tentu saja itu membuat Melati semakin takut. Membuat dia berpikir, apa memang dia harus melanjutkan keputusannya ini atau tidak.

"Maju!" Suara bariton itu memerintah, Ares yang melihat Melati hanya diam, langsung menarik tangannya untuk maju dan sejajar dengannya. Zaidan menatap tangan Ares yang memegang tangan Melati dengan mata menyipit. "Untuk apa kau pegang tangannya? Dia tidak bisa jalan sendiri?"

Deg... Ares langsung melepaskan tangannya di pergelangan tangan Melati. Dia menatap Zaidan dengan kening berkerut tajam. Jangan sampai kau mengklaim dia sebagai boneka milikmu sekarang! Dia manusia, hey bodoh! Begitulah kira-kira arti tatapan tajam Ares pada Zaidan.

Namun, Zaidan sama sekali tidak menghiraukan. Dia menerima berkas dari Ares, membukanya dan mulai membaca isi dari berkas itu. Lalu mendongak dan menatap Melati yang sejak tadi hanya diam saja.

"Melati Arunisa, usia 24 tahun. Bekerja sebagai guru honorer di sekolah Taman Kanak-kanak juga bekerja di sebuah salon di Mal xx. Ayahnya meninggal karena kecelakaan. Mempunyai satu orang Adik laki-laki dan tinggal bersama Ibunya. Kau sudah membaca semua peraturan dariku?"

Melati mengangguk dengan cepat, tangannya semakin kuat saling meremas. Keringat dingin membasahi keningnya. Melati hanya menunduk, tidak berani menatap pria di depannya. Auranya benar-benar menakutkan.

"Kau hanya perlu menuruti semua perintahku. Menjadi Istri yang penurut, dan Ibu yang baik untuk anakku. Ares kau teruskan saja semua informasi yang perlu kau beritahukan padanya"

"Sebaiknya bicara sekarang tentang syarat yang ingin kamu berikan" bisik Ares pada Melati.

Melati mengangguk, dia memberanikan diri untuk mendongak. Menatap Zaidan yang terlihat sangat dingin dan pastinya sulit tersentuh.

"Em Tu-tuan, saya ingin mengajukan satu persyaratan" lirih Melati, sungguh melihat langsung tatapannya membuat dia semakin takut untuk berkata. Tapi dia harus melakukan ini sebelum terlambat. "Saya minta agar Tuan tidak menyentuh saya dalam waktu 1 tahun pernikahan kita. Karena Tuan juga tidak mencintai saya, jadi jangan menyentuh saya tanpa dasar cinta"

"Cih, cinta" Zaidan menatap Melati dengan lekat. Tatapan yang dingin dan tajam. "Untuk itu tergantung. Bagaimana kamu bisa menjaga diri kamu sendiri dariku"

Melati langsung mengerjap bingung, apa maksud dari ucapannya itu. Melati menoleh pada Ares dengan bingung, namun pria itu juga tidak bisa memberikan jawaban apapun. Dia malah menarik tangan Melati keluar dari ruangan itu, saat dirasa Zaidan sudah tidak ingin berbicara apapun lagi.

Saat keluar ruangan, Melati merasa udara langsung terasa segar setelah di dalam sana dia hanya merasa sesak. Seolah asupan oksigen tiba-tiba berkurang.

"Kak, apa maksudnya berkata seperti itu? Dia tidak akan menyentuh aku 'kan? Ini hanya pernikahan di atas kontrak, dia tidak mungkin mengambil haknya 'kan Kak?" tanya Melati dengan cemas mengingat ucapan Zaidan tadi.

Ares mengelus kepala Melati dengan lembut. Meski dia berpikir keras arti ucapan Zaidan tadi. Sebenarnya Ares juga sedikit bingung dan takut dengan ucapan Zaidan tadi.

"Sudah kamu tenang saja. Dia hanya mengancam kamu saja. Dia suka melihat seseorang takut padanya. Lagian dia juga tidak mungkin menyentuh kamu, dia masih begitu cinta sama mendiang istrinya"

Tapi apa aku yakin dia tidak akan menyentuh Melati yang polos ini? Aa... Kenapa malah aku yang tidak yakin.

Melati mencoba untuk percaya, dia menganggukkan kepalanya. Lalu mereka pergi ke ruangan Ares. Pria berkacamata yang selalu tahu apa yang Tuannya inginkan. Namun sikapnya yang ramah dan baik, tentu menjadi idola banyak kalangan perempuan.

"Jadi begini Mel, pernikahan kalian akan dilaksanakan sekitar 2 minggu lagi. Kamu jangan berharap pernikahan ini akan tersembunyi seperti kebanyakan pernikahan kontrak lainnya. Pernikahan ini akan tetap terbuka untuk publik, karena alasan Tuan Zaidan mencari istri bayaran, itu karena dia sudah jengah dengan gadis-gadis murahan yang mengejarnya. Dan akan resmi menjadi Nyonya Fernandez. Kamu nikmati gelar itu selama satu tahun ini. Dan kamu hanya perlu menjaga sikap juga merawat anaknya dengan baik. Akhir pekan besok, aku akan jemput kamu untuk bertemu orang tuanya dan juga anaknya. Kamu harus siap"

Melati mengangguk pelan, meski jantungnya berdebar kencang. Bertemu dengan orang tuanya? Bagaimana kalau mereka tidak suka? Ahh.. Pikiran itu terus berputar di kepalanya, membuatnya pusing.

"Kak, orang tuanya tidak tahu tentang pernikahan ini hanya sebuah kontrak?"

Ares menggeleng pelan. "Kamu hanya perlu bilang jika kamu mencintainya saja. Kalau orang tuanya bertanya, berapa lama kalian kenal, jawab saja satu tahun. Oke?"

Melati kembali mengangguk, meski masih sedikit bingung dan takut.

"Semua persiapan pernikahan, kamu tidak perlu repot. Semuanya sudah di urus. Kamu hanya perlu mempersiapkan diri saja, Mel. Dan ini, bukti pelunasan hutang kamu. Dan ini juga untuk biaya kuliah Fattah yang menunggak" ucap Ares sambil menunjukan bukti pembayaran.

Melati mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca. Akhirnya dia bisa memperbaiki keuangan keluarganya, tapi dengan memberikan tubuhnya untuk dinikahi oleh pria asing.

Ares menepuk bahu Melati, dia menghembuskan nafas kasar. Sebenarnya memang dia juga tidak ingin Melati sampai melakukan ini. Tapi, tidak ada pilihan lain lagi.

"Semoga semuanya berjalan dengan baik. Ini hanya satu tahun, dan kamu pasti bisa, Mel"

"Iya Kak, semoga aku bisa melewati satu tahun ini dengan baik" Dan yang terpenting aku bisa menjaga kehormatan aku, agar aku bisa mengejarmu saat bercerai dengan dia.

Baiklah, awal kehidupan Melati akan benar-benar berubah.

Bersambung

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

istri dari hongkong .., gini yah res.. seingat ku bosmu itu belum menikah,pny anak belum tentu sudah menikah..tau kan artinya itu apaaaaaaaa???

2025-07-24

0

ken darsihk

ken darsihk

Ok thor 💪🏼💪🏼

2025-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Carikan Istri Bayaran Untukku!
2 Tawaran Kontrak Pernikahan
3 Pertemuan Pertama
4 Memberitahu Ibu
5 Bertemu Calon Mertua
6 Ternyata Guru Anaknya
7 Mengantar Pulang
8 Calon Mertua Dan Calon Menantu
9 Pernikahan
10 Poin Terakhir Dalam Kontrak
11 Jangan Berharap Lebih!
12 Pengantin Baru?!
13 Panik
14 Ketiduran
15 Apa Dia Cemburu?
16 Kesal
17 Terima Kasih Sudah Memberi Ibu Untuk Zen
18 Tiba-tiba Datang
19 Larangan Memikirkan Pria Lain
20 Juga Terluka Di Masa Lalu
21 Pelukan Mengejutkan
22 Hanya Istri Bayaran
23 Belum Mengerti Perasaannya Sendiri
24 Sebuah Cinta Atau Perpisahan?
25 Mama Mertua Menginap
26 Tidur Satu Kamar
27 Menemani Suamiku
28 Potongan Kue Pertama Untuk Ibu
29 Milikku Tidak Boleh Disentuh Siapapun!
30 Tidur Di Kamarku!
31 Arti Sebuah Mimpi
32 Zenia Juga Anakku
33 Marah
34 Apartemen Ares
35 Tidak Akan Menceraikannya!
36 Tentang Zaidan Di Masa Lalu
37 Tidak Ada Yang Bisa Dipertahankan
38 Benar-benar Terjadi
39 Kamar Kita?
40 Cara Tuhan Mempersatukan
41 Kau Berhak Cemburu
42 Panggilan Sayang Yang Seharusnya
43 Menunjukan Kepemilikan
44 Kau Hanya Milikku!
45 Pembicaraan di Kolam
46 Datang Bulan
47 Mencoba Masakanku
48 Aku Tidak Cemburu
49 Mengakhiri Semuanya
50 Sudah Pergi
51 Karena Aku Mencintainya
52 Saudara
53 Harus Meninggalkan Rumah
54 Kapan Ibu Pulang?
55 Bertemu Zenia
56 Tidak Bisa Lepas Dari Perasaannya
57 Hanya Ingin Mengakhiri Kontrak
58 Memulai Lagi
59 Cerita Di Balik Luka
60 Cinta Yang Terakhir
61 Final Episode
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Carikan Istri Bayaran Untukku!
2
Tawaran Kontrak Pernikahan
3
Pertemuan Pertama
4
Memberitahu Ibu
5
Bertemu Calon Mertua
6
Ternyata Guru Anaknya
7
Mengantar Pulang
8
Calon Mertua Dan Calon Menantu
9
Pernikahan
10
Poin Terakhir Dalam Kontrak
11
Jangan Berharap Lebih!
12
Pengantin Baru?!
13
Panik
14
Ketiduran
15
Apa Dia Cemburu?
16
Kesal
17
Terima Kasih Sudah Memberi Ibu Untuk Zen
18
Tiba-tiba Datang
19
Larangan Memikirkan Pria Lain
20
Juga Terluka Di Masa Lalu
21
Pelukan Mengejutkan
22
Hanya Istri Bayaran
23
Belum Mengerti Perasaannya Sendiri
24
Sebuah Cinta Atau Perpisahan?
25
Mama Mertua Menginap
26
Tidur Satu Kamar
27
Menemani Suamiku
28
Potongan Kue Pertama Untuk Ibu
29
Milikku Tidak Boleh Disentuh Siapapun!
30
Tidur Di Kamarku!
31
Arti Sebuah Mimpi
32
Zenia Juga Anakku
33
Marah
34
Apartemen Ares
35
Tidak Akan Menceraikannya!
36
Tentang Zaidan Di Masa Lalu
37
Tidak Ada Yang Bisa Dipertahankan
38
Benar-benar Terjadi
39
Kamar Kita?
40
Cara Tuhan Mempersatukan
41
Kau Berhak Cemburu
42
Panggilan Sayang Yang Seharusnya
43
Menunjukan Kepemilikan
44
Kau Hanya Milikku!
45
Pembicaraan di Kolam
46
Datang Bulan
47
Mencoba Masakanku
48
Aku Tidak Cemburu
49
Mengakhiri Semuanya
50
Sudah Pergi
51
Karena Aku Mencintainya
52
Saudara
53
Harus Meninggalkan Rumah
54
Kapan Ibu Pulang?
55
Bertemu Zenia
56
Tidak Bisa Lepas Dari Perasaannya
57
Hanya Ingin Mengakhiri Kontrak
58
Memulai Lagi
59
Cerita Di Balik Luka
60
Cinta Yang Terakhir
61
Final Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!