Intan berjalan kaki menuju sekolahnya, karena dia mau berhermat. Sebab dia tau, kalau ibu tirinya itu pasti akan memotong uang jajannya. Jadi intan harus berhemat agar dia bisa jajan di sekolah.
Ting!!
“Mau bareng sama aku?” Tanya seorang pria yang seusia dengan nya. Namanya Kevin, dia teman Intan sejak dia SMP. Kevin ini anak dari seorang kades di desanya dan pemilik dari toko grosir di desanya.
“Kevin? Lo keterima juga di SMA unggulan? Wahh selamat ya! Gue bangga lo juga masuk di sana! Jadi kita bisa berteman bareng-bareng lagi” ucap Intan yang ikut bangga dengan temannya.
“Ini juga karena gue bimbel di lo! Makasi ya, papa sama mama gue udah frustasi di kira gue nggak bakalan bisa masuk di sma unggulan, dan malu-maluin keluarga kades. Maklum, calon kades masa depan hahahah” Tawa Kevin. Kevin ini memang selain wajah yang tampan dia orangnya suka bercanda.
“Udah lo naik aja, tar telat di sekolah pertama lo! Sama! Nanti juga gue mau ngasih titipan dari mama gue ke lo! Katanya sebagai ucapan terimakasih gitu.” Lanjut Kevin,tanpa basa-basi lagi Intan naik ke montor merah milik Kevin. Tidak lupa dia juga memaki hlem yang di bawa oleh Kevin, sangat kebetulan Kevin membawa dua helm.
Sampainya di sekolah. Intan kagum dengan sekolah nya yang begitu megah. Dari halaman yang luas, kelas yang berlantai. Ada banyak ruang lab dan komputer, dan juga kantin-kantinnya.
Intan melihat di kantin makanan yang di jual lebih mahal dari makanan di SMP dulu. Dulu Intan hanya bersekolah di smp biasa yang ada di desa. Dan harga makanannya lebih murah dari SMA unggulan sekarang.
Letak SMA Unggulannya itu terletak di perbatasan antara desanya dan kota. Jadi sekolah ini mulai di dominasi oleh anak-anak kota. Dan hanya anak-anak yang berprestasi dari desa yang bisa masuk di sekolah ini, termasuk Intan.
“Duh,makannya mahal-mahal lagi, aku bisa nggak ya? Belinya? Rasanya aku minder bersekolah disini. Dilihat dari anak-anak terlihat gaul-gaul semua. Sementara aku cuma anak desa. Uhhh! Gapapa justru itu! Aku harus buktikan jika anak desa seperti ku! Juga bisa sukses di sekolah ini, gapapa nggak boleh minder!intan.” Ucapnya dalam hati, guna menyemangati dirinya sendiri.
“Woi! Lo bengonin apa? Tar kesambet loh! Oh ya! Ini titipan mama gue! Ucapan terimakasih katanya! Dan harus lo terima juga! Udah ya! Gue mau pergi! Lo jangan bengong sendri gini! Oh itu juga! Ada Vania sama Gea juga lulus di sekolah ini. Mereka nyariin lo.” Ucap Kevin. Dia memberikan amplop coklat titipan mama nya untuk Intan. Katanya, ucapan terimakasih karena Intan sudah menjadi tutor belajar nya hingga Kevin bisa lulus di SMA unggulan ini.
“Titipin ucapan terimakasih gue ke tante ya! Oke gue bakalan temuin Vania sama Gea nanti! Thks infonya! Lo juga jangan nakal dulu! Ini baru hari pertama, tar malahan lo di keluarin dari sekolah! Kan rugi gue ngajarin jadinya” kata Intan sambil memperingati Kevin. Sebab Kevin memang sering membuat onar di sekolahnya dulu, bahkan sampai memiliki anggota geng, yang di ketuai oleh anak Pak kades itu.
Intan mengeleng saat kevin lari sambil petantang-petenteng seperti lagaknya ketua geng yang tengah mencari pengikutnya. Intan membuka amplop yang di berikan Kevin itu, ternyata berisi uang senilai satu juta lima ratus ribu. Cukup banyak uang yang diberikan mamanya Kevin.
Intan berniat akan menyimpan uang itu, dan menyembunyikan dari Maya ibu tirinya. Agar saat uang jajannya di potong, Intan masih bisa jajan dengan uang ini. Tapi sejenak dia berpikir, bagimana jika dia memutar uang ini agar dia bisa punya penghasilan. Walaupun kecil, tapi seenggaknya dia bisa jajan.
Intan berjalan menuju aula, tempat kedua sahabatnya berada. Saat bertemu mereka berpelukan riang. Mereka sangat senang bisa berkumpul lagi dan mereka berharap bisa satu kelas.
“Gue seneng lo pada di sini. Gue bangga sama kalian berdua” ucap Intan senang melihat kedua sahabatnya.
“Ini juga karena lo Tan! Karena lo, anak desa seperti kita berdua bisa ikut sekolah di SMA unggulan. Makasi banyak Intan, gue bangga punya sahabat kayak lo!” Ucap Vania, dan mendapat anggukan oleh Gea seolah setuju dengan apa yang Vania katakan. Karena Intan lah yang menjadi tutor gratis buat kedua sahabat itu.
“Lo memang pintar banget Intan!” Gea sangat senang. Sebab ini mimpi kedua orang tuanya agar Gea bisa bersekolah di sini, dia memeluk Intan sampai intan tidak bisa bergerak.
“Oke-oke, gue tau lo senang tapi Lepasinn gue..”ucap Intan. Intan senang melihat teman-teman ada disini, hal ini bisa melupakan kepenatan Intan memikirkan sikap ibu mertuanya. Dan tertawa bersama teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Tu_
kok jadi ibu mertuanya? ibu tirinya kali thor!!
2025-08-16
0