Moka tidak pergi ke tempat bos bandar untuk menyerahkan uang setoran dan mengambil barang. Ia sudah mencari teman-teman yang mengkhianatinya tapi mereka sama sekali tidak ketemu. Moka sangat yakin kurir-kurir laknat itu yang mengambil uang hasil sabu yang berjumlah ratusan juta rupiah.
Moka pergi jauh untuk bersembunyi. Cepat atau lambat bos besar akan menyuruh para tukang pukul nya untuk memburu Moka. Masalah uang hasil penjualan mereka tidak mau tahu harus ada wujudnya. Jika dijelaskan dengan kata-kata maka yang terjadi hanya akan disiksa terlebih dahulu sebelum dilepas untuk mencari uang ganti rugi dengan bunga dan tenggat waktu. Yang semacam ini sudah sering terjadi. Makanya Moka memilih lari.
Moka bersembunyi di tempat teman wanitanya yang punya sejarah persahabatan yang panjang dengannya. Meski umur mereka masih sama-sama muda.
Perempuan bernama Rain itu dulu adalah teman seperjuangan Moka ketika hidup di jalan. Dan lebih dari itu mereka sudah seperti pasangan kekasih.
Moka datang ke tempat Rain setelah lebih dari satu tahun tidak memperlihatkan batang hidung dan batangnya yang lain.
"Sial", kata Moka.
Tiba di gedung yang tinggi ini. Di lantai lima belas di tengah malam yang dingin. Moka tidak bisa langsung masuk ke dalam tempat Rain. Wanita dengan nama hujan itu sedang bersama dengan seorang laki-laki lain di atas tempat tidurnya. Moka hafal betul dengan suara temannya.
Moka harus menunggu sampai entah siapa orang yang berada di dalam tempat Rain itu pergi. Baru setelah itu teman lama ini bisa masuk.
Moka menunggu di pojokan ruang gelap yang tidak tersentuh sinar lampu.
..........Zzzz
Pemuda dengan rambut seperti bulu-bulu singa itu terbangun ketika mendengar pintu tempat Rain terbuka.
Pantas saja lama pikir Moka.
Rupanya yang keluar dari tempat Rain bukan hanya seorang laki-laki. Tapi dua orang sekaligus.
Pria-pria tua dengan perut buncit dan berkumis.
Setelah kedua orang itu tidak terlihat lagi Moka mengetuk pintu tempat Rain.
"Dasar gila",
"Kenapa tidak menghubungiku terlebih dahulu kalau mau datang kemari?",
Moka tidak bisa melakukannya. Karena ia sudah mematikan handphone miliknya.
Setelah masuk ke dalam kamar. Rain mendorong Moka kuat-kuat ke atas kasur.
"Apa matamu buta Moka?",
"Aku baru saja ada dua tamu yang badannya sebesar kuda nil",
Rain menolak mentah-mentah Moka yang mau modal kontol doang.
Tapi Moka tidak putus asa. Ia tahu kalau Rain sedang lelah. Mungkin pagi nanti moodnya sudah berubah.
Rain tidak bertanya alasan mengapa Moka datang ke tempatnya. Karena hanya ada dua kemungkinan kenapa orang yang selalu menyebalkan tapi ia sayang itu menunjukkan batang hidung dan batangnya yang lain kepada Rain.
Kalau bukan karena mau berhubungan. Pasti karena Moka sedang bersembunyi dari kejaran entah siapa mereka yang Rain sendiri tidak mau ikut campur. Rain sampai detik ini juga tidak tahu kalau sekarang Moka adalah seorang kurir sabu.
"Kita bicara di pagi hari",
"Aku lelah sekali", ujar Rain.
Rain dan Moka tidur bersama seperti momen mereka waktu kecil dulu. Sama-sama tidur di bawah jembatan atau di emperan kota hanya dengan alas kardus.
Moka dengan sabar menunggu datangnya pagi beberapa jam lagi. Setidaknya sekarang ia bisa tidur dengan merasakan pelukan hangat dari seseorang yang ia kenal.
Lalu ketika pagi itu tiba. Rain dan Moka di sampingnya sama-sama membuka mata.
"Untuk apa kamu kemari?", tanya Rain.
"Ada yang mencari mu", jawab Moka.
Moka memegang tangan Rain lalu melihat garis tangan perempuannya itu.
"Sekarang aku bisa membaca garis tangan",
"Biarkan aku membaca garis tangan mu", kata Moka.
Rain menganggukkan kepala.
"Aku akan mulai membacanya",
Moka mulai membaca garis tangan Rain. Tangan kiri Moka memegang punggung tangan kiri Rain dengan lembut.
Jari telunjuk tangan kanan Moka mulai meraba pelan garis-garis telapak tangan Rain.
"Ada yang sangat merindukan mu", kata Moka.
"Pejamkan matamu Rain maka kamu akan merasakannya", pinta Moka.
Rain menuruti permintaan Moka. Rain menutup matanya.
Rain merasakannya.
Moka memindahkan tangan wanita hujan itu untuk dipertemukan dengan penis Moka yang sejak bangun sudah berdiri tegak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments