Bab 5: Luciana

Kegelapan, hanya itu yang bisa kulihat. Aku merasakan sesuatu yang dingin mengusap kakiku, dalam kegelapan aku mengingat apa yang sudah terjadi padaku, lalu ingatan itu muncul tiba-tiba entah dari mana.

Selama 17 tahun aku hidup,ini adalah peristiwa yang paling mengerikan dalam hidupku. Aku terjatuh ke dasar jurang dan hampir mati.

Tunggu, apa aku sudah mati?

Aku mulai menggerakkan tangan, sangat lemas rasanya, bahkan aku masih belum bisa membuka mataku.

"Lihat tangannya bergerak miss", suara seorang wanita terdengar disebelah tempatku berbaring.

"Iya kau benar, dia akan segera sadar", suara wanita lainnya lagi.

Dengan sekuat tenaga aku membuka mata dan berhasil. Sekarang aku berada dirungan yang amat besar, sedikit gelap, entah ruangan ini memang gelap atau penglihatanku yang belum pulih.Tiba-tiba aku merasakan sakit yang luar biasa berasal dari perutku. Sangat sakit, aku menjerit-jerit kesakitan, terus menggeliat memegangi perut.

Akibat rasa sakit ini kesadaranku kembali sepenuhnya, aku melihat ada seorang wanita berambut pirang panjang yang berdiri disisi ranjangku dan ada seorang gadis-mungkin seusiaku-sedang duduk diranjang berusaha menenangkanku. Aku terus berteriak memegangi perutku yang terasa amat sakit. Rasanya seperti ada sesuatu yang dipaksa keluar. Aku meminta tolong kepada kedua wanita didalam ruangan ini, mereka terlihat sangat kebingungan. Suaraku terdengar memilukan bahkan ditelinga ku sendiri.

Pintu didobrak terbuka, disana berdiri dua orang pria dengan perawakan yang tinggi tegap.

Astaga, para pengawal itu lagi!

Mereka merangsek masuk dan mendekat, setelah kuperhatikan lagi, ternyata mereka bukan para pengawal itu. Aku pasti sedang berhalusinasi sekarang. Salah satu dari pria itu naik keatas tempatku terbaring, pria berambut coklat itu memegangi tanganku.

"Will cepat lakukan sesuatu padanya", seru wanita berambut pirang kepada pria berambut coklat di sebelahku

"Melakukan apa Eve? apa aku terlihat seperti seorang dokter bagimu?". Pria itu menyahut.

Nafasku memburu berusaha menahan rasa sakit. wanita dan pria itu masih berdebat sedangkan sigadis mungil mengelus tanganku seolah berusaha menghilangkan rasa sakit yang menderaku. Namun aku tidak terlalu menghiraukan mereka. Pandanganku tertuju pada pria yang berdiri mematung disebelah kakiku.

Pria berambut hitam yang senada dengan rambutku dan mata biru secerah langit musim panas. Melihat matannya membuatkanku seolah tak merasakan sakit lagi. Bibirnya menggumamkan sesuatu lalu aku teringat. Dialah yang telah menemukan ku didasar jurang, dia pria vampire itu.

"Perutnya". Suara pria itu lirih.

"Apa?", wanita berambut pirang itu mengerutkan keningnya dan segera membuka jubahku. Aku menggeliat lagi,rasa sakit ini tidak mau meninggalkanku sendirian.

"Demi apapun yang ada diatas sana! dia hamil!", Serunya setengah berteriak.

"Ini tidak mungkin. Vampire tidak bisa hamil". Suara pria berambut coklat disebelah ku.

"Buka matamu will dia hamil!."

"Miss.." suara gadis yang sejak tadi menenangkanku. Dia menutup mulutnya, setelah kulihat dia sepertinya adalah pelayan dirumah ini.

"Ada yang datang," Pria berambut hitam itu berjalan keluar.

Beberapa saat berlalu dia kembali.

"Eve, ada Rosemari."

Nenek!

"Mana dia? dimana luciana?"

Oh ya ampun, nenek menangis.

"Rose, apa yang kau lakukan disini? Kau mengenalnya?". Tanya wanita yang bernama Eve itu.

"Akan ku jelaskan nanti. Tapi ijinkan aku mengobatinya terlebih dahulu."

Keempat orang itu menyingkir. Nenek mendekat dan meraba perut ku, dia membaca mantra. Cahaya putih keluar dari tangannya. Seiring cahaya itu menghilang, rasa sakit ini juga sirna.

"Nenek... Sakit". Lirihku

"Bertahanlah Luci. Kau akan baik-baik saja setelah ini." Jawab nenek seraya membelaiku

Aku sudah merasa lebih baik. Pandangan ku memburam lagi dan aku merasa sangat haus sekarang, tapi aku hanya bisa terbaring lemah disini.

"Rose bisa kau jelaskan?", Eve memulai pembicaraan.

"Ya, bagaimana kau bisa sampai disini sendiri?", Pria berambut coklat ikut bicara.

"Kau lupa will kalau aku bisa sihir? dan sepertinya kalian yang harus menjelaskan terlebih dahulu, kenapa Luciana bisa sampai disini?", nenek balik bertanya.

"Jangan marah dulu Rose, Stefan menemukannya didasar jurang, dia hampir kehilangan nyawa. Stefan menyelamatkan nya dan sekarang gadis ini sudah menjadi bagian dari kami". Jawab Eve.

Nenek terkejut seketika menutup mulutnya, tubuhnya gemetar. Dia akan menangis lagi.

"Jelaskan Rose, bagaimana dia bisa tetap hamil meskipun dia sudah berubah?". Eve terus bertanya.

Berubah? Aku berubah?

" Dia adalah Luciana." Nenek mulai berbicara. "Dia hamil karena mantra perpindahan yang kulakukan, Luciana membantu ibu dari bayi ini dengan meminjamkan tubuhnya sebagai wadah. Aku terhubung dengan mantra perpindahan ini, karena itulah aku tau Luciana berada disini."

"Mantra perpindahan menyelubungi janin yang ada di rahim Luciana, itulah mengapa bayinya tetap hidup meskipun Luciana sudah .. " nenek tidak melanjutkan kalimatnya.

"Berubah?", aku melanjutkan perkataannya,

"Apa yang berubah nek?" aku mulai terusik dengan pembicaraan ini.

Nenek terdiam.

"Sepertinya kita semua harus keluar kita beri waktu mereka berdua untuk berbicara."

Setelah Eve mengatakannya, semua orang berjalan keluar meninggalkan aku berdua dengan nenek.

"Nenek," panggilku

"Luciana, bisa kau jelaskan apa yang terjadi padamu?".

Aku mulai mengenang dan kuceritakn semuanya kepada nenek. Tetang siapa dua pengawal itu, bagaimana aku dikejar, aku yang terpeleset ke dalam jurang, kemudian pria berambut hitam itu menemukan dan menolongku. Air mata mengalir dipipi kiri nenek, aku bangkit duduk dan mengusap nya.

"Kenapa nenek menangis? Aku baik nek." Aku berusaha tersenyum.

"Bagaimana kondisi mu saat itu Luciana?" tanya nenek.

"Aku yakin sangat parah, jika aku tidak ditolong olehnya aku pasti sudah tiada." Jawabku.

"Kau tau apa yang terjadi karena Stefan yang menolongmu?".

Aku menggeleng.

"Stefan adalah vampire Luciana, begitu juga mereka yang berada disini. Kau berada di manor house vampir penguasa wilayah selatan, kau sudah menjadi bagian dari mereka," kata nenek pelan

Aku terdiam mencoba mencerna semuanya. Tentang pembicaraan mereka, tentang bagaimana bayi didalam perutku yang selamat dari maut. Kapalaku terasa penuh dengan semuanya. Aku bingung harus bagaimana, haruskah aku senang karena aku selamat dan bayi masih hidup atau harus menangis karena aku telah berubah menjadi monster penghisap darah.

Aku masih terdiam, kepala ku pusing, tenggorokan ku terasa sangat sakit, penglihatan ku memburan dan untuk kesekian kalinya kegelapan menyelimutiku. Aku kehilangan kesadaranku, lagi.

...~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!