Masuk ke dalam keluarga Lergan

Pagi ini Raisa memasak sarapan, tubuhnya jauh lebih segar. Dia tak mau terpuruk dan membuat suasana rumah bertambah muram. Jadilah, pagi ini dia memulai rutinitasnya dengan memasak. Juga, menyiapkan bekal untuk putrinya dan juga keponakannya yang nantinya akan di bawa ke sekolah.

"Kakak masak?" Tanya Naya saat melihat hindangan di meja makan. Matanya terlihat sembab, mungkin semalam wanita itu menangis.

"Ya, Kaka juga memasak makanan kesukaanmu. Nay, semalam kamu menangis yah?" Raisa menghampiri Naya dan memegang kedua bahunya.

Air matanya yang di kira sudah kering ternyata kembali mengalir. Tapi, dia secepat mungkin mengusapnya. "Aku hanya kasihan dengan anak-anak semalam. Galen biasa tidur di peluk dengan Mas Zion. Semalam dia tanya, Daddy kemana. Aku gak tahu harus jawab apa." Naya mengatakannya sambil tersenyum di sertai air matanya yang luruh.

"Zion pasti akan kembali sadar, percayalah. Aku sedang mengurus perpindahan kerjaku ke rumah sakit dimana Zion di rawat. Agar aku lebih mudah memantaunya. Selain itu juga, rumah sakit itu memiliki peralatan medis yang lebih lengkap dan dokter yang hebat. Aku yakin, secepatnya Zion akan kembali sadar."

Naya mengangguk, dirinya percaya dengan apa yang Raisa katakan. Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Naya pun memanggil anak-anaknya untuk sarapan bersama. Zevan, putra pertamanya itu datang bersama kedua adiknya.

"Aunty Rai, Daddy masih lama di rumah sakitnya? Zevan mau ketemu, boleh?"

"Heum! Galen mau ketemu Daddy!" Sahut Galen Myles Axelo dengan tatapan menggemaskan.

Riasa tersenyum, "Nanti Aunty cek dulu yah. Sekarang, habiskan sarapannya."

Semuanya sarapan demgan lahap walaupun terasa ada yang kurang. Di antara mereka, hanya Raisa yang tampak melamun. Naya menotice nya, tapi dia pikir Raisa sedang memikirkan keadaan Zion. Wajar saja, keduanya kembar. Pasti, ada rasa kehilangan yang sangat kuat.

Di saat tengah melamun, tiba-tiba pelayan datang mendekati Raisa. "Non, di depan ada tamu yang mau bertemu."

Raisa menghentikan acara makannya, ia dan Naya saling tatap dengan penuh kebingungan. Raisa akhirnya memutuskan untuk melihatnya sendiri, dia merasa tak memiliki janji dengan siapapun. Namun, saat sampai di teras. Dia terkejut saat melihat kehadiran Xander. Pria itu berdiri sambil bersandar di pintu mobilnya.

"Xander?"

"Bersiaplah, aku akan membawamu dan Zira hari ini juga."

"A-apa?" Raisa kaget, dia belum ada persiapan apapun. Tapi tiba-tiba pria itu datang dan memintanya untuk segera berkemas.

"Cepatlah, aku tidak punya banyak waktu!" Titah Xander dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

"Xander?" Nada kaget Naya membuat keduanya menoleh. Mungkin, karena Raisa lama kembali akhirnya Naya keluar untuk melihatnya. Dia merasa terkejut dengan kehadiran Xander di rumah ini.

Xander hanya menatap Naya sekilas sebelum menatap pada Rasia. Seolah, meminta wanita itu untuk segera menurutinya saat itu juga. Dnegan perasaan cemas bercampur kesal, Raisa gegas masuk ke dalam untuk mengemasi barangnya dan juga Zira. Sementara di teras, Naya masih heran dengan kehadiran pria itu.

"Xander, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Naya dengan nada tuntutan.

"Apa Raisa tak menceritakannya padamu? Aku dan dia sudah menikah."

"Apa?" Mata Naya membulat sempurna, rait wajahnya terlihat syok.

Entah berapa lama Naya terbengong dengan rasa kejutnya, Raisa telah kembali dengan koper dan juga Zira. Xander langsung meraih koper milik wanita itu dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Sementara Zira, dia mematung melihat kehadiran Xander. Pria yang sudah lama tidak dirinya lihat.

"Om Xander." Gumam Zira.

Xander tersenyum, dia membukakan pintu mobil bagian belakang untuk anak sambungnya itu. "Masuklah, kita akan pergi sekarang."

Zira memurut, dia masuk ke dalam mobil. Sementara Raisa, dia berbalik dan memegang kedua tangan Naya. Sorot matanya terlihat putus asa, Naya merasa ada yang tidak beres dengan kakak iparnya. Apalagi, mendengar jika Raisa dan Xander sudah menikah.

"Kak, apa ini? Kenapa kalian bisa menikah?" Tanya Naya dengan heran.

"Aku akan menceritakannya, tapi tidak sekarang. Kamu tenang saja, aku akan tetap pantau keadaan Zion." Pesan Raisa sebelum dirinya masuk ke dalam mobil Xander.

Naya menyaksikan kepergian mobil Xander dari kediaman suaminya. Dia masih bertanya-tanya, bagaimana bisa Raisa dan Xander menikah? Kapan waktu altu itu terjadi? Semua pertanyaan, berputar di otaknya.

"Apa ada sebuah paksaan?" Gumam Naya.

.

.

.

Suasana di mobil sangat hening, antara Raisa dan Xander tak ada yang membuka suara mereka. Keduanya sibuk dengan pikirkannya masing-masing. Zira yang duduk di belakang jadi merasa canggung dan tidak tahu harus mengatakan apa.

"Zira kelas berapa sekarang?" Tanya Xander memecah keheningan.

"Kelas empat." Lirih Zira dengan nada yang tertahan.

"Begitu yah ...." Xander kehilangan bahan obrolan. Dia bingung ingin mengobrol apalagi.

Matanya melirik pada Raisa yang tertidur pulas. Pantas saja, wanita itu sejak tadi diam. Ternyata, sudah tertidur sampai menyandarkan kepalanya ke kaca. Karena takut kepala Raisa terbentur kaca, saat di lampu merah Xander menarik kepala Raisa perlahan untuk ia ganjal dengan sebuah bantal kecil. Untungnya, Raisa tidak terbangun.

Entahlah, bisa di katakan dirinya sangat di butakan oleh cinta. Dia sudah mencintai Raisa dari wanita itu masih gadis. Sampai-sampai, dia menjelma menjadi asisten Zion demi mendekati wanita itu. Sayangnya, saat itu Raisa sudah memiliki kekasih bahkan sampai menikah. Namun, saat suami Raisa di kabarkan gugur dalam sebuah tugas, Xander merasa ada harapan kembali. Namun, kabar suami Raisa yang ternyata masih hidup menghancurkan pernikahan impiannya.

Tapi sekarang, tak ada lagi yang dapat memisahkan mereka. Xander telah menjerat Raisa dengan pernikahan yang tak akan mungkin bisa di lepas oleh wanita itu. Tak peduli omongan orang tentang keb0dohannya yang tetap mencintai wanita yang selalu mengecewakannya.

TIN

TIN!

Xander tersadar dari lamunannya, dia gegas melajukan mobilnya karena ternyata lampu sudah kembali hijau. Suara klakson yang cukup kencang membangunkan Raisa dari tidurnya. Dengan raut wajah mengantuknya, dia menoleh ke belakang.

"Ada apa? Kenapa sampai di klakson seperti tadi?" Tanya Raisa.

"Hanya orang yang tidak waras." Balas Xander santai. Namun, Zira yang tahu alasannya hanya diam tanpa komentar.

Tak terasa, mereka telah memasuki gerbang dengan lambang L di depannya. Raisa menegakkan tubuhnya, mengamati sekitar yang terasa begitu asing. Tentu saja, dia tak pernah menginjakkan kakinya di wilayah ini. Xander seolah tengah membawanya ke sebuah rumah yang terletak jauh dari pemukiman. Tak seperti rumah Zion yang masih memiliki tetangga di sekitarnya.

"Rumah siapa ini? Aku rasa, rumahmu dulu bukan ini?" Heran Raisa.

"Ini kediaman keluarga Lergan." Jawab Xander setelah mobilnya terhenti.

"Lergan." Lirih Raisa, dia mencoba mengingat-ingat nama marga itu.

"Turunlah." Xander membukakan pintu mobil untun Zira dan Raisa. Meminta keduanya untuk segera turun. Sementara Xander meminta pengawal untuk membawa koper milik Raisa masuk ke dalam.

Pintu utama terbuka lebar, terlihat Erina datang menyambut mereka. Dia melangkah dengan tongkat yang menopang tubuhnya yang tak bisa setegap sewaktu muda. Kedua mata tajamnya menatap penuh emosi pada Raisa yang berdiri di sebelah Xander. Merasa takut, Zira memeluk lengan Raisa.

"Jadi ini, wanita mur4han yang tidak tahu diri menjadi istri dari pewaris tunggal Lergan."

"Oma!" Tegur Xander. Namun, Erina hanya menatap tajam pada Raisa yang tak melawan perkataannya sama sekali. Wanita tua itu, tidak pernah Raisa temui sebelumnya. Tapi mendengar Xander memanggilnya Oma, Raisa paham akan sesuatu.

"Kami lelah, ingin istirahat" Xander menarik tangan Raisa masuk, meninggalkan Erina yang tak terima dengan kehadiran istri cucunya itu disini.

Gangguan tak sampai di sama, Xander dan Raisa masih sempat berpapasan dengan Diah dan juga Reza. Melihat keberadaan Diah, Raisa diam menunduk. Dia merasa bersalah sekaligus malu dengan perbuatannya dua tahun lalu. Dia yakin sekali, orang tua Xander pasti masih begitu marah dengannya.

Raisa kira Diah akan sama seperti Erina yang mengucapkan kata pedas untuknya. Namun, wanita itu hanya melirik nya dan juga putrinya sebelum beralu pergi. Reza tetap diam, menatap Xander yang masih penuh percaya diri tanpa keraguan sedikit pun di wajahnya.

"Aku sudah membawa Raisa, dan aku sudah memenuhi keinginan kalian untuk menikah. Sudahkan? Tugasku, sudah selesai bukan?" Ucap Xander dan melanjutkan langkahnya. Dia membawa Raisa pergi dari sana.

Reza menghela nafas berat, dia akan melangkah pergi dari i sana. Namun, dirinya di kejutkan dengan kehadiran Kayden yang berdiri di depannya. Hampir saja, dia menabrak bocah menggemaskan yang sedang membulatkan mata dan mulutnya.

"Uwaaaah, kelen kali Abang Centel, pelgi pagi cole pulang bawa dua pelempuan. Kalau pulang becok, bawa cepuluh. Kelen-kelen, tanya calanya lah." ucap Kayden dan berlari menaiki tangga menyusul Xander. Meninggalkan Reza yang mengelus d4danya karena tingkah bocah itu.

Reza menyusul istrinya yang kini berada di dapur, dia melihat wanita itu sedang membuat kopi. Namun, raut wajahnya terlihat kesal dan penuh emosi. Sampai-sampai, dia mengaduk kopi dengan sekuat tenaga hingga menimbulkan dentingan cangkir.

"Sayang." Tegur Reza.

Diah menghentikan kegiatannya, matanya beralih menatap Reza dengan tajam. "Aku harus membiasakan mataku untuk melihat wanita yang telah menyakiti putraku! Aku akan membuatnya tidak betah menjadi menantu keluarga Lergan!"

_____________

Lima niiiih, jangan lupa dukungannya🥳

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

kalian semua d'sini... terus Pion ma sapa....

2025-07-01

7

jumirah slavina

jumirah slavina

janganlah Ma...
bayi tampan'mu itu cinta mati ma dia....
dukunglah mereka....
jangan salahkan RaIso ma...
salahkan saja Otor yg bikin Suami RaIso hidup lagi...

🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-07-01

20

jumirah slavina

jumirah slavina

ya ampunnnnnn Nenek satu ini ya bebener.....

klo murah4n Cucu tampan'mu itu gak nungguin s' RaIso....

2025-07-01

9

lihat semua
Episodes
1 Cinta yang tetap ada
2 Antara cinta dan obsesi
3 Aku sudah menikah!
4 Kemarahan keluarga Lergan
5 Masuk ke dalam keluarga Lergan
6 Satu kamar?
7 Makan malam penuh sindiran
8 Kita bercerai saja
9 Air mata Zira
10 Sup ajaib
11 Uang jajan yang berarti
12 Panggilan baru
13 Gengsinya Nyonya Erina
14 Suapan mesra
15 Cemburu kah?
16 Aku hanya ingin kamu!
17 Membekas
18 Impianku, memiliki anak denganmu
19 Obrolan malam
20 Jantung hati mama
21 Survei rumah
22 Bunga yang cantik untuk si cantik
23 Pindahan
24 Rumah baru, kisah baru
25 Bahagianya Zira
26 Taman hiburan
27 Kehangatan malam
28 Ayo buat bayi!
29 Usaha Dokter Gavin
30 Bertemu dengan kembar G
31 Sambutan hangat dari istri tercinta
32 Hadiah di pagi hari
33 Saran Naya
34 Hampir saja
35 Kemajuan yang baik
36 Kerinduan Raisa
37 Sekolah Zira
38 Kamu udah cinta kan?
39 Pesan godaan suami
40 Terbakar cemburu
41 Ini bentuk permintaan maafmu?
42 Malam pertama yang sempat tertunda
43 Kedatangan Diah
44 Perhatian mertua
45 Tingkah Kay
46 Istri pewaris keluarga Lergan
47 Lagi-lagi si Piton
48 Apa sudah jadi?
49 Ganti cuami baluuuu!
50 Testpack
51 Bagaimana hasilnya?
52 Apa aku yang bermasalah?
53 Gara-gara jus toge
54 Teman lama
55 Zevan rindu daddy
56 Kamu yang katakan, atau aku?
57 Kejujuran Xander
58 Keributan dua bocah
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Cinta yang tetap ada
2
Antara cinta dan obsesi
3
Aku sudah menikah!
4
Kemarahan keluarga Lergan
5
Masuk ke dalam keluarga Lergan
6
Satu kamar?
7
Makan malam penuh sindiran
8
Kita bercerai saja
9
Air mata Zira
10
Sup ajaib
11
Uang jajan yang berarti
12
Panggilan baru
13
Gengsinya Nyonya Erina
14
Suapan mesra
15
Cemburu kah?
16
Aku hanya ingin kamu!
17
Membekas
18
Impianku, memiliki anak denganmu
19
Obrolan malam
20
Jantung hati mama
21
Survei rumah
22
Bunga yang cantik untuk si cantik
23
Pindahan
24
Rumah baru, kisah baru
25
Bahagianya Zira
26
Taman hiburan
27
Kehangatan malam
28
Ayo buat bayi!
29
Usaha Dokter Gavin
30
Bertemu dengan kembar G
31
Sambutan hangat dari istri tercinta
32
Hadiah di pagi hari
33
Saran Naya
34
Hampir saja
35
Kemajuan yang baik
36
Kerinduan Raisa
37
Sekolah Zira
38
Kamu udah cinta kan?
39
Pesan godaan suami
40
Terbakar cemburu
41
Ini bentuk permintaan maafmu?
42
Malam pertama yang sempat tertunda
43
Kedatangan Diah
44
Perhatian mertua
45
Tingkah Kay
46
Istri pewaris keluarga Lergan
47
Lagi-lagi si Piton
48
Apa sudah jadi?
49
Ganti cuami baluuuu!
50
Testpack
51
Bagaimana hasilnya?
52
Apa aku yang bermasalah?
53
Gara-gara jus toge
54
Teman lama
55
Zevan rindu daddy
56
Kamu yang katakan, atau aku?
57
Kejujuran Xander
58
Keributan dua bocah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!