Insecure

"Aku gak mau, Yah. Lebih baik kakak aja!" seru Khaira.

"Eh kok kakak, kakak juga gak mau"balas Keysah.

Winda dan Baim saling pandang, ia mereka sangat kaget dengan penolakan kedua putri sahabatnya itu.

Ayah Henri menghela nafas kemudian menatap kedua putri nya secara bergantian.

"Ra, kamu kenapa gak mau?"tanya Henri

Khaira terdiam, ia memikirkan alasan yang tepat agar ayahnya tidak memaksanya.

"Begini ayah, apa kata orang nanti kalau aku menikah duluan, sementara kak Keysah masih melajang"jelas Khaira, ayah Henri pun membenarkan ucapan putri bungsunya itu.

"Tidak ayah, itu tidak bisa dijadikan alasan. Zaman sekarang hal yang seperti itu sering terjadi. Jadi, alasan Khaira tidak bisa diterima"sela Keysah.

"Tapi kak, apa yang dikatakan adik kamu itu benar"kata ayah Henri.

"Tapi yah..."

"Tidak ada tapi tapian, pokoknya kakak yang akan menikah dengan anaknya om Baim dan Tante Winda."putus ayah Henri, ia berucap tanpa memandang sang putri. Mana tega dia melihat keterpaksaan itu.

Keysah hanya bisa diam, dadanya terasa sesak dan air matanya pun mendesak ingin keluar. "Permisi, key mau ke kamar dulu" pamit Keysah, berlalu pergi. Semua orang menatap kepergiannya.

"Biar aku susul dia dulu ya." pamit Ayu menyusul kepergian anak keduanya itu.

Melihat itu ayah Henri menghela nafasnya, ia sangat tahu kalau saat ini putrinya itu pasti terluka.

"Hen, aku pastikan kalau ini adalah terakhir kalinya Keysah menangis. Setelah ia menjadi menantuku, aku pastikan setetes pun tak akan aku izinkan air matanya itu menetes !"seru Baim.

Khaira menatap mata Baim, ia melihat kesungguhan disana, namun Khaira tidak yakin dengan itu.

"Hmm... Ngomong-ngomong anak om sama Tante mana ya, kok gak ada di sini?"tanya Khaira yang tidak melihat keberadaan laki-laki yang akan dijodohkan itu.

"Dia sudah ada di depan sayang, sebentar lagi juga sampai" balas Winda.

Tak lama setelah mengatakan itu, seorang pria tampan pun memasuki kediaman mereka.

"Selamat malam Om, dan.... Khaira?" kagetnya.

"Dafa?" Khaira pun tak kalah kagetnya, bahkan ia pun sampai berdiri dari duduknya.

"Jadi kalian sudah saling kenal?"tanya Baim.

"Udah pah, kami temanan saat SMA"jawab Dafa.

"Hehe... Iya"ucap Khaira yang mulai gelisah.

"bagaimana ini, kakak pasti bakal tambah gak mau menerima perjodohan ini dan aku juga bisa pastikan Dafa juga bakal menolaknya."gumam Khaira yang merah gusar.

"Ra, kamu kenapa nak?"tanya ayah Henri yang menyadari nya.

"Ayo duduk nak Dafa! Apa kamu sudah makan?"tanya ayah Henri.

"Hmm... Belum om, tadi karena cepat-cepat aku jadi lupa makan"jelas Dafa.

"Yaudah kamu makanlah dulu, gak baik melewatkan makan malam."kata Ayah Henri.

"Terima kasih,om"ucap Dafa.

"Ra, kamu bantu Dafa ambilkan makanannya ya!"seru ayah Henri, Khaira pun mengangguk mengiyakan.

Dafa tersenyum dan berlalu pergi ke dapur bersama Khaira.

"Seperti Dafa menyukai, Khaira."gumam Winda.

"Tapi aku tidak mau menantu yang suka pamerin tubuhnya kepada semua orang seperti Khaira, pokoknya harus Keysah yang jadi menantuku!" tekat Winda dalam hatinya.

Sementara didalam kamar Keysah, bunda Ayu masih terus berusaha membujuk agar Keysah menerima perjodohan tersebut.

"Tapi Bun, Key gak tahu dan gak kenal sama anak mereka."

"Bunda tahu, tapi setelah menikah kalian kan bisa saling mengenal nak"

"Bagaimana kalau dia gak suka sama aku, lihatlah Bun putrimu ini sangat aneh dan tidak menarik sama sekali"Keysah berdiri dan berputar di depan bundanya dan menunjukkan bagaimana penampilannya.

Bunda Ayu terdiam, apa ya g di katakan oleh Keysah memang benar tapi bagaimana pun ini semua demi kebaikan Keysah dan kalau dilihat-lihat Keysah sangat susah dalam hal percintaan dan kalau tidak di jodohkan seperti ini, bisa dipastikan kalau dia gak bakalan menikah.

"Sayang, semuanya belum tentu seburuk yang kamu bayangkan."

"Ini pernikahan Bun, bukan hal main-main "balas Keysah.

"Iya bunda tahu, tapi bunda sangat ingin melihatmu menikah nak."ucap bunda Ayu sambil meneteskan air matanya.

Keysah kaget melihat bundanya menangis, "Bunda kenapa menangis, jangan menangis Bun Key gak suka lihat bunda nangis" Keysah memeluk bundanya.

"Apa salah kalau bunda ingin melihatmu bahagia? Bunda hanya ingin melihatmu menikah nak"kata bunda Ayu.

Keysah tidak menjawab ia hanya diam, pikirannya benar-benar kacau sekarang. Kenapa dia harus di hadapkan dengan keadaan ini. Ia sangat tidak ingin jodohkan, tapi melihat bundanya menangis Keysah juga tidak tega.

"Kamu mau kak,Key?"bunda Ayu melepaskan pelukannya dan menatap wajah putri nya itu.

"Jangan diam aja Key, ayo jawab bunda?"desak bunda Ayu saat melihat Keysah hanya menunduk diam.

"Terima kasih sayang, bunda tahu kamu menyetujui ini karena terpaksa tapi bunda yakin pada akhirnya kamu akan bahagia."ucap Bunda Ayu setelah Keysah memberi persetujuan, tidak dengan suara tapi dengan anggukan.

"Kalau gitu ayo kita kembali ke bawah!"ajak bunda Ayu.

"Hm tidak bisakah Key tetap dikamar Bun?"

"Kenapa?"

"Key hanya sedang gak enak badan aja, apa pun itu Key pasti setuju" ucap Keysah, ya memang itulah yang seharusnya ia lakukan karena menolak pun tidak bisa.

"Baiklah, istirahat lah nak" sebelum keluar dari kamar Keysah bunda Ayu menatap Keysah dengan tatapan iba, sungguh sebenarnya ia tidak tega melakukan ini. Tapi ini juga demi masa depan Keysah sendiri.

"Maafin bunda, nak." ucapnya pelan.

***

Di meja makan, Khaira menemani Dafa makan. Seperti perintah ayahnya tadi, Khaira mengambilkan Dafa makanan yang ada.

"Makanlah! Kalau kurang nanti gue tambah lagi" kata Khaira.

"Lo gak makan?"tanya Dafa saat Khaira hanya membawa sepiring nasi.

"Gak tadi gue udah makan diluar" Dafa pun mengangguk mengerti.

"Hm.. Makanannya enak, Lo yang bikin?"tanya Dafa.

"Bukan, itu bunda yang masak."

"Kalian gak pake pelayan?"tanya Dafa, saat tidak melihat keberadaan seorang pelayan pun di rumah itu.

"Nggak, semuanya di urus sama bunda dan kakak gue "

"Terus Lo? Lo gak bantu mereka?"tanya Dafa lagi.

"Dan jawabannya nggak lagi, mana bisa gue melakukan itu"jelas Khaira.

Dafa mengangguk, sesuai dengan penampilannya Khaira memang buka tipe wanita yang bisa melakukan pekerjaan rumah.

"Lo udah punya cowok?"tanya Dafa.

Deg!

Khaira kaget mendengar pertanyaan itu, ia pun seketika melihat sekitar memastikan tidak ada orang selain mereka berdua.

"Kenapa?"

.

.

.

.

Kita lanjut di episode selanjutnya ya teman-teman, jangan lupa kalau kalian suka tolong di like👍 kalau ada masukan ataupun kritikan kalian bisa komen✍️ dan kalau mau tahu lanjutannya jangan lupa di fav ya🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!