kerja kelompok

Pov Daniza

Sore ini adalah pengalaman pertama ku,satu kelompok dengan Haneul. Dan itu membuat jantungku berdebar sampai rasanya perut ku mules karena antisipasi. Tapi orangnya entah kemana. Belum juga tiba setelah berpamitan dikoridor, jadi aku hanya memperhatikan orang-orang disekitar ku sebelum kami mulai bekerja mencari bambu dan membuat kerajinan tangan seperti tugas yang sudah diberitahukan.

"Ya ampun ide siapa ini langsung kerja kelompok, belum makan, ganti baju juga nggak sempat" Dimas mengeluh sambil menggaruk lehernya yang terlihat merah, didepan sana Gato segera berbalik sambil menatap Dimas tajam.

"Ide Gato, mau apa?"

"Nggak, cuma nanya?. Mana nih Han, setengah badan ku udah dicupang nyamuk dia belum balik juga." Dimas menoleh ke belakang dan itu membuat mata kami bertemu, dia berdecak sambil menatapku tajam.

"Apa liat-liat" aku pun segera berpaling ditegur seperti itu, mengerti dia masih dendam padaku atas kejadian semasa SD dimana aku tidak sengaja melempar bola tepat punggungnya.

"Kenapa Dimas?, Gato." Itu suara Haneul, dia ada dibelakang ku sekarang ini.

Sontak saja jantungku berdebar semakin kencang apalagi saat dia melewati ku dan meninggalkan aroma Mint disekitar ku.

"Nggak tahu nih anak"

"Kesal aku nunggu Han. Kalian berdua maksudku.. kelamaan. Ngapain aja kalian?, kawin?" Dimas berdiri, setelah mengatakan kalimat tidak senonoh untuk seusia nya.

Yang membuat ku segera melirik disampingku demi memastikan, apa maksud Dimas dengan 'kalian' tepat saat itu juga aku merasakan kehadiran seseorang terasa dekat disisi ku.

Jantungku tiba-tiba terasa sakit bagai diremas tak kasat mata, begitu menyadari seseorang yang dimaksud Dimas-adalah Rina. Bagaimana bisa ada Rina dikelompok kami, jelas pagi itu diberitahukan Rina sekelompok dengan Winda membuat rak pot bunga.

Aku bergeser sedikit memberi ruang untuk Rina yang kedatanganya bersamaan dengan Haneul.

"Asbun memang nih anak, gara-gara belum makan. Eh nyamuk malah makan dia." Gato mengangkat obat nyamuk dalam wadah, lebih dekat pada Dimas yang malah batuk.

"Gi *a kamu Gat"Rina tertawa seraya menonjok lengan Dimas, membuat Dimas mengaduh seraya memberi pelototan.

"Apa?, berani kamu?. Itu mulut memang minta ditampol" Dimas menjauh dan mendekat pada Gato seraya mengusap lengannya.

"Lagian ngapain situ kesini kan bukan kelompok kami?"Dimas memberi pertanyaan yang ada dibenak ku.

"Mampir sebentar doang, sebelum berangkat ke rumah Winda. Kenapa?, nggak suka."

"Beli losion anti nyamuk sama rokok. Ketemu sama Rina, katanya mau ikut lihat cari bambu"aku menoleh pada Haneul kali ini, dia menunjukkan kantong kresek ditangan nya dengan tatapan yang aku rasakan mengarah padaku.

Mungkinkah dia ingin menjelaskan kebenaran nya padaku agar aku tidak cemburu?, tapi bisa saja arah nya memang padaku tapi objek nya lain kan?. Karena disamping ku ada Lani yang duduk sambil bermain ponsel dan Rina tidak jauh dihadapan ku tengah melototi Dimas.

Aku lantas menunduk merasa lelah dengan perasaan ku. Namun ini bukan waktu yg tepat untuk ku sibuk dengan perasaan ku sendiri, karena siapa yang mau menunggu ku sampai selesai bahkan Haneul sekalipun tidak peduli. Dia dengan mudahnya mengobrol dengan temannya mengenai masalah bambu mana yang akan diambil sambil sesekali masih sempat menanggapi Rina yang terus mendekat. Seharusnya dia menjauh dari Rina jika dia tahu aku cemburu tapi apa yang bisa diharapkan, dari ansumsi ku tentang perasaan nya.

"Disini aja kita Dan, biar mereka aja" aku lalu mengangguk menyetujui perkataan Lani, kami berdiri mengambil tepat yang cukup jauh dari mereka agar tidak kena bambu yang dirobuhkan. Lalu mendekat saat mereka tinggal memisahkan bambu dari daunnya.

"Lani satu, bisu satu" aku mendongak melihat Dimas yang menatap ku dengan tajam, siapa yang dia maksud bisu.

"Apa..kalian dari tadi nggak ada kerjaan kan, bawa nih!, jangan numpang nama doang" tapi aku memilih tidak meladani nya, biar saja dia mau memanggil ku apa. Dendamnya memang bisa membuat ku bahaya, tapi dia juga ikut menderita.

Aku pun mengangkat satu bambu yang terasa berat di tiap ujung nya, ingin membawanya meski sempoyongan.

"Aku bantu"bersamaan dengan suara itu beban nya jadi terasa ringan, bukannya hanya itu tapi hati ku juga. seakan rasa cemburu dan kesal ku juga terangkat.

Aku menoleh menyadari itu suara Haneul yang menatap ku dengan mata iris coklat nya yang terlihat terang terkena cahaya sore dari balik rimbun nya pepohonan. Aku ingin mengucapkan terima kasih atau setidaknya tersenyum, ingin membiarkan nya melihat aku tersenyum. Tapi diantara itu tidak yang bisa aku lakukan selain berpaling dan mulai melangkah.

Sementara lani berjalan didepan ku seraya tertawa mendengar Dimas yang misuh-misuh, karena disuruh Gato membawa bambu lain yang tadi dia suruh lani untuk membawanya.

Lalu Rina, dimana dia?, dia ada sisi Haneul, mereka berjalan berdampingan sambil sesekali mengobrol dan menertawakan Dimas. Mereka semua tertawa melihat Dimas yang mengomel tapi tetap membantu, kecuali aku.

Apa yang bisa aku tertawakan disaat hati ku labil terkadang ku senang pada Haneul dan menyakini tentang perasaan nya padaku tapi aku juga kesulitan mengendalikan cemburu dan ketakutan ku bahwa selama ini aku membohongi diriku sendiri tentang perasaan Haneul agar aku senang, agar aku merasa di sukai. Dan apa bisa, aku menertawakan seseorang yang mendendam padaku?, Bisa-bisa tambah kesal Dimas padaku.

********

Haneul terlihat mempesona dari sini dengan latar langit sore yang menambah kesan indah pada wajahnya, meskipun peluh mengalir diwajahnya sampai membasahi kaos hitam polos miliknya. Jari Tangannya yang panjang dan telapak yang besar dengan telaten memaku tiap bambu, merangkainya menjadi kerajinan tangan- rak sepatu.

Memandangnya seperti sekarang membuatku terpikir, mungkinkah karena tampang itu aku jadi menyukainya?, atau memang ada alasan lain yang melebihi?.

Disaat aku sibuk dengan isi kepala ku sambil Memandangnya, Haneul justru mengangkat wajahnya hingga mata kami bertemu. Aku pun buru-buru mengalihkan perhatianku merasa malu tertangkap basah.

"Daniza..bisa tolong ambilkan paku nya!"aku terbelalak mendengar suara Haneul dan refleks ku malah mengatakan, "Hah...?"seraya menatap Haneul.

"Bisa ambilkan paku yang ada dibawah kakimu" dan dengan bodoh aku menunjuk diriku"Aku" ucap ku seraya berpaling ke kanan dan kiri- mengedarkan pandanganku.

"Aku nggak ngelihat ada orang lain, Daniza.."Haneul melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Tentu saja tidak akan menemukan yang lain selain kami berdua, Lani sedang keluar membeli jajan dan Dimas tengah numpang mandi dikamar mandi Gato sementara Tuan rumah sedang membuat air minum. Sedangkan Rina, dia sudah pergi sekitar setengah jam yang lalu.

Aku lalu bangkit membawakan paku yang dimaksud. Aku bukannya tidak ingin membantu tapi karena dia itu Haneul aku jadi tidak mau, seperti sekarang lutut ku lemas saat berjalan menghampiri nya lebih parah lagi tangan ku gemetar saat mengulurkan sebungkus paku.

"Belum makan" Ujarku seraya memegang tangan kanan dengan tangan kiri ku, berharap menghentikan getaran tapi tangan ku yang lain justru ikut gemetar.

Jadi tanpa menunggu Haneul mengambilnya, aku segera meletakkan bungkus paku itu ditanah. Lalu segera berbalik menuju kursi ku tadi. Beberapa saat aku terdiam ditempat duduk, melamunkan kejadian tadi.

Apa yang aku lakukan?,kenapa menjelaskan tangan yang gemetar dengan kata singkat dan dengan suara yang dikeraskan tiba-tiba.

Terpopuler

Comments

Abel Peony

Abel Peony

Keinget aku dulu, dikatain gitu. Jadi kesel sama Dimas. Kejam banget mulutnya.

2025-06-27

0

Abel Peony

Abel Peony

Dimas, ngga boleh gitu ke cewek. Kasar loh....

2025-06-27

0

Abel Peony

Abel Peony

Haneul ngga peduli sama, lo. Daniza.

2025-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Tidak Bisa
2 satu pertanda
3 Traktiran yang mengalahkan
4 kerja kelompok
5 pasar
6 kondangan
7 Rahasia Aritmatika
8 Rumus dalam secarik kertas
9 perjalanan Sore
10 seharusnya hati-hati
11 Berlomba dengan diri sendiri
12 Hujan
13 Ceroboh
14 Jenguk
15 puzzle?
16 Dimeja belajar
17 Jajan tidak menarik
18 Terganggu
19 Jarang terjadi
20 Estafet
21 UKS
22 Mampir
23 Tempat Daniza
24 Bagi tugas
25 Berikut
26 Perkelahian
27 Untuk menunjuk
28 Perpustakaan
29 Perekat
30 Telah Kembali
31 Siapa ?
32 Salah Paham
33 Girang
34 Drama
35 Pantesan
36 Yang Menyadari
37 Pembahasan
38 Tertolak
39 Ada Juga
40 Dugaan
41 Akan kah?
42 Gara-gara kaos
43 Mengenang
44 Pantai
45 Jadi Dewasa
46 Gedung Olahraga
47 Banyak Orang
48 Saingan?
49 Menebak
50 Mencari Tahu
51 Nebeng
52 Jemputan
53 Bingung
54 Maaf
55 Lapak
56 Bekap
57 Rahasia Verrel
58 Jebakan
59 Tahap demi tahap
60 Cara lupa
61 Momen
62 Perubahan Waktu
63 Upaya
64 Dimana?
65 Terkurung
66 Warning
67 Ketika pagi datang
68 Malam itu
69 Balasan
70 Bertemu Paman
71 Ketakutan
72 Tanpa Daniza
73 Gadis pantai
74 Keputusan
75 Menjauh
76 Pergi
77 Ikut kerja
78 Nihil
79 Agar sepadan
80 Tentang rasa
81 Bonus 1
82 Bonus 2
83 Bonus 3
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Aku Tidak Bisa
2
satu pertanda
3
Traktiran yang mengalahkan
4
kerja kelompok
5
pasar
6
kondangan
7
Rahasia Aritmatika
8
Rumus dalam secarik kertas
9
perjalanan Sore
10
seharusnya hati-hati
11
Berlomba dengan diri sendiri
12
Hujan
13
Ceroboh
14
Jenguk
15
puzzle?
16
Dimeja belajar
17
Jajan tidak menarik
18
Terganggu
19
Jarang terjadi
20
Estafet
21
UKS
22
Mampir
23
Tempat Daniza
24
Bagi tugas
25
Berikut
26
Perkelahian
27
Untuk menunjuk
28
Perpustakaan
29
Perekat
30
Telah Kembali
31
Siapa ?
32
Salah Paham
33
Girang
34
Drama
35
Pantesan
36
Yang Menyadari
37
Pembahasan
38
Tertolak
39
Ada Juga
40
Dugaan
41
Akan kah?
42
Gara-gara kaos
43
Mengenang
44
Pantai
45
Jadi Dewasa
46
Gedung Olahraga
47
Banyak Orang
48
Saingan?
49
Menebak
50
Mencari Tahu
51
Nebeng
52
Jemputan
53
Bingung
54
Maaf
55
Lapak
56
Bekap
57
Rahasia Verrel
58
Jebakan
59
Tahap demi tahap
60
Cara lupa
61
Momen
62
Perubahan Waktu
63
Upaya
64
Dimana?
65
Terkurung
66
Warning
67
Ketika pagi datang
68
Malam itu
69
Balasan
70
Bertemu Paman
71
Ketakutan
72
Tanpa Daniza
73
Gadis pantai
74
Keputusan
75
Menjauh
76
Pergi
77
Ikut kerja
78
Nihil
79
Agar sepadan
80
Tentang rasa
81
Bonus 1
82
Bonus 2
83
Bonus 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!