Anak Titipan Ternyata Pewaris

Anak Titipan Ternyata Pewaris

1. Uang gaji

" Sarah....!!!! " Panggil Adam pada Sarah yang saat itu baru pulang dari sekolah

" Iya paman" jawab Sarah

" Kenapa kamu tidak menemui pak bram hari ini?" Bentak paman pada sarah

" Maaf paman, aku gak mau lagi menemui om bram paman, aku takut om bram akan berbuat hal jahat padaku" jawab Sarah tertunduk

" Apa kamu bilang? Berbuat jahat? Pak bram itu orang baik, dan kamu kan tau kalo hari ini paman harus dapat uang, jadi paman gak mau tau kamu ke sana sekarang juga atau paman akan menceraikan dan mengusir bibimu itu, kamu mau?" Ancam Adam pada Sarah

" Jangan paman, aku mohon jangan ceraikan dan usir bibi adel, bibi gak tau apa apa paman" ucap Sarah memohon

" Makanya kamu harus ke sana sekarang, pokoknya hari ini kamu harus memberikan paman uang atau kamu akan tau akibatnya " ucap Adam kemudian berlalu meninggalkan Sarah yang masih berdiri di ambang pintu

*****

Namaku Sarah Salsabillah, sudah tiga tahun ini aku di paksa oleh paman Adam suami bibiku untuk menemani om bram yang merupakan atasan paman Adam di kantor, aku selalu menemani om bram kemanapun dia mau

Dulu aku pernah kabur dari om bram namun paman mengancam akan menceraikan bibiku, aku tak tega pada bibi yang selama ini telah menyayangi dan peduli padaku. Pernah sekali paman menampar bibi di hadapanku hanya untuk membuktikan jika ancaman paman tidak main main padaku

Sekarang ini aku duduk di bangku kelas 11 di salah satu SMA ternama di kota ku. Semenjak duduk di bangku kelas 9 paman telah memaksaku untuk menemani om bram, meskipun om bram sangat baik dan tak pernah melecehkan ku namun aku sangat muak. Apalagi jika om bram memberiku uang jajan, pasti semua di ambil oleh paman untuk dirinya sendiri

Aku pernah meminta om bram untuk mencari gadis yang lebih cantik yang lebih cocok untuk menemani om bram, namun dia menolak sebab dia hanya menyukai ku, karena menurutnya aku cantik. Dan ya aku akui aku memang cantik, pintar, bodiku bagus, dengan ukuran dada yang lumayan berisi untuk gadis seusiaku, di tambah kulit putih, hidung mancung, dan bola mataku berwarna coklat

******

" Sarah, kamu kenapa sayang?" Tanya bibi lembut padaku yang tengah duduk termenung sore itu ketika aku baru pulang dari menemani om bram

" Aku gak apa apa bi, sepertinya aku capek ingin istirahat bi" jawab sarah

" Kamu jangan maksain diri untuk belajar sar, kalo capek kamu istirahat dulu, takut nanti kamu malah gak fokus kalo capek kayak gini" Ucap bibi lembut seperti biasanya

" Kamu kalo bisa pergi liburan atau jalan sama teman teman kamu, biar kamu gak stress karena ikut les terus nak" sambung bibi yang tak tau jika aku tak punya seorang teman pun, dan bibi mengira aku selama ini ikut les seperti yang aku katakan pada bibi..

" Baiklah dan maafkan aku bi, lain kali aku tak akan memaksa diri lagi" ucapku menahan tangis sebab sudah kesekian kalinya aku berbohong pada bibiku

" Ya sudah, kamu belum makan kan? Bibi siapin makan dulu buat kamu ya"

" Gak usah bi makasih, biar aku ambil sendiri aja nanti, aku mau mandi dulu" ucapku sebelum pamit pada bibi yang masih duduk di kursi kayu yang sudah sedikit rapuh itu

Aku masuk ke dalam kamarku yang sangat sederhana namun sangat rapi. Aku rasanya ingin berteriak dan menangis ketika berpikir kehidupan ini sungguh tak adil padaku. Andai saja aku jujur pada bibi tentang perlakuan paman padaku, mungkin aku tak akan merasa bersalah karena membohongi bibiku selama ini

Sementara aku bersiap mandi, aku mendengar suara nenek Rini yang begitu cempreng..

" Del, adeellll....!!!!! " Panggil nenek pada bibiku

" Adellll..." Teriak nya sekali lagi memanggil bibiku

" Iya Bu, maaf tadi aku di belakang jadi gak dengar ibu panggil, ada apa ya Bu?" Jawab bibiku terburu buru begitu mengetahui ibu mertuanya datang

" Mana uang gaji Adam hari ini?" Tanya nenek Rini menadahkan tangan pada bibiku..

" Uang gajian? Bukannya tadi pagi mas Adam sudah memberikan bagian ibu?" Jawab bibiku

" Heee Adel, uang segitu gak cukup buat ibu, mana sini sisanya" ucap nenek menadakan tangan

" Tapi Bu, itu kan uang bagian aku Bu, buat keperluan kami Bu, dan aku juga udah memakai buat bayar listrik dan air tadi siang Bu, jadi sisanya aku gunakan buat beli keperluan dapur ku Bu" jawab bibi

" Astaga adelll...!!! Lancang sekali kamu memakai dan menghabiskan uang gaji Adam. Kamu pasti bohong kan? Pasti uang gaji anakku kamu berikan pada ponakan kamu yang jadi beban itu kan? Ayo ngaku" ucap nenek Rini menunjuk padaku

" Astaghfirullah, gak Bu, aku gak bohong" ucap bibiku

" Pokoknya ibu gak mau tau, kamu harus berikan ibu uang itu sekarang juga"..

" Tapi Bu, itu kan uang jatah aku sebulan Bu"

" Apa kamu bilang? Uang jatah? Gak ada uang jatah segala, kalo mau duit kerja sendiri sana, lagian ponakan kamu itu kan bukan tanggung jawab Adam, jadi uang sekolahnya suruh aja dia bayar sendiri

" Bu, Sarah tuh gak ada hubungannya dengan gaji mas Adam, lagian semua uang sekolah dan keperluan Sarah udah di tanggung sendiri Bu, karena Sarah juga udah punya tabungan yang di tinggalkan oleh orang tuanya meskipun tak berapa tapi cukup untuk sekolahnya Bu" ucap bibi adel

" Kamu pikir ibu percaya begitu aja? Pokoknya ibu mau uang itu sekarang, titik.."

" Aku bilang udah gak ada Bu, kalo ibu gak percaya ya sudah terserah ibu sajalah, aku mau masuk Bu, ibu mau pulang atau tetap di sini silahkan saja, aku mau masak buat makannya mas Adam" ucap bibi meninggalkan nenek Rini yang masih ngotot meminta uang jatah bibi..

" Dasar menantu kurang ajar, lihat saja nanti aku akan melaporkanmu pada Adam" ucap nenek Rini meninggalkan rumah bibi..

******

Pagi itu seperti biasa aku bangun melaksanakan sholat dan membantu bibi untuk membersihkan rumah serta membantu bibi untuk memasak sekalian aku mengambil kesempatan untuk belajar memasak pada bibi, sebab bibi adalah wanita Minang yang pandai memasak apa saja

Setelah selesai aku pun bersiap ke sekolah, dengan menggunakan seragam sekolah yang khusus orang berada, dengan menggunakan kacamata aku pun menyantap sarapan bersama bibi dan paman Adam. Aku sedikit kurang nafsu makan sebab terlalu takut jika berada di dekat paman..

" Sarah, sepulang sekolah paman jemput kamu" ucap paman yang masih menyantap sarapannya..

" Gak usah paman, aku bisa pulang sendiri" ucapku menandakan bahwa aku tak ingin menemui om bram lagi..

Brak...

" Adel ".. panggil paman Adam pada bibi sembari memukul meja dengan sangat kuat

" Iya mas " jawab bibi yang sedikit tersentak dengan suara pukulan meja paman

"Ibuku bilang selama ini kamu memberikan uang gaji yang ku berikan padamu pada anak ini? Apakah itu benar?" Ucap paman menunjukku..

" Tidak mas, aku tak pernah memberikan sepersen pun pada Sarah, aku hanya menggunakan uang itu untuk membayar air dan listrik serta membeli keperluan dapur kita mas" ucap bibi terbata

" Terus uang sekolah anak ini bagaimana? Kamu gunakan untuk membayarnya kan?"

" Tidak mas, untuk keperluan sekolah nya Sarah sudah punya tabungan sendiri mas dari orang tuanya, sementara uang SPP nya dia gak bayar sama sekali mas, sebab dia termasuk murid yang beruntung karena masuk sekolah elit dengan nilai terbaik mas"..

" Jadi kamu mau memamerkan kepintaran anak ini di hadapanku? Dan kamu juga menuduh ibuku berbohong, begitu?"

" Gak mas, bukan gitu maksud aku "

" Dasar istri kurang ajar kamu ya"..

" Bibi, aku berangkat sekarang, takut telat dan paman baiklah nanti biar paman saja yang menjemputku" ucapku sedikit berani sebab melihat paman sudah mengangkat tangan ingin memukul bibi, dan aku tau kemarahan paman di sebabkan oleh penolakan ku tadi..

" Ya sudah hati hati ya nak " ucap bibi mengusap kepalaku sementara aku melihat senyum kemenangan terukir di bibir paman Adam..

Terpopuler

Comments

Wulan Sari

Wulan Sari

baru baca sudah menguras air mata bacanya gemes banget tapi bikin penasaran saja semoga anak yg di titipkan baik2 saja dan bisa mengatasi semuanya dan ntnua cerita ini diharapkan happy end ya...
trimakasih Thor semangat up lagi 💪👍❤️🙂🙏

2025-06-24

0

Dewi kunti

Dewi kunti

baru 1 bab dah digas sama author nya,ditunggu kelanjutannya

2025-06-24

0

Hendra Yana

Hendra Yana

lanjut

2025-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Uang gaji
2 Mesin cuci
3 Mewakili sekolah
4 Kue ulang tahun
5 Ulang tahun shella
6 Cuci piring
7 Ingkar janji
8 Makanan basi
9 Bersama Erik
10 Mengundurkan diri
11 11. Pemaksaan
12 Sarah pingsan
13 pencarian
14 Anak titipan
15 Mas Adam
16 Bertemu calon mertua
17 Kehadiran vika
18 18
19 Uang bonus
20 ngontrak rumah
21 Citra
22 22
23 Adel hamil
24 Tamparan dari adam
25 Mie ayam
26 Mobil baru
27 Bertemu rian
28 28
29 Kelahiran bayi tampan
30 Buku diary
31 Cincin mahar
32 Adik kelas
33 Kedatangan papa Shella
34 Surat cerai
35 Kedatangan erik
36 Ke pengadilan
37 Bercerai
38 Mencari perhatian
39 Bertemu mbak tika
40 40.
41 Menghadap guru
42 Memergoki Ricky
43 Tuduhan Shella
44 Mengacau
45 Melawan Ricky
46 Di bantu faisal
47 Cincin couple
48 Foto keluarga Sarah
49 Mendapati Shella dan pak Hasbi
50 Citra dan pak Bram
51 Mengenang mbak Megan
52 Menemani Sarah pulang
53 Citra mengenal om Leo
54 Mereka tak peduli
55 Bu Rini masuk rumah sakit
56 Pertemuan Faisal dan Adel lagi
57 Memaksa sarah
58 Bertemu Tika
59 Mengembalikan kalung Sarah
60 Makan Malam
61 Bertemu keluarga Erik
62 Meminta Uang
63 Sarah Kecelakaan
64 Rumah Sakit
65 Handycam Adel
66 Kecewa
67 Bertemu pak Hasbi
68 Hukuman dari Sekolah
69 Foto kalung tanjung
70 Mengetahui Kebenaran
71 Membawa Sarah
72 Adrian adiknya Erik?
73 Kelulusan Sekolah
74 Hadiah untuk bibi adel
75 Bertemu dengan Rian
76 Anak yang di adzankan
77 Mendapati Shella
78 Tanda lahir abizar
79 Rian masuk rumah sakit
80 Identitas sarah
81 Menjual Rumah
82 Emas Palsu
83 Kedapatan Selingkuh
84 Permintaan maaf Bu Rini
85 Bertemu Sarah
86 Menikah
87 Citra kesal
88 Sertifikat Rumah
89 Kepergian Mas Eko
90 Tamparan untuk Citra
91 Mencari Bram
92 Perubahan Sarah
93 Adam dan ibunya keluar rumah
94 Pewaris Keluarga Tanjung
95 Meninggalnya ibu Rini
96 Kabar Bu Rini
97 Siapa Papa kandung shella
98 Adel pingsan
99 Pukulan untuk Adam
100 Memaafkan adam
101 Kehamilan Adel
102 Fakta ayah Shella
103 Penyesalan Adam
104 Melawan mama vika
105 Wajah rusak
106 Shella kembali ke kampung
107 Shella mencari pekerjaan
108 Uang untuk Abizar
109 Meminta tolong
110 Undangan ulang tahun
111 Hal terindah
112 Akhir kisah Vika
113 Kabar mbak vika
114 Kondisi shella
115 The end
Episodes

Updated 115 Episodes

1
1. Uang gaji
2
Mesin cuci
3
Mewakili sekolah
4
Kue ulang tahun
5
Ulang tahun shella
6
Cuci piring
7
Ingkar janji
8
Makanan basi
9
Bersama Erik
10
Mengundurkan diri
11
11. Pemaksaan
12
Sarah pingsan
13
pencarian
14
Anak titipan
15
Mas Adam
16
Bertemu calon mertua
17
Kehadiran vika
18
18
19
Uang bonus
20
ngontrak rumah
21
Citra
22
22
23
Adel hamil
24
Tamparan dari adam
25
Mie ayam
26
Mobil baru
27
Bertemu rian
28
28
29
Kelahiran bayi tampan
30
Buku diary
31
Cincin mahar
32
Adik kelas
33
Kedatangan papa Shella
34
Surat cerai
35
Kedatangan erik
36
Ke pengadilan
37
Bercerai
38
Mencari perhatian
39
Bertemu mbak tika
40
40.
41
Menghadap guru
42
Memergoki Ricky
43
Tuduhan Shella
44
Mengacau
45
Melawan Ricky
46
Di bantu faisal
47
Cincin couple
48
Foto keluarga Sarah
49
Mendapati Shella dan pak Hasbi
50
Citra dan pak Bram
51
Mengenang mbak Megan
52
Menemani Sarah pulang
53
Citra mengenal om Leo
54
Mereka tak peduli
55
Bu Rini masuk rumah sakit
56
Pertemuan Faisal dan Adel lagi
57
Memaksa sarah
58
Bertemu Tika
59
Mengembalikan kalung Sarah
60
Makan Malam
61
Bertemu keluarga Erik
62
Meminta Uang
63
Sarah Kecelakaan
64
Rumah Sakit
65
Handycam Adel
66
Kecewa
67
Bertemu pak Hasbi
68
Hukuman dari Sekolah
69
Foto kalung tanjung
70
Mengetahui Kebenaran
71
Membawa Sarah
72
Adrian adiknya Erik?
73
Kelulusan Sekolah
74
Hadiah untuk bibi adel
75
Bertemu dengan Rian
76
Anak yang di adzankan
77
Mendapati Shella
78
Tanda lahir abizar
79
Rian masuk rumah sakit
80
Identitas sarah
81
Menjual Rumah
82
Emas Palsu
83
Kedapatan Selingkuh
84
Permintaan maaf Bu Rini
85
Bertemu Sarah
86
Menikah
87
Citra kesal
88
Sertifikat Rumah
89
Kepergian Mas Eko
90
Tamparan untuk Citra
91
Mencari Bram
92
Perubahan Sarah
93
Adam dan ibunya keluar rumah
94
Pewaris Keluarga Tanjung
95
Meninggalnya ibu Rini
96
Kabar Bu Rini
97
Siapa Papa kandung shella
98
Adel pingsan
99
Pukulan untuk Adam
100
Memaafkan adam
101
Kehamilan Adel
102
Fakta ayah Shella
103
Penyesalan Adam
104
Melawan mama vika
105
Wajah rusak
106
Shella kembali ke kampung
107
Shella mencari pekerjaan
108
Uang untuk Abizar
109
Meminta tolong
110
Undangan ulang tahun
111
Hal terindah
112
Akhir kisah Vika
113
Kabar mbak vika
114
Kondisi shella
115
The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!