Hari sudah mulai sore, Raya yang tertidur pulas harus terbangun karena cacing cacing diperutnya demo meminta untuk diisi. Dilihatnya jam weker yang ada di atas nakas dan jarum jam menunjukan pukul tiga. Gadis itu segera menyambar handuk yang tergantung di depan pintu kamar mandi lalu segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Tiga puluh menit kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih segar. Tangannya menggosok gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang dia bawa sebelumnya. Memilih baju sederhana lalu mengenakannya, Raya keluar dari kamar dengan penampilan yang sudah rapi.
Dilihatnya setiap sudut rumah milik tantenya itu, tidak ada seorang pun disana. Raya menuruni anak tangga, pergi ke meja makan untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya yang sudah kelaparan. Cemilan di dalam kulkas sudah habis hanya menyisakan beberapa minuman bersoda. Raya kembali melirik meja makan, tapi hal yang sama dia dapatkan. Kosong seperti perutnya.
" Ini rumah apa kosan sih? Jangankan cemilan buah buahan aja nggak ada." Dia mengesah panjang, setelahnya dia kembali menaiki anak tangga menuju kamar Hito yang bersebelahan dengan kamarnya.
Tok tok tok
" Cung, Cungkring." Raya memanggil Hito dengan tangan yang terus mengetuk pintu. Cukup lama dia memanggil pria itu namun tidak ada jawaban.
Ceklek
Pintu kamar itu terbuka membuat Raya sedikit menyembulkan kepalanya melihat si pemilik kamar " Pantes aja nggak nyaut orang anaknya lagi tidur." Raya membuka pintu itu semakin lebar, kakinya melangkah mendekati sisi ranjang milik Hito.
" Cung, Cungkring."
" Ihhh Cungkring!" Kesal Raya menarik kaki Hito. Pria itu menggeliat namun kembali memejamkan matanya. Raya tak tinggal diam, perutnya semakin sakit meminta untuk segera diisi.
" To, Bangun To..... Hito!" Hito terbangun karena Teriakan Raya yang tepat di gendang telinganya membuat telinganya berdengung dan sakit.
" Lo!" Dia menggusar wajahnya lalu merubah posisinya menjadi duduk " Ngapain sih Lo gangguin gue? Gue Lagi enak tidur Ndut!"
" Gue laper!"
" Ya makan!"
" Gue mau makan apa orang nggak ada makanan!" Adunya merengut. Matanya mengedip ngedip berharap Hito mengasihaninya.
" Yaudah tungguin Mbok Jum dateng aja, sejam lagi dia pasti dateng."
" Lama To keburu gue pingsan," Rengek Raya berusaha membangunkan Nathan yang kembali tidur.
" Tapi gue ngantuk. Udah sih sabar aja, Ihhh rese lo mah lagi enak tidur juga gue!"
" Lo mah gitu." Raya menjitak kepala Hito membuat pria itu kembali duduk dan membuat Raya yang duduk di sisi ranjang terjatuh karena tersenggol oleh lengannya.
" Rasain." Ucap Hito mencibir " rese sih jadi orang, Tuhan ngasih karma langsung gara gara lo bangunin gue yang lagi tidur."
" Gue laper cungkring mangkannya gue bangunin Lo!" Ucap Raya ngegas " Gue nggak tau jalan, gue juga nggak punya duit buat jajan diluar. Anterin Gue ke ATM terus belanja buat ngisi Kulkas. Kulkas Lo udah kaya anak Kosan akhir bulan sepi nggak ada isinya."
" Males gue, masih ngantuk!"
" Ihhh Hito jangan tidur lagi." Raya menjambak poninya yang sedikit panjang membuat pria itu meringis dan mengikuti setiap langkah Raya " Mandi buruan gue tunggu Lo di bawah!" Raya membawa Hito ke kamar mandi dan langsung menyiramnya dengan shower yang menyala. Setelah sukses membangunkan Hito, Raya segera berlari sebelum singa itu mengamuk dan memangsanya.
" Dasar Gendut. Awas gue bales Lo!" Itulah teriakan yang dia dengar sebelum dia benar benar meninggalkan kamar Hito. Cukup Lama Raya menunggu tapi akhirnya Nathan keluar juga dengan celana Jeans yang di padukan dengan sweater berwarna Navy.
" Puas Lo udah bangunin gue huh?" Raya hanya cengengesan menunjukan deretan giginya, dia segera menyambar tas selempengnya dan langsung menarik Hito keluar dari bangunan mewah itu, perutnya sudah benar benar lapar.
" Makan dulu gue laper banget nih dari pagi belum makan nasi,"
" Iya bawel." Balas Hito singkat karena malas untuk kembali berdebat. Hito mulai ngengeluarkan motornya dari garasi tapi Raya melarangnya dan menyuruhnya untuk membawa Mobil.
Setelahnya mereka bergegas masuk kedalam mobil, Hito segera menyalan mesin mobil dan segera melaju dengan cepat karena Raya terus merengek kelaparan.
" Berisik Ndut. Lo udah kaya orang yang belum makan seminggu. Sabar napa gue lagi nyetir nih, kalo lo terus ngomong gue nggak konsen." Raya langsung diam saat Hito menaikkan nada suaranya. Bibirnya merengut lalu memalingkan wajahnya keluar jendela.
" Ayo turun," Raya menoleh saat Hito menyuruhnya untuk turun.
" Mau kemana?"
" Makan, Katanya lo laper?"
" Ini bukan Cafe atau Resto kita mau makan apa di tempat kaya gini?" Pasalnya mereka berhenti di dekat taman. Raya melihat ke sekelilingnya tidak ada tempat yang menjual nasi atau semacamnya.
" Gue laper To, tapi nggak gini juga. Jangan samain makanan gue sama kambing, gue nggak makan rumput. Kenapa Lo bawa gue ketaman yang ijo semua huh?"
" Sejak kapan lo berani bentak gue? Sejak kapan lo berani ngebantah perintah gue? Sejak kapan? Sejak kapan mulut Lo yang lemes ini jadi super pedes seperti sekarang? Sejak kapan Raya?" Hito mengesah pelan, Suasana semakin tegang dan membuat kedua manusia itu saling diam dan menatap " Di ujung jalan taman ada tukang bakso. Namanya bakso mang sodik beliau sudah jadi langganan gue, Lo makan bakso dulu buat nunda laper lo itu. Lo itu rese brisik, nyebelin dan bikin orang darting kalo lagi laper. Ngapain sih lo balik kesini? Bikin hidup gue ribet tau nggak. Nggak dulu nggak sekarang lo bisanya nyusahin gue mulu!"
" Ngapain masih disini? Cepat turun!" Raya membanting pintu mobil dengan kasar, lalu meninggalkan Hito begitu saja. Hito tak tinggal diam, setelah mengunci mobilnya Hito segera menyusulnya yang sudah jauh di depan sana.
" Nggak usah ngambek Lo udah gede, Ndut!"
" Lepasin tangan gue." Raya menyentak kasar tangan Hito sehingga cengkraman itu terlepas. Cukup. Hito sudah mulai kehabisan kesabarannya, Raya membuat darahnya mendidih dan ingin segera meledak seperti bom waktu yang bisa kapan saja meledak.
" Gue pikir lo udah berubah tapi ternyata enggak!" Ucap Raya dengan mata yang berembun " Gue salah. Harusnya gue nggak ngemis minta sama Bokap nyokap buat ngizinin gue balik lagi kesini. Harusnya gue tetap disana. Hidup dengan tenang dan dikelilingi orang orang yang sayang sama gue. Meskipun Orang tua gue sibuk karena pekerjaannya tapi setidaknya masih ada aunty Renata sama ka Intan yang peduli sama gue!"
" Lo itu berengsek To, Disaat gue rindu sama lo, lo nggak pernah hubungin gue. Disaat gue pergi ke Jerman pun lo nggak sedih sama sekali. Padahal lo itu temen gue To, dari kecil kita main bareng. Kenapa, kenapa nggak ada sedikit saja rasa sayang lo sama gue? Apa selama ini kehadiran gue cuma ngebebanin lo doang huh? Apa hubungan kita nggak bisa kaya para orang tua? Berteman dari kecil sampai sekarang?!"
" Dari dulu sampe sekarang gue nggak minta yang macem macem sama Lo! Cuma satu macem yang gue pengen. Please anggap gue sebagai teman Lo, udah itu doang nggak lebih. Apa susah buat lo ngakuin gue sebagai temen lo huh? Apa sangat susah To?"
Buliran bening itu merembes dari tempatnya. Raya segera menyekanya tersenyum tipis setelah menghembuskan nafasnya panjang " Sorry To kalo kehadiran gue ganggu kehidupan Lo."
" Ray Ray... Raya!" Teriak Hito memanggil nama gadis itu. Tapi Raya mengabaikannya berlari dengan cepat dan langsung pergi meninggalkan Hito setelah berhasil memberhentikan sebuah taksi.
" Kita mau kemana Neng?" Tanya sang supir dengan Sopan. Raya menghapus jejak air matanya lalu membuka suara " Tolong antarkan saya ke ATM terdekat pak."
" Baik Neng." Sang Sopir pun membawa Raya semakin jauh dari Hito. Raya terdiam melamun memikirkan keputusannya yang kembali Ke tanah kelahirannya. Apa keputusannya salah?
Gue kaya gini juga karena Lo To, Lo yang udah bikin gue kaya gini. Tapi kenapa, kenapa lo masih mengabaikan kehadiran gue?
Sesak didadanya membuat Raya kesulitan untuk bernapas. Bahkan dadanya terasa nyeri seperti ada tangan yang meremas kuat paru parunya. Sakit dan nyeri, perasaan yang selalu dia dapatkan jika sudah berhadapan dengan Hito pria yang sudah dia kenal sejak kecil.
Cukup akuin gue sebagai temen lo dan itu sudah cukup. Gue cuma minta pengakuan dari lo!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
2025-06-22
0