Bab 5: Hati yang Terkurung

Pagi menyambutku dengan udara yang lembab dan samar aroma darah dari pakaian Adrian yang kusimpan dalam keranjang cucian semalam. Hujan memang sudah reda, tapi sisa ketegangan masih menggantung di langit-langit vila, seolah dinding rumah ini telah menyerap semua rahasia yang tak pernah diucapkan.

Aku melangkah pelan ke ruang tamu. Adrian sudah tidak ada di sofa. Hanya ada selimut kusut dan noda darah kering di bantal kecil.

Dia ke mana?

Aku berjalan ke dapur, berharap menemukan Marta atau salah satu pelayan yang mungkin tahu. Tapi rumah itu... sepi. Terlalu sepi. Tidak seperti biasanya.

Langkah kakiku terhenti di depan ruang bawah tanah yang biasanya terkunci. Hari ini, pintunya terbuka sedikit, seperti sengaja ditinggalkan demikian. Rasa penasaran dan kekhawatiran membuatku perlahan mendorong daun pintu berat itu.

Langkah demi langkah, aku turun ke anak tangga batu yang dingin. Cahaya temaram menyambutku. Di ujung ruangan, Adrian berdiri membelakangi arah datangku. Di depannya, seorang pria terikat di kursi besi, dengan wajah bonyok dan tubuh penuh luka.

“Apa yang kau lakukan?” tanyaku lirih, suaraku hampir tidak terdengar.

Adrian menoleh. Matanya merah, bukan karena menangis, tapi karena kelelahan dan amarah yang ditekan.

“Dia salah satu dari orang Dmitri,” jawabnya singkat.

“Apa kau... menyiksanya?”

Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatapku lama, seolah menimbang apakah aku masih sanggup berdiri di sisinya setelah melihat sisi tergelapnya.

“Ini bukan dunia yang bisa kau mengerti, Nayla. Tapi ini... kenyataan yang harus kutanggung.”

“Apa ini juga kenyataan yang harus kutanggung karena aku memilih bertahan di sini?” tanyaku, lebih tajam dari yang kumaksudkan.

Adrian terdiam. Lalu dia menoleh kembali pada pria itu. Sekilas, aku melihat tangannya gemetar.

“Aku tak ingin kau melihat ini,” ucapnya, pelan.

“Terlambat,” balasku cepat.

Aku berbalik, tak kuat melihat lebih jauh. Tapi sebelum aku naik ke atas, aku mendengar suara pria itu berbisik, nyaris tak terdengar, “Dia akan mengkhianatimu seperti semua orang, Adrian. Kau tahu itu.”

Dan anehnya, itu bukan aku yang merasa ditusuk oleh kata-kata itu. Tapi Adrian. Karena aku tahu, hatinya terlalu sering dilukai oleh orang-orang yang seharusnya bisa ia percaya.

______

Siang harinya, Adrian menghilang lagi. Tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Ia meninggalkan sebuah kotak kecil di kamarku. Di atasnya, hanya tertulis satu kalimat:

"Untuk saat kau mulai meragukan niatku."

Tangan gemetar, aku membuka kotak itu. Di dalamnya ada liontin kecil berbentuk hati. Sangat sederhana. Namun yang membuatku tercekat adalah foto kecil yang terlipat di dalamnya foto Adrian saat remaja, berdiri bersama seorang perempuan muda yang tampak seperti ibunya.

Di balik foto itu, ada tulisan tangan:

"Kau bukan hanya cahaya dalam gelapku. Kau adalah alasan kenapa aku mulai melihat dunia."

Untuk pertama kalinya, aku menangis bukan karena takut. Tapi karena tersentuh. Di balik semua lapisan pelindung, darah, dan dinginnya dunia mafia, Adrian ternyata hanya pria yang ingin dicintai. Tapi ia tak tahu caranya.

______

Malam itu aku kembali menunggunya. Tapi dia tak datang.

Pukul satu dini hari, suara mobil terdengar dari kejauhan. Jantungku berdebar. Tapi langkah kaki yang masuk ke vila bukan langkah Adrian. Terlalu ringan. Terlalu asing.

Aku menahan napas dan bersembunyi di balik dinding ruang tamu. Seorang pria bertubuh tinggi, berpakaian serba hitam, menyusup masuk. Tidak bersuara. Tapi jelas bukan pelayan.

Mataku membulat. Ini bukan kebetulan. Ini... penyusup.

Aku berlari ke dapur, mengambil pisau. Nafasku berat. Jantungku seperti ingin meledak. Namun saat aku kembali ke ruang tamu, pria itu sudah berdiri di hadapanku.

“Cantik, tapi terlalu ceroboh,” gumamnya sambil menyeringai.

“Apa maumu?” tanyaku dengan suara serak.

“Bukan aku. Tapi Dmitri. Dia ingin tahu... kenapa Valente begitu tergila-gila pada gadis lemah sepertimu.”

Aku tak sempat berpikir. Pisauku terlepas saat dia menamparku keras, membuat tubuhku jatuh menghantam lantai. Dunia berputar. Aku nyaris pingsan.

Namun sebelum kesadaranku hilang sepenuhnya, suara tembakan menggema di seluruh ruangan. Tubuh si penyusup terhempas. Darah muncrat ke dinding.

Adrian berdiri di ambang pintu. Wajahnya basah oleh hujan, namun matanya menyala penuh kemarahan.

“Sentuh dia sekali lagi, dan aku akan menguliti setiap orang dari kelompok kalian satu per satu,” bisiknya tajam sebelum menembakkan peluru kedua ke kepala si pria.

Aku gemetar. Tubuhku tak bisa digerakkan. Tapi bukan karena takut pada Adrian. Justru karena rasa aman yang tiba-tiba muncul saat dia ada.

Adrian berlari ke arahku, memelukku erat. “Maaf. Aku terlambat.”

“Apa mereka akan terus mengejarku?” tanyaku sambil terisak.

“Selama aku masih hidup, mereka takkan bisa menyentuhmu.”

“Tapi bagaimana kalau kau... tidak kembali lagi seperti tadi?”

Dia menatapku lekat-lekat. Lalu mengangkat wajahku, menatap mataku dalam-dalam.

“Aku tidak bisa janjikan aku akan hidup selamanya. Tapi aku bisa janjikan satu hal aku akan mati untukmu, jika itu harus.”

Aku menangis dalam pelukannya. Bukan karena sedih. Tapi karena untuk pertama kalinya, aku percaya... cinta bisa tumbuh bahkan di dalam kegelapan yang paling pekat.

Episodes
1 Bab 1: Aku Bukan Siapa-Siapa
2 Bab 2: Tawanan Sang Raja Gelap
3 Bab 3: Luka di Balik Tatapan
4 Bab 4: Kesepakatan Berdarah
5 Bab 5: Hati yang Terkurung
6 Bab 6: Titik Lemah Seorang Mafia
7 Bab 7: Luka yang Tak Terlihat
8 Bab 8: Di Antara Peluru dan Pelukan
9 Bab 9: Duri dalam Pelukan
10 Bab 10: Luka yang Tak Terucap
11 Bab 11: Labirin Kebenaran
12 Bab 12: Cinta yang Tersesat dalam Luka
13 Bab 13: Kebenaran Berdarah
14 Bab 14: Pelarian Tak Bermuara
15 Bab 15: Perjanjian Darah
16 Bab 16: Luka yang Tak Pernah Sembuh
17 Bab 17: Harga dari Cinta
18 Bab 18: Luka yang Tak Terucapkan
19 Bab 19: Di Antara Peluru dan Pelukan
20 Bab 20: Dua Tahun Tanpa Namamu
21 Bab 21: Warisan dan Darah
22 Bab 22: Bayangan yang Tak Pernah Hilang
23 Bab 23: Cinta dan Kematian
24 Bab 24: Api yang Membakar Luka
25 Bab 25: Jejak Abu dan Bayangan
26 Bab 26: Menumbangkan Akar Kegelapan
27 Bab 27: Ratu Dalam Bayang Gelap
28 Bab 28: Darah dan Warisan
29 Bab 29: Warisan yang Dimanipulasi
30 Bab 30: Pertumpahan Darah
31 Bab 31: Gema dari Selatan
32 Bab 32: Secercah Harapan
33 Bab 33: Bayangan yang Kembali
34 Bab 34: Kebenaran yang Tersembunyi
35 Bab 35: Kebenaran yang Retak
36 Bab 36: Cahaya yang Kembali
37 Bab 37: Bayangan dari Barat
38 Bab 38: Perjanjian Dua Dunia
39 Bab 39: Ombak Perang
40 Bab 40: Darah di Bawah Bulan
41 Bab 41: Janji dalam Pelukan
42 Bab 42: Di Balik Tenang, Ada Badai
43 Bab 43: Api dari Dalam
44 Bab 44: Jejak dalam Bayang
45 Bab 45: Bayaran dari Kekuasaan
46 Bab 46: Ancaman dari Langit
47 Bab 47: Di Antara Damai dan Rindu
48 Bab 48: Kebenaran yang Membakar
49 Bab 49: Runtuhnya Sebuah Dada
50 Bab 50: Perasaan Itu Muncul Lagi
51 Bab 51: Bayang-Bayang yang Tertinggal
52 Bab 52: Jejak dari Ingatan yang Terhapus
53 Bab 53: Luka Lama, Darah Baru
54 Bab 54: Subjek 01 Dilepaskan
55 Bab 55: Serangan Pertama Amon
56 Bab 56: Lorong Para Monster
57 Bab 57: Kebangkitan Subjek Alpha
58 Bab 58: Dunia Lama Akan Dibersihkan
59 Bab 59: Cinta atau Pengkhianatan
60 Bab 60: Sisa Cinta di Tengah Api
61 Bab 61: Operasi Bayangan
62 Bab 62: Darah Kembali Mengalir
63 Bab 63: Labirin Kode
64 Bab 64: Jejak yang Dihapus
65 Bab 65: Bayangan yang Tidak Terkunci
66 Bab 66: Langkah Ketiga di Papan Veyron
67 Bab 67: Anak Tanpa Nama
68 Bab 68: Pemimpin dari Bayangan
69 Bab 69: Jejak yang Menghilang
70 Bab 70: Luka yang Belum Pulih
71 Bab 71: Api Sunyi di Dalam Hati
72 Bab 72: Bayang Masa Lalu yang Belum Padam
73 Bab 73: Menjemput Kebenaran Sendirian
74 Bab 74: Jejak Masa Lalu yang Tak Mau Pergi
75 Bab 75: Ketika Cinta Harus Memilih
76 Bab 76: Nama yang Tak Pernah Hilang
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1: Aku Bukan Siapa-Siapa
2
Bab 2: Tawanan Sang Raja Gelap
3
Bab 3: Luka di Balik Tatapan
4
Bab 4: Kesepakatan Berdarah
5
Bab 5: Hati yang Terkurung
6
Bab 6: Titik Lemah Seorang Mafia
7
Bab 7: Luka yang Tak Terlihat
8
Bab 8: Di Antara Peluru dan Pelukan
9
Bab 9: Duri dalam Pelukan
10
Bab 10: Luka yang Tak Terucap
11
Bab 11: Labirin Kebenaran
12
Bab 12: Cinta yang Tersesat dalam Luka
13
Bab 13: Kebenaran Berdarah
14
Bab 14: Pelarian Tak Bermuara
15
Bab 15: Perjanjian Darah
16
Bab 16: Luka yang Tak Pernah Sembuh
17
Bab 17: Harga dari Cinta
18
Bab 18: Luka yang Tak Terucapkan
19
Bab 19: Di Antara Peluru dan Pelukan
20
Bab 20: Dua Tahun Tanpa Namamu
21
Bab 21: Warisan dan Darah
22
Bab 22: Bayangan yang Tak Pernah Hilang
23
Bab 23: Cinta dan Kematian
24
Bab 24: Api yang Membakar Luka
25
Bab 25: Jejak Abu dan Bayangan
26
Bab 26: Menumbangkan Akar Kegelapan
27
Bab 27: Ratu Dalam Bayang Gelap
28
Bab 28: Darah dan Warisan
29
Bab 29: Warisan yang Dimanipulasi
30
Bab 30: Pertumpahan Darah
31
Bab 31: Gema dari Selatan
32
Bab 32: Secercah Harapan
33
Bab 33: Bayangan yang Kembali
34
Bab 34: Kebenaran yang Tersembunyi
35
Bab 35: Kebenaran yang Retak
36
Bab 36: Cahaya yang Kembali
37
Bab 37: Bayangan dari Barat
38
Bab 38: Perjanjian Dua Dunia
39
Bab 39: Ombak Perang
40
Bab 40: Darah di Bawah Bulan
41
Bab 41: Janji dalam Pelukan
42
Bab 42: Di Balik Tenang, Ada Badai
43
Bab 43: Api dari Dalam
44
Bab 44: Jejak dalam Bayang
45
Bab 45: Bayaran dari Kekuasaan
46
Bab 46: Ancaman dari Langit
47
Bab 47: Di Antara Damai dan Rindu
48
Bab 48: Kebenaran yang Membakar
49
Bab 49: Runtuhnya Sebuah Dada
50
Bab 50: Perasaan Itu Muncul Lagi
51
Bab 51: Bayang-Bayang yang Tertinggal
52
Bab 52: Jejak dari Ingatan yang Terhapus
53
Bab 53: Luka Lama, Darah Baru
54
Bab 54: Subjek 01 Dilepaskan
55
Bab 55: Serangan Pertama Amon
56
Bab 56: Lorong Para Monster
57
Bab 57: Kebangkitan Subjek Alpha
58
Bab 58: Dunia Lama Akan Dibersihkan
59
Bab 59: Cinta atau Pengkhianatan
60
Bab 60: Sisa Cinta di Tengah Api
61
Bab 61: Operasi Bayangan
62
Bab 62: Darah Kembali Mengalir
63
Bab 63: Labirin Kode
64
Bab 64: Jejak yang Dihapus
65
Bab 65: Bayangan yang Tidak Terkunci
66
Bab 66: Langkah Ketiga di Papan Veyron
67
Bab 67: Anak Tanpa Nama
68
Bab 68: Pemimpin dari Bayangan
69
Bab 69: Jejak yang Menghilang
70
Bab 70: Luka yang Belum Pulih
71
Bab 71: Api Sunyi di Dalam Hati
72
Bab 72: Bayang Masa Lalu yang Belum Padam
73
Bab 73: Menjemput Kebenaran Sendirian
74
Bab 74: Jejak Masa Lalu yang Tak Mau Pergi
75
Bab 75: Ketika Cinta Harus Memilih
76
Bab 76: Nama yang Tak Pernah Hilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!