Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, Eric memasuki kota metropolitan besar tempat gedung utama perusahaan miliknya dan tempat tinggalnya di kota untuk sementara, sebuah apartemen yang dia sewa sejak 6 bulan lalu ketika dia tahu perselingkuhan Katie, istrinya dengan Blake, kakak nya sendiri. Ketika dia sampai di sebuah gedung tinggi yang merupakan kantor nya, tempat dirinya mengelola bisnisnya. Setelah memberikan kuncinya pada petugas valet, dia langsung di sambut oleh seorang sekuriti di depan lobi.
“Permisi pak Eric, ada orang yang datang mencari bapak, saya meminta dia menunggu di ruang interview yang berada di lantai 11 setelah mengambil kartu tamu nya di resepsionis,” ujar sang sekuriti.
“Baiklah, apa dia mengatakan siapa namanya ?” tanya Eric.
“Namanya Brady Herrison, dia bilang dia teman anda pak Eric, oh tapi dia tidak sendiri, ada seorang wanita bersama nya,” ujar sang sekuriti.
“Brad rupanya, ok, siapa wanita yang bersama nya, Nate,” ujar Eric sambil menepuk pundak Nate sang sekuriti.
“Saya kurang tahu pak, dia tidak mengatakan apa apa kepada saya, tapi dia juga sudah mengambil kartu tamu nya,” balas Nate.
“Baiklah, biar aku temui dia, terima kasih Nate,” balas Eric tersenyum.
“Sama sama pak,” balas Nate bangga.
Eric berjalan menuju ke lift pribadi nya, “ting,” tepat di lantai 11, lift terbuka, Eric melangkah keluar kemudian berjalan ke ruang interview yang berada tepat di sebelah pintu masuk ke dalam kantornya. Ketika membuka pintunya, Eric melihat seorang pria berusia 30 tahun, berambut pirang dan berwajah sangat tampan dengan gigi putih nya yang tersenyum ketika melihat Eric masuk, memakai setelan jas mahal dan jam tangan yang harganya mungkin sama dengan pembayaran cicilan bulanan refinancing rumah orang tuanya.
“Brad,” sapa Eric.
“Halo Ric,” balas Brad sambil berdiri.
Eric melihat seorang wanita cantik berambut hitam di ikat pony tail dan berkilau, memakai setelan blazer yang nampak mahal, tas tangan yang talinya di kalungkan ke pergelangan tangannya dan nampak mahal, berwajah tegang. Eric kemudian menoleh kepada Brad dan menunjuk wanita itu,
“Siapa dia Brad ?” tanya Eric perlahan.
“Ah ya (menoleh kepada sang wanita) dia pemilik perusahaan appraisal barang barang antik untuk di lelang dan sekaligus rumah lelang nya, namanya ibu Emily West,” jawab Brad memperkenalkan Emily.
Emily berdiri kemudian menjulurkan tangannya kepada Eric, tentu saja Eric langsung menyalami nya dan memperkenalkan dirinya, setelah itu mereka kembali duduk namun kali ini Emily duduk berseberangan dengan Eric dan Brad,
“Oh jadi ibu Emily yang ingin bertemu dengan saya ?” tanya Eric.
“Benar sekali pak Eric, saya sedikit tertarik dengan bisnis mobil antik anda dan ingin bekerja sama dengan anda,” jawab Emily.
“Bekerja sama ? apa yang membuat anda tertarik dengan bisnis saya bu ?” tanya Eric sopan.
“Saya memiliki banyak rumah lelang dan bekerja sama dengan rumah lelang lain, baik milik negara atau swasta, terkadang kita menerima mobil mobil antik untuk di lelang, mereka minta perusahaan saya untuk mengappraisal dan menaksir nilainya, terus terang saya lebih sering mengappraisal perhiasan dan berlian untuk menentukan asli atau palsu, dari jaman apa, seberapa langka nya dan berapa kira kira taksiran harganya, bukan kendaraan, anda kebetulan memiliki bisnis merestorasi mobil vintage dan menjual nya, tentu saja anda lebih paham apa yang harus di lihat jika kita mengappraisal kendaraan antik, itu yang membuat saya tertarik untuk bekerja sama dengan anda,” jawab Emily menjelaskan.
“Hmm ok, saya mengerti, tapi apa untungnya bagi perusahaan saya dan bagaimana kerjasama nya ?” tanya Eric.
“Para pemilik mobil antik yang menitipkan mobil mereka kepada rumah lelang, terkadang ingin mendapat hasil maksimal dalam lelang sehingga mereka ingin mobil mereka di restorasi seperti baru, jika perusahaan anda bekerja sama dengan kita, maka seluruh restorasi akan di tangani oleh perusahaan anda dengan komisi 10% kepada perusahaan saya dan tentunya jika mobil yang anda kerjakan terjual di lelang, anda akan menerima komisi 10% dari komisi lelang kami, win win bagi kita berdua,” jawab Emily menjelaskan.
“Hmm memang win win, tapi berapa persen komisi anda dari penjualan lelang ?” tanya Eric.
“Komisi dari rumah lelang milik kita sendiri biasanya berkisar antara 20% - 35% tergantung harga terjualnya, jika dari rumah lelang lain, kita menerima 17% dari komisi penjualan mereka dan 10% nya untuk perusahaan anda,” jawab Emily.
Medengar proposal kerjasama dari Emily, Eric berpikir keras, di satu sisi dia tertarik dengan kerja sama ini namun dia ingin menyelidiki dulu perusahaan milik Emily,
“Boleh tahu nama perusahaan anda ?” tanya Eric.
“Good Eye’s auction and appraisal,” jawab Emily.
“Owh...aku tahu perusahaan itu, sering masuk ke dalam majalah dan baru naik menjadi lima besar perusahaan paling berkembang di negara ini setahun lalu,” balas Eric.
“Benar pak, tapi majalah suka melebih lebihkan, perusahaan saya masih belum berskala nasional seperti perusahaan anda dan perusahaan logistik pak Brad, tapi kita akan mengarah kesana,” ujar Emily merendah.
“Baiklah (mengamati wajah Emily yang nampak tenang dan tentunya sangat cantik) saya setuju bekerja sama, mari kita buat kontrak nya, saya akan menghubungi pengacara saya untuk menyiapkan kontrak nya,” ujar Eric sambil menjulurkan tangannya dan tersenyum.
Tanpa ragu lagi, Emily langsung menjabat tangan Eric dengan wajah berseri. Ketika tangan mereka bersentuhan dan bersalaman, Eric merasakan ada sensasi lain yang baru pernah dia rasakan, dia melihat Emily dan yakin kalau Emily pun merasakan hal yang sama dengan dirinya. Setelah melepaskan jabat tangan mereka, keduanya langsung saling bertukar nomor, kemudian Eric menoleh melihat Brad yang tidur di sebelahnya, dia langsung menyikut Brad,
“Oi,” ujar Eric.
“Oh...uh...udah selesai ?” tanya Brad yang terbangun seketika karena kaget.
“Udah, jangan tidur,” jawab Eric.
“Baiklah, saya pergi dulu, pengacara saya akan menghubungi pengacara anda untuk membuat kontrak kerja sama kita, saya permisi dulu pak Eric, pak Brad,” ujar Emily sambil berdiri.
“Mari saya antar bu Emily,” ujar Eric berdiri.
“Ok bu, saya juga akan mengantar anda dan saya masih ada perlu di bicarakan dengan Eric,” ujar Brad berdiri.
Setelah itu, mereka pun turun menggunakan lift pribadi milik Eric agar tidak terganggu, di dalam lift mereka bertiga membahas bisnis secara profesional tanpa menyinggung masalah pribadi. Ketika sampai di lobi, Eric dan Brad mengantar Emily keluar dari lobi kemudian membukakan pintu belakang mobil mercedes milik Emily yang di kendarai oleh seorang pengemudi. Begitu menutup pintu, Emily membuka kaca jendela untuk berpamitan sekali lagi dan pergi. Setelah Emily pergi,
“Ric, ada yang mau ku bicarakan,” ujar Brad serius.
“Ok, dimana ?” tanya Eric.
“Mobil mu saja,” balas Brad.
Keduanya berjalan kembali ke lift kemudian ke basement, mereka bersandar di mobil BMW milik Eric karena tidak bisa masuk ke dalam.
“Ok, sebelum mulai, lihat ini dulu,” ujar Brad sambil memberikan smartphone nya kepada Eric.
Layar smartphone memperlihatkan foto seorang wanita paruh baya yang masih cantik dan seksi di usianya, sedang berjalan di dalam lobi sebuah hotel mewah bersama seorang laki laki tua berambut putih namun nampak sangat kaya.
“Hmm Sofia Malcolm, mama angkat Lily tunangan mu ?” tanya Eric.
“Yap, aku sudah dapat bukti tegas kalau dia yang membunuh suaminya dengan menyamarkan nya sebagai kecelakaan salah makan hidangan beracun, koki yang menyiapkan makanan nya sampai di tangkap dan di periksa, sekarang dia berada di penjara,” jawab Brad.
“Lalu ? apa urusan nya dengan ku ?” tanya Eric.
“Aku minta kamu mengenyahkan dia demi Lily, kamu tahu kan kita mau menikah lima bulan lagi, aku tidak ingin Lily kenapa napa dan ini juga permintaan Lily karena sekarang dia tahu kalau ternyata Sofia bukan mama kandungnya, dia ingin balas dendam akan kematian papa nya dan tidak ingin Sofia hadir di pernikahan kita,” jawab Brad.
“Haaaah....kamu kan tahu Brad, aku sudah berhenti dari profesi hitman setelah kembali ke negara ini,” ujar Eric.
“Tolong bro, sekali ini saja, walau aku berasal dari keluarga mafia, tapi aku masih agen rahasia sampai pensiun setelah aku menikah, ini terakhir,” ujar Brad sambil memohon pada Eric.
“Lily tahu kamu masih aktif jadi agen ?” tanya Eric.
“Tentu saja tidak, kamu tentu tahu peraturannya kan,” jawab Brad.
“Ya, aku paham (berpikir) ok, janji ini terakhir, kirim semua pada ku,” balas Eric.
“Sip, thanks bro, gimana keluarga ? aku sudah denger,” balas Brad.
“Aku sekarang tidak punya keluarga, kota itu sudah bukan kota tempat kelahiran ku,” balas Eric.
“Bagus, akhirnya kamu berhasil mengenyahkan para parasit yang menggerogoti hidup mu,” ujar Brad.
“Ya, sebagai gantinya percepat proses perceraian ku, Lily pengacara yang biasa menangani kasus keluarga kan ?” tanya Eric.
“Bener, nanti aku jelaskan semua pada Lily, kita pasti bantu kamu karena kamu sudah seperti saudara buat kita berdua,” balas Brad sambil memegang punak Eric.
“Ya, aku pun menganggap kalian saudara ku, ngomong ngomong kamu kenal Emily tadi dimana ?” balas Eric yang kembali bertanya.
“Dari Lily, kebetulan dia klien di kantor pengacara milik Lily dan masalahnya di tangani oleh Lily, masalah keluarga juga, adiknya tiba tiba punya dua orang anak dalam kurun waktu tiga tahun dan tanpa suami, ketika di tes dna untuk mengetahui ayah nya, ternyata ayah kedua anak adiknya adalah suaminya, parahnya keluarganya minta dia mengurus kedua anak adik nya karena dia kaya dan tentu saja karena suaminya “poof” menghilang entah kemana, kasus nya mirip seperti mu kan ?” tanya Brad.
“Hmm mirip....dan menyakitkan pada awalnya, di khianati dua orang yang paling di percayai,” ujar Eric yang sangat paham karena dia juga mengalami hal yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments