Eps. 5 — Desa Tengah Pulau

"Ah, apakah Paman ingin pergi sekarang?"

Zhi Tian yang mendengar percakapan Shan Lao yang ingin pergi ke desa langsung menghentikan laju makannya. Raut wajah Zhi Tian tampak sedih ketika mendengar kabar tersebut.

Seolah menyadari apa yang dipikirkan bocah itu, Shan Lao mengelus kepala Zhi Tian dengan lembut. "Tenang saja, aku akan kembali kesini secepatnya. Aku berjanji."

Lima hari tinggal bersama Shan Lao membuat Zhi Tian merasa mempunyai teman untuk diajak bicara, kepergian Shan Lao membuat Zhi Tian jadi merasa sedikit kesepian.

Setelah berjanji akan pulang dalam waktu cepat, Zhi Tian akhirnya bisa merelakan kepergian pemuda itu.

"Dia benar-benar anak yang baik ya?"

Shan Lao melirik Yue Qiao yang sedang berjalan disampingnya. Keduanya baru saja memulai perjalanan ke desa setelah meninggalkan rumah Zhi Tian.

Meski tunanetra, Zhi Tian tidak perlu khawatir ditinggal sendiri karena ia sudah terbiasa hidup seperti ini, selain itu, lokasi tempat tinggalnya juga cukup aman dari marabahaya.

"Tian'er sebenarnya adalah anak yang cerdas, terkadang dia bisa bersikap lebih dewasa dari anak kebanyakan." Jawab Yue Qiao sambil tersenyum tipis.

"Nona Yue, ada satu hal yang selama ini aku tanyakan tentang Tian tetapi aku tidak masalah jika kau tidak mau menjawabnya."

Yue Qiao tersenyum. "Tentu Saudara Shan, silahkan."

"Kenapa Tian hidup sendiri di pesisir pantai? Bukankah lebih baik ia hidup bersama kalian di desa?"

Senyuman Yue Qiao seketika langsung memudar, ia mengalihkan pandangannya ke langit dan tersenyum dengan pahit.

Yue Qiao sudah menduga Shan Lao cepat atau lambat akan bertanya demikian karena cukup aneh anak kecil berusia 8 tahun yang buta dibiarkan hidup menyendiri di tempat yang terpencil.

"Saudara Shan, apa kau masih ingat dengan cerita ayah Zhi Tian yang aku ceritakan sebelumnya?"

Shan Lao mengerutkan dahi namun ia langsung mengangguk sebagai jawaban gadis itu.

"Cerita ayah Zhi Tian tidak berhenti ketika dia tidak sengaja berlabuh di pulau ini, ia kemudian mulai menetap di desa lalu..."

Menyadari tak bisa pulang kembali, ayah Zhi Tian menjalani kehidupan baru di pulau ini selama belasan tahun hingga akhirnya ia jatuh cinta pada penduduk lokal dan menikah. Dua tahun dari pernikahannya itu, akhirnya Zhi Tian lahir.

"Keluarga Zhi Tian sebelumnya hidup berkecukupan namun ketika ia berusia 3 tahun terjadi sesuatu pada ibunya yang membuat ia terkena sebuah penyakit aneh..."

Penyakit yang diderita ibu Zhi Tian belum pernah ditemui di desa, karena selain demam, penyakit itu membuat kulit Ibu Zhi Tian memiliki bintik-bintik merah.

Tak lama dari kabar itu terdengar, kemudian menyusul berita lain kalau suami atau ayah Zhi Tian tertular dan mengalami penyakit serupa dengan istrinya, hal ini membuat warga desa takut karena khawatir penyakit itu menyebar ke penduduk yang lain.

"Ayah Zhi Tian pada akhirnya memutuskan membawa keluarganya keluar desa dan membuat tempat tinggal di pesisir pantai seperti sekarang. Hal ini dikarenakan agar warga desa yang lain tidak tertular oleh penyakit tersebut." Jelas Yue Qiao panjang lebar.

Zhi Tian anehnya tidak tertular oleh penyakit yang diderita orang tuanya, penyakit itulah yang pada akhirnya merenggut nyawa ibu dan ayah dari bocah tersebut.

"Aku masih ingat saat orang tuanya meninggal, waktu itu Tian'er masih berusia 5 tahun. Dia terus memanggil nama ayah dan ibunya tanpa tahu bahwa mereka sudah meninggal..." Yue Qiao menghela nafas, hatinya terasa sesak ketika mengingat kejadian itu.

Sebenernya Zhi Tian sudah beberapa kali diajak untuk hidup di desa namun anak itu selalu menolak beralasan dirinya sudah nyaman di pesisir pantai.

Yang bisa Yue Qiao dan para warga lakukan saat ini untuk membantu Zhi Tian adalah membawakan makan padanya. Sering kali Yue Qiao tidak hanya membawa roti saja, tetapi terkadang ikan, daging, dan nasi yang merupakan pemberian dari warga desa yang lain.

Shan Lao mendengarkan cerita Yue Qiao sampai akhir tanpa berkomentar apapun, namun pikirannya teringat kembali ke masa saat dirinya masih kecil.

Bisa dibilang masa lalu Shan Lao dan Zhi Tian hampir sama sehingga ia bisa mengerti bagaimana perasaan Zhi Tian ketika kehilangan orang tuanya.

"Kuharap suatu saat nanti Tian'er bisa hidup lebih bahagia." Yue Qiao menyelesaikan ceritanya dan memasang senyumnya kembali.

'Aku yang akan memastikan hidupnya bahagia...' ucap Shan Lao dalam hati.

Shan Lao belum membalas kebaikan Zhi Tian karena telah menyelamatkannya, ia berjanji pada dirinya sendiri akan memberikan harga yang sepadan pada bocah tersebut.

Tidak terasa bercerita, akhirnya keduanya sudah hampir sampai di desa.

"Inikah desamu itu?" Shan Lao melihat ke arah kejauhan. "Ini lebih besar dari yang aku kira."

Disebut desa sebenarnya berlebihan, Shan Lao akan menganggap pemukiman didepannya sebagai kota kecil.

Terdapat seratus lebih rumah dibangun di desa tersebut, yang paling unik adalah adanya sungai besar yang membentang di tengah-tengah desa itu.

"Meski terlihat luas tetapi sebenarnya penduduk disini tidak sebanyak yang anda pikirkan. Kau akan lebih mengetahui jika kita sudah sampai." Yue Qiao melanjutkan langkahnya sementara Shan Lao ikut mengikuti.

Tak lama kemudian akhirnya Shan Lao bertemu dengan salah satu warga desa yang sedang memanen sayur di ladangnya.

"Qiao'er, siapa laki-laki disampingmu itu?" Tanya warga itu yang sepertinya mengenali Yue Qiao.

"Ah, ini adalah Saudara Shan yang aku ceritakan sebelumnya Bu." Yue Qiao menjawab sambil tersenyum ramah.

"Aiyo, aku tidak menduga kau ternyata pemuda yang tampan, pantas saja Qiao'er begitu semangat ketika ia ingin berjumpa denganmu..." Warga yang merupakan ibu-ibu itu tersenyum ramah pada Shan Lao sementara disisi lain wajah Yue Qiao sedikit memerah.

Shan Lao memberi hormat dan memperkenalkan dirinya pada warga tersebut.

"Ternyata namaku sudah cukup terkenal disini ya?" Shan Lao melirik Yue Qiao.

"Ehm, tentu saja, pisau yang anda bawa sebelumnya membuat desa kami sedikit terkejut. Itu adalah pisau dengan bahan yang berbeda dengan pisau yang kami miliki."

Pisau yang ada di desa itu hanya terbuat dari besi, bahan tersebut merupakan bahan yang paling buruk untuk dibuat menjadi pisau.

Disisi lain pisau yang diberikan Shan Lao terbuat dari baja, selain tajam, ia juga tahan karat serta bisa tahan lama.

"Apa di daratan tempatmu tinggal pisau dengan jenis itu banyak?" Tanya Yue Qiao penasaran.

"Aku tidak bisa mengatakan banyak tetapi dibeberapa tempat ada pisau yang lebih berkualitas dibandingkan yang aku berikan sebelumnya."

Yue Qiao terkejut, ini menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kehidupan di pulau ini dengan tempat tinggal pemuda tersebut.

Semakin dalam keduanya memasuki desa semakin banyak orang yang menyapa Yue Qiao, saat itulah Shan Lao sadar Yue Qiao merupakan sosok yang cukup dihormati di desa ini.

"Anda sepertinya sangat populer ya, Nona Yue?"

"Ehm, sebenarnya selain ayahku seorang pandai besi, ia juga adalah kepala desa disini."

Terpopuler

Comments

Ani Sumarni

Ani Sumarni

Yue Qiao berparas cantik anak baik hati
Di Hormati oleh warga setempat karna
Keramahannya budi baiknya di Tunjang
Anak/Putri kepala Desa
Bunga Desa Pulau Terpencil

2025-08-18

0

budiman_tulungagung

budiman_tulungagung

satu mawar 🌹 untuk pisau shan lao

2025-06-18

1

Made Suarjana

Made Suarjana

aku kok merasa tokoh utamanya shan lao

2025-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 — Zhi Tian
2 Eps. 2 — Pulau Terpencil
3 Eps. 3 — Bibi Yue
4 Eps. 4 — Lebih Dekat
5 Eps. 5 — Desa Tengah Pulau
6 Eps. 6 — Keinginan Zhi Tian
7 Eps. 7 — Transplantasi Mata
8 Eps. 8 — Kepintaran Zhi Tian
9 Eps. 9 — Teknik Tendangan
10 Eps. 10 — Seorang Kultivator
11 Eps. 11 — Menyerap Qi
12 Eps. 12 — Benang Qi
13 Eps. 13 — Tingkatan Kultivator
14 Eps. 14 — Penyerangan Desa
15 Eps. 15 — Lemparan Sumpit
16 Eps. 16 — Identitas Zhi Tian
17 Eps. 17 — Luka Dalam
18 Eps. 18 —Penempaan Fisik
19 Eps. 19 — Membuka Meridian
20 Eps. 20 — Kecemasan Zhi Tian
21 Eps. 21 — Perasaan Shan Lao
22 Eps. 22 — Teknik Sihir
23 Eps. 23 — Jenis-Jenis Sihir
24 Eps. 24 — Pusaka
25 Eps. 25 — Raja Siluman
26 Eps. 26 — Garis Waktu
27 Eps. 27 — Latihan Terakhir
28 Eps. 28 — Permata Siluman
29 Eps. 29 — Burung Api
30 Eps. 30 — Dua Ratu
31 Eps. 31 — Binatang Roh
32 Eps. 32 — Membuat Kontrak
33 Eps. 33 — Formasi Sihir
34 Eps. 34 — Benua Daratan Feniks
35 Eps. 35 — Kepergian (Arc. 0 — End)
36 Eps. 36 — Lautan Lepas
37 Eps. 37 — Menjumpai Daratan
38 Eps. 38 — Desa Pelabuhan
39 Eps. 39 — Gerombolan Hiu
40 Eps. 40 — Kota Kiba
41 Eps. 41 — Tingkatan Petualang
42 Eps. 42 — Kultivator Medis
43 Eps. 43 — Menjalankan Sebuah Misi
44 Eps. 44 — Misi Khusus
45 Eps. 45 — Jenis-Jenis Kultivator
46 Eps. 46 — Yan Juan
47 Eps. 47 — Potensi Yan Juan
48 Eps. 48 — Sifat Lain Manusia
49 Eps. 49 — Yan Juan Menghadang
50 Eps. 50 — Sihir Kertas
51 Eps. 51 — Zhi Tian Beraksi
52 Eps. 52 — Aura Energi
53 Eps. 53 — Pedang Naga Halilintar
54 Eps. 54 — Petir Ungu
55 Eps. 55 — Melanjutkan Perjalanan (Arc. 1 — End)
56 Eps. 56 — Istana Kerajaan
57 Eps. 57 — Penjelasan
58 Eps. 58 — Demam Es
59 Eps. 59 — Meracik Obat
60 Eps. 60 — Mencari Petunjuk
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Eps. 1 — Zhi Tian
2
Eps. 2 — Pulau Terpencil
3
Eps. 3 — Bibi Yue
4
Eps. 4 — Lebih Dekat
5
Eps. 5 — Desa Tengah Pulau
6
Eps. 6 — Keinginan Zhi Tian
7
Eps. 7 — Transplantasi Mata
8
Eps. 8 — Kepintaran Zhi Tian
9
Eps. 9 — Teknik Tendangan
10
Eps. 10 — Seorang Kultivator
11
Eps. 11 — Menyerap Qi
12
Eps. 12 — Benang Qi
13
Eps. 13 — Tingkatan Kultivator
14
Eps. 14 — Penyerangan Desa
15
Eps. 15 — Lemparan Sumpit
16
Eps. 16 — Identitas Zhi Tian
17
Eps. 17 — Luka Dalam
18
Eps. 18 —Penempaan Fisik
19
Eps. 19 — Membuka Meridian
20
Eps. 20 — Kecemasan Zhi Tian
21
Eps. 21 — Perasaan Shan Lao
22
Eps. 22 — Teknik Sihir
23
Eps. 23 — Jenis-Jenis Sihir
24
Eps. 24 — Pusaka
25
Eps. 25 — Raja Siluman
26
Eps. 26 — Garis Waktu
27
Eps. 27 — Latihan Terakhir
28
Eps. 28 — Permata Siluman
29
Eps. 29 — Burung Api
30
Eps. 30 — Dua Ratu
31
Eps. 31 — Binatang Roh
32
Eps. 32 — Membuat Kontrak
33
Eps. 33 — Formasi Sihir
34
Eps. 34 — Benua Daratan Feniks
35
Eps. 35 — Kepergian (Arc. 0 — End)
36
Eps. 36 — Lautan Lepas
37
Eps. 37 — Menjumpai Daratan
38
Eps. 38 — Desa Pelabuhan
39
Eps. 39 — Gerombolan Hiu
40
Eps. 40 — Kota Kiba
41
Eps. 41 — Tingkatan Petualang
42
Eps. 42 — Kultivator Medis
43
Eps. 43 — Menjalankan Sebuah Misi
44
Eps. 44 — Misi Khusus
45
Eps. 45 — Jenis-Jenis Kultivator
46
Eps. 46 — Yan Juan
47
Eps. 47 — Potensi Yan Juan
48
Eps. 48 — Sifat Lain Manusia
49
Eps. 49 — Yan Juan Menghadang
50
Eps. 50 — Sihir Kertas
51
Eps. 51 — Zhi Tian Beraksi
52
Eps. 52 — Aura Energi
53
Eps. 53 — Pedang Naga Halilintar
54
Eps. 54 — Petir Ungu
55
Eps. 55 — Melanjutkan Perjalanan (Arc. 1 — End)
56
Eps. 56 — Istana Kerajaan
57
Eps. 57 — Penjelasan
58
Eps. 58 — Demam Es
59
Eps. 59 — Meracik Obat
60
Eps. 60 — Mencari Petunjuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!