BAB 4

Pagi ini Nabila mencoba memutar otaknya untuk keluar dari rumahnya, walaupun ia hanya memiliki satu cara yaitu melewati rumah Rian.

Jam terus berputar, Nabila tak memiliki waktu yang banyak untuk pergi ketempat kerjanya.

Tok.. Tok...

Lamunan Nabila terpecah akibat suara ketukan dari pintu belakang rumahnya.

Nabila bisa menebak jika itu adalah Rian, dengan terpaksa Nabila membuka pintu tersebut.

" Ada apa " tanya Nabila begitu ia membuka pintu

" Lo mau keluar atau engga ? Gue mau pergi sekarang soalnya"

" Iya mau lah, kalau ga lewat rumah lo gue lewat mana "

" Ya yaudah ayo kalau gitu "

Nabila keluar bersama dengan Rian, Nabila melihat Rian yang sedang terburu-buru.

Nabila bersyukur karena Rian tak membahas masalah semalam, ia pun lega bisa lepas dari masalah tersebut.

Begitu mereka keluar Rian segera naik ke mobilnya, dan tak lama mobil Rian melaju meninggalkan rumah.

" Mau kerja Nab " ucap seorang laki laki mengejutkan Nabila

" Eh Mas Dion, Iyah mas lagi mau pesen ojek online nih "

" Btw Nab, tadi ko aku liat kamu keluar dari rumah Rian ? Kalian —"

" Engga mas engga, jadi kunci rumahku itu ketinggalan di tempat kerja. Kebetulan pintu belakang yang emang ga di tutup, jadi aku numpang lewat rumah Rian gitu "

" Oo gitu "

" Mas Dion udah balik dari Kalimantan? "

" Udah Nab, baru kemarin. "

" Oo gitu Mas "

" Mau berangkat sekarang? Bareng aja gimana ? Kebetulan aku ada urusan Deket kantor kamu "

" Engga ngerepotin mas ? "

" Engga Nab, ayo "

Dion tetangga yang cukup dekat dengan Nabila, disaat keduanya tengah berbincang Rian yang tak sengaja hendak kembali ke rumah mendengarkan keduanya berbicara.

" Deket banget kayaknya" ucap Rian sendiri yang kemudian mengurungkan niatnya kembali kerumah.

Nabila dan Dion berangkat bersama dengan sepeda motor Dion, sesekali Dion melirik kearah Nabila dari kaca spionnya.

" Udah sarapan Nab " tanya Dion dengan sedikit nada tinggi

" Udah mas " jawab Nabila sedikit mendekat

" Baguslah, jangan lupa sarapan nanti sakit "

" Iyah, Mas Dion juga "

" Juga apa nih ? "

" Jangan lupa sarapan, nanti sakit "

" Iyah Nab " ucap Dion sambil tersenyum

Setelah percakapan itu keduanya kembali diam, hingga akhirnya mereka tiba di tempat kerja Nabila.

" Makasih Mas Dion " ucap Nabila sambil melepas helmnya

" Sama sama Nab, pulang jam berapa ? Mau bareng ? "

" Engga usah mas, aku juga ga jelas pulang jam berapa suka lembur "

" O gitu, yaudah deh aku pergi dulu yah "

" Hati hati Mas "

Saat Nabila tengah melambaikan tangan, Aurel yang baru saja tiba langsung menghampiri Nabila.

" Ekhm di anterin capa tuuu ' ucap Aurel menggoda Nabila

" Jangan mulai deh Rel, tetangga gue itu. Mas Dion "

" Tetangga apa tetangga nih, kayaknya ada yang lagi pdkt "

" Ngaco, udah ayo masuk "

Aurel masih terus asik menggoda sahabatnya itu, sedangkan Nabila ia menyangkal hubungannya dengan Dion.

..

Rian masih memikirkan kedekatan Nabila dengan seorang laki laki yang Rian tak kenal, Rian penasaran siapa sosok laki laki yang berbicara dengan mantannya pagi tadi

" Oyy Pak Dokter bengong aja, awas kesambet " ucap Bara mengejutkan

" Kesurupan apa ? Barongsai "

" Mikirin apaan sih pagi pagi ? Mikirin pasien yang tiap hari makin banyak? Kata gue juga kan mending lo ambil beberapa hari aja "

" Bawel lo, bukan soal itu jugaa "

" Terus soal apa ? Cewe ? "

" Bar, Lo pernah ga balikan sama mantan ? "

" Balikan ? Ya pernah sih, tapi itu karena gue putus baru 2 hari. Kenapa emang ? Lo mau balikan sama siapa sih emang "

" Ya itu sih bukan putus, salah deh gue nanya sama lo " Rian bangun dari duduknya

" Laah itu juga putus namanya Ian, orang dia bilang kita putus aja. Kan berarti putus, kecuali dia bilang kita sendiri sendiri dulu aja " Bara mengikuti Rian

" Ya deh seterah lo aja, heran gue oon ko bisa jadi dokter "

Bara terus mengoceh kepada Dion, sedangkan Dion yang mulai tak tahan pun menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya sendiri.

...

Nabila yang sudah selesai dengan pekerjaannya mulai merapikan meja kerjanya, hal itu mendapatkan tatapan dari kedua rekan kerja Aurel dan Roi.

" Katanya lo mau lembur Nab ? " tanya Aurel

" Mendadak gue ga enak badan nih, gue duluan ya. Lo sama Roi aja dulu berdua "

" Mau gue anterin Nab ? Takut lo kenapa kenapa di jalan gitu " ucap Roi khawatir

" Aman gue ga apa apa, yaudah gue duluan yah. Semangat " ucap Nabila yang kemudian pergi meninggalkan keduanya

Nabila mendadak tidak enak badan, ia tak mau membebani rekannya jika terjadi sesuatu.

Saat Nabila sampai di lobby ia melihat sosok laki laki yang ia kenal, laki laki itu tengah berdiri seolah menunggu dirinya.

" Ngapain disini ? " tanya Nabila ketus

" Kunci rumah gue ketinggalan "

" Terus apa hubungannya dengan lo Dateng ke tempat kerja gue ? "

" Ya karena lo pasti belum pulang, jadi daripada gue nunggu di kontrakan mending sekalian gue jemput lo "

" Gue bisa pulang sendiri ian "

" Udah ayo, gue udah satu jam nunggu lo "

" Gue ga minta lo nungguin gue, kan lo yang mau nungguin gue "

Rian berjalan mendekati Nabila, kemudian laki laki itu berbisik pelan.

" Lo mau ikut pulang sama gue, atau gue cium lo disini "

Ucapan itu membuat jantung Nabila berdebar, sedangkan Rian ia tersenyum melihat ekspresi wajah Nabila.

" Yaudah oke gue pulang bareng sama lo " ucap Nabila dan Rian tersenyum senang

Segera Nabila berjalan mengikuti Rian, entah kenapa rasanya ada yang berbeda kali ini.

Nabila merasa sedikit senang, namun ia harus menepis perasaan itu.

" Lo sakit Bil ? " ucap Rian yang memperhatikan wajah Nabila yang pucat

" Engga, udah cepet katanya mau pulang" jawab Nabila

Mobil Rian pun mulai pergi meninggalkan halaman tempat kerja Nabila.

Karena tubuhnya semakin lemas, Nabila pun memilih diam dan bersandar.

Rian menyadari ada yang berbeda dari wanita yang di sebelahnya, terlebih jika dirinya adalah dokter yang paham dengan apa yang Nabila rasakan.

" Apa yang dirasa Bil ? " tanya Rian dengan khawatir

" Apa ? Gue ga apa apa " Nabila masih berbohong

Rian tau wanita itu tak akan berkata jujur kepada dirinya, ia segera melajukan mobilnya dengan cepat agar cepat sampai dirumah.

Begitu sampai Nabila turun lebih dulu, ia diikuti oleh Rian yang berdiri di belakangnya

Karena kepala makin terasa sakit, Nabila berjongkok untuk berdiam sejenak.

Rian segera membuka pintu rumah Nabila, begitu pintu berhasil terbuka Rian membantu Nabila untuk masuk dan Nabila tak menolak

Rian membantu Nabila merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya, kemudian Rian mengeluarkan benda benda yang akan ia gunakan untuk memeriksa Nabila.

" Harusnya lo ga kayak gini Ian, kita udah mantan " ucap Nabila membuat Rian menoleh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!