Putri Pewaris Yang Ditukar
17 tahun yang lalu...
Flash back on...
Di sebuah kontrakan....
"Pak, saya takut Bu Riana tahu," ucap wanita dengan wajah polosnya.
"Tidak akan ada yang tahu, jika kamu diam. Saya hanya menginginkan keturunan saja dan saya yakin kamu bisa memberiku keturunan tapi dengan satu syarat, saya tidak akan bisa menikahi kamu tapi saya akan menjamin kehidupan kamu dan keluarga kamu," sahut Juan.
Kamila terdiam, dia adalah seorang cleaning servis di kantor milik Juan. Awalnya dia menemui Juan karena dia ingin mengajukan pinjaman kepada perusahaan. Ibunya sedang terlilit hutan di kampung dan penagih hutang mengancam akan memasukan ibunya ke penjara jika tidak cepat-cepat dibayar.
"Kita sama-sama saling membutuhkan, kamu membutuhkan uang dan saya membutuhkan keturunan. Bahkan kamu akan mendapatkan banyak bonus dari saya, saya akan membelikanmu rumah supaya kamu tidak ngontrak lagi dan saya juga akan menjamin kehidupan orang tua kamu di kampung. Tapi syaratnya saya tidak akan menikahi kamu dan saya akan mengambil anak yang kamu lahirkan dan kamu tidak boleh menemuinya lagi dan harus menyimpan rahasia ini sampai kamu mati," ucap Juan dengan serius.
Kamila berpikir keras, dia sangat bingung dengan situasi seperti ini. Jika dia tidak melakukannya, ibu dia akan masuk penjara tapi jika dia melakukannya dia harus menyerahkan kesuciannya kepada bosnya. Secara kasar, Kamila hanya sebagai penyewa rahim saja untuk mendapatkan keturunan.
Dengan setengah hati, akhirnya Kamila pun menganggukkan kepalanya. Malam itu, Kamila merasakan sakit yang luar biasa karena harus menyerahkan kesuciannya. Dari semenjak itu, Juan hampir setiap hari datang ke rumah Kamila hanya untuk menanamkan benihnya di rahim Kamila.
***
1 bulan kemudian, Kamila menghubungi Juan untuk segera datang ke rumah karena dia dinyatakan hamil. Dengan bahagia, Juan pun langsung pergi ke rumah yang dia belikan untuk Kamila. Rumah itu sangat sederhana, karena Kamila tidak mau dibelikan rumah yang mewah dan besar. Sesampainya di rumah itu, Juan langsung masuk.
"Serius kamu hamil?" seru Juan sembari mencengkram kedua pundak Kamila.
"Iya, Pak. Tadi saya sudah periksa ke dokter katanya usia kandungan saya baru menginjak tiga mingguan," sahut Kamila.
"Syukurlah, akhirnya saya akan mendapatkan anak juga. Terima kasih, Kamila. Kamu jangan khawatir, uang bulanan kamu akan saya tambah menjadi dua kali lipat supaya kamu bisa membeli makanan dan susu untuk ibu hamil biar anak saya sehat," ucap Juan dengan bahagianya.
Kamila memperhatikan Juan, tiba-tiba saja jantungnya berdetak tak karuan. Kamila memang sudah mulai menyukai Juan tapi dia sadar jika perasaannya itu hanya sebatas angan-angan saja. Dia tidak mungkin bisa memiliki Juan, bahkan anak yang ada dalam kandungannya pun nantinya tidak akan bisa dia miliki.
"Baik, Pak," sahut Kamila lemas.
Tidak lama kemudian, ponsel Juan pun berdering dan tertera nama Riana di sana. Juan langsung menjauh dari Kamila dan mengangkat sambungan telepon dari istrinya itu. Juan kelihatan panik, tanpa pamitan kepada Kamila, dia pun segera pergi.
"Apa saya salah jika saya mengharapkan Pak Juan mau mencintai saya?" batin Kamila dengan mata yang berkaca-kaca.
Juan panik kala mendengar istrinya menangis di sambungan telepon, tanpa banyak basa-basi dia pun segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Juan berlari sekuat tenaga dan masuk ke dalam kamarnya. Juan semakin panik melihat istrinya sedang menangis di atas tempat tidur.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Juan panik.
"Mas...."
"Kenapa, sayang?" tanya Juan kembali.
Riana memberikan benda kecil kepada Juan membuat Juan mengerutkan keningnya. "Apa ini, sayang?" Juan tidak mengerti.
"Aku hamil, Mas," sahut Riana dengan deraian air matanya.
"Apa!"
"Akhirnya aku hamil Mas, setelah 8 tahun menunggu akhirnya Allah menjawab do'a-do'a kita," sahut Riana dengan tangisan bahagianya.
Mata Juan ikut berkaca-kaca, dia pun segera memeluk istrinya. "Akhirnya, kita akan mendapatkan anak juga," ucap Juan.
"Iya, Mas. Terima kasih karena selama ini Mas sudah sabar dan setia mendampingi alu," ucap Riana.
Deg....
Seketika Juan ingat kepada Kamila yang saat ini sedang hamil juga. "Astaga, seandainya aku lebih sabar menunggu mungkin aku tidak akan membeli rahim wanita lain," batin Juan penuh penyesalan.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan terlewati. Semenjak mengetahui istrinya hamil juga, Juan seakan lupa kepada Kamila dan tidak memperdulikan Kamila. Namun, dia tidak lupa mengirim uang setiap bulannya kepada Kamila.
Kamila duduk termenung di kamarnya sembari mengelus perutnya yang saat ini sudah semakin membesar. "Pak Juan apa akan mengingkari janjinya? selama ini Pak Juan sudah tidak pernah datang ke sini, bahkan dia tidak pernah menanyakan keadaan anaknya, apa dia sudah lupa?" batin Kamila.
Kamila tidak tahu jika istrinya Juan sedang mengandung juga karena selama ini Juan tidak pernah menghubunginya. Kamila pun tidak pernah menghubungi Juan karena takut Juan marah. Kamila pun mengambil tas kecil, lalu memesan taksi karena siang ini dia akan memeriksakan kandungannya ke rumah sakit.
Selama hamil dan proses mengidam, Kamila lalui sendirian tanpa perhatian dari Juan. Padahal tidak bisa dipungkiri, jika Kamila sangat mengharapkan Juan datang bahkan Kamila berkhayal bisa bermanja-manjaan kepada Juan meski pada kenyataannya itu sangat tidak mungkin. Sesampainya di rumah sakit, Kamila harus menunggu sebentar karena dokter kandungannya sedang ada pasien.
Beberapa saat kemudian, pintu ruangan dokter kandungan pun terbuka. Kamila menoleh dan bersiap-siap untuk masuk, tapi dia membelalakkan matanya saat melihat siapa yang keluar dari ruangan itu. Begitu pun dengan Juan yang begitu sangat terkejut, dia tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Kamila di situ.
"Kamila," batin Juan.
Juan melihat kandungan Kamila yang sama dengan kandungan Riana. Tanpa punya hati, Juan pun menggandeng tangan Riana dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan Kamila. Mata Kamila sudah mulai berkaca-kaca, bahkan hatinya sangat sakit mendapat perlakuan seperti itu dari Juan.
"Sayang, kamu tunggu dulu di mobil ya, ada yang ketinggalan sepertinya ketinggalan di dalam ruangan dokter tadi," ucap Juan.
"Ok, jangan lama-lama," sahut Riana.
Juan berlari masuk kembali ke dalam rumah sakit. Dia segera menuju ruangan dokter kandungan dan sesampainya di sana ternyata bersamaan dengan Kamila yang baru saja selesai diperiksa. Kamila terkejut, dan Juan pun membawa Kamila ke lorong yang lumayan sepi.
"Kamila, maafkan saya. Ternyata istri saya juga hamil," ucap Juan.
"Terus, bagaimana dengan anak ini?" tanya Kamila dengan mengusap perutnya sendiri.
"Saya akan membiayai semua kebutuhan kamu dan anak itu, tapi tolong jangan ganggu saya dan istri saya karena saya lebih mementingkan anak saya sendiri. Saya akan membiayai sekolah dan hidup anak itu sampai kuliah nanti jadi kamu jangan khawatir akan masa depan anak itu semuanya saya tanggung. Sekali lagi saya minta maaf, tetap simpan rahasia ini karena jika sampai istri saya tahu, maka saya akan membuat kamu menyesal," ucap Juan penuh ancaman.
Juan pun pergi begitu saja tanpa belas kasihan. Air mata Kamila menetes, kedua tangannya mengepal. Sungguh hatinya begitu sakit karena selama ini Juan sudah menipunya walaupun hidupnya memang semuanya ditanggung oleh Juan tapi Juan sudah mengingkari janjinya yang dia ucapkan di awal.
*
*
*
Yuk guys, ramaikan lagi🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
baru baca dah gemes aja ..emang dasar ya laki2 mau enak nya saja ....iyuh mentang2 kaya jadi bisa membeli apa aja terlebih Kamila orang miskin makin semena2 lah Juan itu
2025-06-12
0
Arsyad Algifari.
hai ka Poppy aku mampir lagi 🥰
2025-06-10
0
jasmoone
Juan!!!!!, kurangazar emang, rasa mau ku remuk-remuk huhh.
2025-06-12
0