Eps. 2 — Menjadi Buruan

Liu Yuwen melepaskan pisau angin berikutnya, kali ini seluruh kaki lipan itu terpotong seluruhnya. Liu Yuwen kemudian melompat ke atas tubuh siluman tersebut sambil menembakkan gelombang api ungu yang melukai tubuh lipan raksasa tersebut.

Siluman itu mendesis kesakitan, ia meronta dan berusaha lari namun karena sudah tidak punya kaki, ia menggunakan badannya untuk bergerak layaknya seperti ular.

"Dia menggunakan segala cara ya..."

Liu Yuwen mendarat di atas kepala lipan itu, dengan api yang masih membalut pedangnya, Liu Yuwen menancapkan pusakanya kedalam kepala siluman tersebut.

Yang berikutnya terjadi sebuah ledakan hebat terjadi didalam kepala siluman itu, menghancurkan isi didalamnya. Mulut serta mata lipan itu mengeluarkan api ungu.

Lipan itu seketika langsung berhenti meronta, Liu Yuwen menghela nafas panjang sebelum membelah kepala lipan tersebut dan mengeluarkan permata siluman dibaliknya.

"Ini lebih besar dari yang aku duga." Liu Yuwen mengangguk dan tersenyum puas saat melihat ukuran permata siluman tersebut yang cukup besar.

Liu Yuwen sudah lama kehabisan persediaan permata siluman, mendapatkannya lagi membuat pemuda itu menjadi sedikit senang.

Liu Yuwen baru beberapa meter meninggalkan jasad lipan tersebut saat empat kalajengking muncul didalam pasir, Liu Yuwen mengerutkan dahi, kalajengking itu juga merupakan siluman hanya saja usianya baru mencapai ratusan tahun.

***

Dalam waktu yang relatif singkat, Liu Yuwen berhasil membunuh empat kalajengking itu. Meski bukan hal yang sulit tetapi juga bukan perkara yang mudah bagi Liu Yuwen untuk menghabisi keempat siluman tersebut sekaligus.

Setelah menyimpan permata siluman dari keempat mahluk tersebut, Liu Yuwen hendak berisitirahat sejenak namun sebuah suara mengalihkan perhatiannya.

Liu Yuwen menoleh ke atas dan menemukan seekor elang raksasa tengah terbang tinggi di udara, nafas Liu Yuwen tertahan saat elang tersebut ternyata seekor siluman juga.

Liu Yuwen memang tidak mengetahui akibat pertarungannya dengan keempat kalajengking itu sebelumnya, membuat mahluk yang hidup di Gurun Tanpa Batas jadi terbangun.

"Sial, dia kesini!"

Siluman elang itu hampir seusia dengan lipan sebelumnya, ketika melihat Liu Yuwen, alih-alih tertarik pada jasad kalajengking didekatnya burung tersebut langsung bergerak dan mengincar Liu Yuwen.

Liu Yuwen mengeluarkan pusaka busur yang selama ini ia simpan, dengan mengalirkan qi yang cukup besar, anak panah yang tercipta jadi lebih kuat dan tajam.

Liu Yuwen menembakkan anak panah pada elang itu dan berhasil menancap ditubuhnya, Liu Yuwen menaikan alisnya ketika menyadari anak panah yang ia lepaskan tidak menembus tubuh elang itu terlalu dalam.

"Kulitnya sangat keras, kau harus menembakkan anak panah yang lebih kuat dari itu untuk membunuhnya dalam sekali tembakan." Jelas Bai Huahua.

Siluman elang itu terlihat marah ketika Liu Yuwen melukainya, ia mempercepat terbangnya untuk memangsa sang pemuda.

Tatapan Liu Yuwen seketika berubah, ia memasukkan busur pusakanya ke dalam cincin ruang lalu menarik pedang pembasmi raja dari pinggangnya.

Ketika siluman itu beberapa meter lagi didekatnya, Liu Yuwen melompat ke arah elang tersebut sambil mengalirkan qi ke pedangnya.

"Teknik Pedang Raja — Membelah Awan!"

Liu Yuwen mengayunkan pedangnya, tebasannya mengarah pada sayap elang tersebut.

Meski memiliki kulit yang keras, namun dengan pusakanya yang tajam Liu Yuwen berhasil memotong sayap elang tersebut dalam sekali serangan.

Elang yang tak memiliki sayap tidak berbeda jauh dengan gigi harimau yang ompong, Liu Yuwen mengayunkan pedangnya sekali lagi tetapi kali ini sasarannya adalah leher elang tersebut, tebasan itu sekaligus mengakhiri nyawa siluman tersebut.

***

"Ini tidak akan ada habisnya..."

Liu Yuwen mengatur nafasnya yang sudah mulai memburu, ketika ia menghabisi siluman elang, dirinya langsung diserang oleh siluman yang lain.

Liu Yuwen tidak masalah menghadapi siluman selama beberapa waktu namun dalam seharian ini, ia sudah bertarung dengan belasan siluman secara terus menerus.

Qi yang dimiliki Liu Yuwen hanya tersisa 20% lagi namun saat ini dirinya harus bertarung dengan gerombolan serigala gurun.

Setiap siluman serigala itu berusia ratusan tahun namun yang menjadi masalah adalah jumlah mereka yang puluhan ekor.

Liu Yuwen tidak masalah menghadapi mereka jika mempunyai tenaga yang cukup, tetapi dikondisinya yang sekarang, Liu Yuwen akan kesulitan meladeni gerombolan serigala tersebut.

"Elemental Api — Hembusan Nafas Api!"

Liu Yuwen menyemburkan api dalam jumlah besar dari mulutnya yang membuat serigala-serigala itu ketakutan dan mundur untuk menghindari api tersebut.

Liu Yuwen menggunakan kesempatan itu untuk berlari secepat yang dirinya bisa, ketika api itu mulai padam, para serigala itu sudah tidak melihat Liu Yuwen lagi.

"Kau sepertinya sedang berada ditempat yang salah, apa kau ingin berbalik dan keluar dari gurun ini?" Bai Huahua menampakkan wujudnya ketika Liu Yuwen sudah berhasil bersembunyi dibalik ceruk bebatuan yang ia temukan.

Liu Yuwen tidak langsung menjawab pertanyaan Bai Huahua melainkan mengatur pernafasannya yang tidak stabil.

"Tidak, ini adalah cara tercepat agar aku bisa ke ibukota, kalau aku menggunakan jalan memutar, itu membutuhkan waktu beberapa bulan lamanya."

Bai Huahua mengelus dagunya, "Hm... tapi kalau dipikir-pikir tetap di gurun ini juga tidak terlalu buruk, ini juga bisa menjadi ajang untukmu meningkatkan kekuatan bukan?"

Dalam beberapa kali menghadapi siluman di gurun tersebut, Liu Yuwen mendapatkan cukup banyak permata siluman dan juga daging mereka.

Liu Yuwen menggaruk pipinya, kebingungan harus menjawab seperti apa pada pertanyaan roh pedang tersebut, yang pasti Liu Yuwen tidak menunjukkan kebahagiaan sesudah diburu oleh berbagai siluman tersebut.

Setelah dirasa lokasinya kali ini aman, Liu Yuwen memilih memulihkan qi dengan permata siluman yang barusan ia dapat. Selain bisa mengisi qi dengan cepat, permata siluman juga dapat meningkatan kapasitas benang qi'nya.

Liu Yuwen tidak meninggalkan tempatnya sampai ia benar-benar dalam kondisi primanya kembali. Liu Yuwen menebak, akan ada banyak siluman yang ia temui didepan perjalanannya nanti jadi dirinya harus bersiap dengan kekuatan penuhnya.

Benar saja, semakin dalam Liu Yuwen menelusuri gurun itu maka semakin banyak pula siluman yang menghampirinya.

Jika bukan karena kemampuannya yang sudah cukup tinggi, mungkin sudah sejak lama Liu Yuwen terbunuh oleh para siluman tersebut.

Nyatanya Gurun Tanpa Batas adalah tempat yang berbahaya, ia dihuni oleh ribuan monster buas yang haus akan darah dan hampir tidak ada tempat yang aman di sana.

Dua minggu berlalu semenjak Liu Yuwen tiba di padang pasir itu, ia sudah mulai terbiasa dengan lingkungan didalamnya. Liu Yuwen juga berhasil mengumpulkan banyak permata karena terus menerus bertarung dengan berbagai siluman tanpa henti di sana.

Liu Yuwen saat ini sedang membuat api unggun di atas bebatuan dengan daging bakar yang ditaruh diatasnya.

Setelah disini cukup lama, Liu Yuwen jadi mengetahui tempat aman di Gurun Tanpa Batas adalah lokasi berbatuan seperti ini. Baru Liu Yuwen menyantap daging bakarnya, tiba-tiba ia mendengar langkah kaki tak jauh dirinya beristirahat.

Terpopuler

Comments

G Wu

G Wu

Di sini si MC seakan tidak mau mendengarkan nasehat roh pedang untuk meningkatkan kekuatan.
yang di pikirkan selalu ke ibu kota,padahal kekuatan jauh lebih penting.
Jiwa yg berinkarnasi tapi pikiran nya tetap pendek tidak belajar dari pengalaman kehidupan masa lalu & sekarang.

2025-06-05

5

angin kelana

angin kelana

ajang bantai monster nie,cepat kuat...

2025-06-05

1

maz tama

maz tama

terus semangat thor dan selalu jaga kesehatan

2025-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!