Bagaikan sampah

Sudah jam dua dini hari, Safa belum juga bisa memejamkan matanya. Air mata masih terus membasahi wajahnya yang sudah sembab dan memerah.

Meski menikah atas dasar keterpaksaan, namun Safa menganggap pernikahannya itu bukanlah mainan. Dia tetap menganggap Lingga sebagai suaminya meski belum ada cinta dihatinya.

Jadi saat mendengar Lingga menyebut nama wanita lain ketika berhubungan dengannya, tiba-tiba hati Safa terasa sakit. Kalau memang Lingga tidak bisa menerimanya, setidaknya jangan menyebut nama wanita lain. Itu benar-benar menyakitkan.

Saat ini, Safa pun terlihat bagai seonggok sampah tak berguna. Setelah merenggut kesuciannya, Lingga pergi entah kemana dan hingga saat ini belum kembali.

Baru kali ini Safa terlihat seperti manusia yang benar-benar tidak diinginkan. Meski dia berasal dari panti asuhan, dia bukan anak terbuang. Dia terpaksa ada disana karena kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan tidak punya sanak saudara lagi.

Setelah itu pun Safa dipungut oleh Tirta dan Amita sebagai anak angkat, dia disayangi dan dirawat layaknya anak sendiri oleh mereka. Jadi baru kali ini Safa merasa benar-benar tak diinginkan.

Saat mengambil keputusan itu, Safa tak menyangka jika rasanya akan sesakit ini. Tapi dia bisa apa, dia tak bisa menuntut. Lingga mau menanggung hutang Papanya yang ratusan milyar itu saja, Safa sudah merasa beruntung.

Karena terlalu lelah dengan semuanya, Safa akhirnya terlelap. Dia tak lagi memikirkan Lingga yang entah akan kembali ke kamar mereka atau tidak.

Yang jelas, pagi harinya Safa terbangun tepat saat pintu kamarnya terbuka. Dengan mata yang masih belum begitu jelas dan kepalanya yang terasa berat, Safa melihat Lingga kembali ke kamar dengan baju yang pria itu kenakan tadi malam.

"Jadi, dari tadi malam dia baru pulang sekarang?" Safa tak berani bertanya.

Dia hanya diam memperhatikan Lingga yang melepas satu persatu kancing kemejanya. Memperlihatkan otot tubuhnya yang sempurna.

"Turunlah, yang lain sudah menunggu. Setelah itu, kita langsung pulang ke rumah ku!"

Safa tau rumah yang dimaksud Lingga adalah rumah Lingga sendiri. Bukan rumah milik keluarganya yang saat ini ditempati oleh Tuan dan Nyonya Besar.

Dari sekarang saja, Safa sudah bisa membayangkan bagaimana kehidupan rumah tangganya.

"Baiklah" Jawab Safa dengan singkat karena dia sudah pasrah dengan semuanya.

Safa turun bersama Lingga setelah mereka membersihkan badannya. Keduanya turun secara bersamaan, bukan karena ingin terlihat mesra dihadapan orang tua mereka, seperti yang biasanya dilakukan dalam pernikahan terpaksa. Mereka hanya turun bersama, berjalan berdampingan tanpa bergandengan tangan ataupun bicara sepatah katapun. Keduanya bagai orang asing yang kebetulan berjalan bersama.

"Selamat Pagi semuanya" Ucap Safa berusaha terlihat ceria. Meski sebenarnya mata bengkak miliknya tak dapat disembunyikan.

"Pagi Nak" Jawab Tetua, yaitu Tirta, Indra dan Novita.

Sementara Lintang, adik perempuan Lingga hanya diam saja tanpa melirik pada Safa sedikitpun. Wanita yang baru lulus kuliah itu tampak tak menyukai Safa sejak pertemuan pertama mereka.

Mereka pun memulai sarapan mereka dalam diam. Meski ada banyak sekali pertanyaan di benak Tirta untuk putrinya. Tentu dia menyadari mata sembab putrinya. Namun dia berusaha menahannya. Dia tak mau membuat Lingga murka dan semakin menyakiti putrinya.

"Hari ini kami akan langsung pindah ke rumah kami Ma" Ucapan Lingga menarik perhatian semua orang.

Kedua orang tua Lingga pun saling memandang. Begitupun Tirta yang langsung menatap putrinya.

"Kami sudah menikah Pa. Sudah kewajiban Safa untuk tinggal bersama suami Safa" Safa berusaha meyakinkan Papanya.

"Aku sudah selesai" Lingga meninggalkan meja makan yang masih penuh dengan makanan itu.

Tanpa mempedulikan orang-orang bahkan tanpa berniat mengajak Safa sama sekali.

"Kamu yang sabar ya Nak. Mama pasti akan menasehati Lingga. Mama yakin suatu saat Lingga pasti bisa berubah dan mencintai kamu" Novita mengusap tangan Safa yang berada di atas meja.

"Cinta Kakak itu sudah habis untuk satu orang Ma. Jadi tidak mungkin dia mencintai wanita lain lagi meski pun sekarang Mbak Safa sudah menjadi istrinya!" Ucap Lintang secara tiba-tiba.

Tanpa wanita itu ketahui, saat ini ada hati yang benar-benar sakit mendengarnya.

"Lintang!" Tegur Indra pada putri bungsunya itu.

"Terserah Papa, aku cuma bilang kenyataannya aja. Sampai kapan pun Kakak nggak akan bisa menerima Mbak Safa. Justru Mbak Safa akan makan hati karena bersaing dengan orang yang sudah meninggal" Setelah itu Lintang melenggang begitu saja.

Dia tak berpikir jika ucapannya itu ternyata telah menyakiti Safa.

"Tirta, tolong maafkan anakku karena tidak sopan seperti itu" Indra merasa tidak enak dengan besannya itu.

"Tidak papa Ndra" Tirta berusaha maklum meski dia sendiri tak tega melihat putrinya disakiti seperti itu.

"Safa, kami memang tidak tau kesepakatan apa yang kalian buat di belakang kami. Tapi kalau kamu ada kesulitan apapun atau Lingga menyakitimu, tolong beritahu Mama dan Papa. Kami akan membantu mu, dan menegur Lingga. Untuk sikapnya saat ini, kami juga akan bicara pada Lingga"

Sekali lagi Safa merasa beruntung karena mendapatkan mertua seperti Novita. Wanita itu tampak tulus menerimanya sebagai menantu.

"Terima kasih banyak Ma"

Novita hanya mengangguk dan tersenyum tulus pada Safa. Dia sudah tau Safa sejak dulu, silap dan sifatnya pun dia tau, makanya dia meminta pada suaminya untuk menjodohkan Lingga pada Safa meski perusahaan orang tuanya gulung tikar.

Novita hanya ingin Lingga bangkit lagi setelah kepergian Asyifa. Sebagai Ibu, Novita juga ingin Lingga mendapatkan istri yang baik seperti Safa.

Wanita yang tidak pernah menyombongkan harta kedua orang tuanya, pendiam dan memiliki perilaku yang baik.

🌺🌺🌺🌺

Hari itu juga, Safa benar-benar diboyong ke rumah milik Lingga. Dia hanya membawa bajunya yang dari Hotel, sementara untuk barangnya yang lain akan menyusul.

Sejak di dalam mobil tadi, Safa tak mendengar sepatah katapun dari Lingga. Pria itu asik menatap tab miliknya yang berdiri segudang pekerjaan.

Safa juga tak berani bertanya, dia tak ingin membuat masalah baru dengan mengganggu pria itu.

Mata Safa menatap bangunan berlantai tiga dihadapannya. Rumah yang begitu besar dan mewah jika hanya ditinggali pasangan suami istri. Tapi itu tak mengherankan jika pemiliknya adalah Lingga. Pewaris tunggal kerajaan Bisnis milik Kusuma Jati, pria tampan dan mempesona diusianya yang sudah tiga puluh dua tahun.

"Selamat datang Tuan, Nyonya" Sambut dua orang asisten rumah tangga pada mereka berdua.

Safa hanya tersenyum untuk membalas mereka. Sebenarnya dia pun merasa canggung di sambut bagaikan Nyonya dari rumah itu, padahal dia tak ubahnya sama saja seperti mereka, dibayar untuk melahirkan anak.

"Kita harus bicara!" Ucap Lingga pada Safa tanpa membalikkan badannya sama sekali.

*

*

Terpopuler

Comments

Herni Haryani

Herni Haryani

sok mangga mau ngomong apa juragan lingga??? biasa z lingga jangan terlalu dingin dan sadis karena kita ngk akan pernah tahu kedepannya,bisa jadi kita hari ini benci kedepannya bisa jadi bucin karena kita ngk akan pernah tahu sekenario sang pencipta gimana???

2025-06-04

0

citra marwah

citra marwah

Aduuh q baca mlm Takbiran nih....ada yg sama gk?
uuh body nya lingga bikin emak2 online tak berkedip😆🙈

2025-06-06

0

Agnezz

Agnezz

pak Tirta ayah angkat Safa gak kalah nelangsa. mungkin lebih terluka karena dirinya membuat Safa berkorban, seharusnya sebagai ayah jadi sosok yg melindungi anaknya. Ini justru kebalikannya dia jadi beban Safa.

2025-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Menawarkan diri
2 Hanya status
3 Malam pertama
4 Bagaikan sampah
5 Tidak ada perjanjian
6 Permintaan Indra
7 Gejala kehamilan
8 Tentang Asyifa
9 Dokter Juna
10 Bertemu Juna
11 Rencana Safa
12 Ngidam
13 Meminta tolong
14 Melahirkan
15 Baby Ken
16 Hadiah untuk Safa
17 Kamu mencintainya kan?
18 Lepaskan dia!
19 Aku tak segila itu!
20 Khawatir
21 Lingga sakit
22 Nasehat Bi Sri
23 Kangen Papa
24 Dia berhak bahagia!
25 Aneh
26 Cincin di jari manis
27 Aku yang harusnya minta maaf!
28 Banyak bicara
29 Lingga berulah
30 Cincin yang hilang
31 Kedatangan tamu
32 Terlihat bisa saja
33 Tawaran Juna
34 Semakin aneh
35 Suamiable
36 Kamu cemburu?
37 Makan siang
38 Hadiah dari Lintang
39 Mempersiapkan diri
40 Tak melanggar kesepakatan
41 Lingga yang liar
42 Nggak expect
43 Posesif
44 Tak direncanakan
45 Makan siang di kantor
46 Khawatir?
47 Menginap di rumah mertua
48 Safa..
49 Masalah apa sebenarnya?
50 Rencana Safa
51 Kedatangan Juna
52 Tamu di pagi hari
53 Mirip atau sama?
54 Keputusan Safa
55 Perdebatan Safa dan Lingga
56 Bertubi-tubi
57 Keputusan Safa
58 Berada di tempat yang sama
59 Kamu cemburu?
60 Mencuri dengar
61 Tidak tau apa-apa!
62 Indra yang murka
63 Sebenarnya....
64 Lupa segalanya
65 Safa pingsan
66 Kemarahan yang meluap
67 Hanya secuil perhatian
68 Tarik ulur
69 Kamu kenapa?
70 Hampir terbongkar
71 Leci
72 Lingga Pov I
73 Lingga Pov II
74 Meminta kesempatan
75 Ketakutan Lingga
76 Bukan karena kasihan!
77 Keras kepala
78 Apa yang Lingga sembunyikan?
79 Kebenaran kamar Lingga
80 Kedekatan Kendra dan Zahra
81 Kemarahan Lingga
82 Sudah muak
83 Kalah telak
84 Aku tidak sekarat!
85 Jangan bercanda!
86 Lentera cinta
87 Nyonya besar
88 Rubah betina
89 Pengakuan Lingga
90 Bukan Ayah yang gagal
91 Ingatan yang hilang
92 Rencana di balik rencana
93 Janji Zahra
94 Tidak percaya
95 Takut kalah
96 Aku pasrah
97 Catatan kecil
98 Permintaan kecil Safa
99 Terima kasih Mas
100 Menantikan jawaban
101 Pilihan yang berat
102 Tuduhan pada Zahra
103 Keadaan anak dan istriku
104 Keajaiban
105 Henti jantung
106 Siapa orang itu?
107 Mengarah pada Zahra
108 Kembalilah!
109 Tangis bahagia
110 Mimpi yang sama
111 Hanya Ibu Dari Anakmu
112 Rindu Kendra
113 Suka sama Juna
114 Selalu tertuduh
115 Terima kasih untuk Safa
116 Pekerjaan Zahra
117 Kepulangan Safa
118 Bucin
119 Orang misterius
120 Apa dia Zahra?
121 Bukti dari Juna untuk Lingga
122 Sekarang kau istriku!
123 Aib
124 Mahar sribu rupiah ( Juna & Zahra )
125 Lamaran formalitas
126 Penyakit
127 Kenapa harus leci?
128 Dila tau ( Zahra dan Juna )
129 Salah paham
130 Zahra Istri saya
131 ?????
132 Tau diri
133 Takut ter***sang
134 Berubah selera
135 Gelisah
136 Antar kota antar provinsi ( Juna & Zahra )
137 Nasib buruk
138 Permintaan maaf dari Lingga
139 Pilihan Juna
140 Tabrakan (Zahra & Juna)
141 Pria aneh
142 Suami s*alan
143 Masih ambigu
144 Kedatangan mertua
145 Kauuu!!
146 Tidak jijik?
147 Cemburu?
148 Siapa yang menang?
149 Melebur jadi satu
150 Salah sangka
151 Panggilan baru
152 Klien baru
153 Zahra dan Dila
154 Arini
155 Makan siang
156 Tidur bersama
157 Ancaman Juna
158 Cinta tak bisa dipaksakan
159 Imbalan?
160 Mulai berubah
161 Juna sakit
162 Sikap aneh Zahra
163 Keinginan Juna
164 Muli dekat
165 Tak di anggap
166 Sakit
167 Kemarahan Zahra
168 Keputusan Zahra
169 Permintaan Juna
170 Usaha Juna
171 Diusir Zahra
172 Biar aku yang pergi
173 Kedatangan Mertua
174 Aku merindukanmu
175 Apa aku jatuh cinta sendirian?
176 Aksi nekat Juna
177 Kesempatan terakhir
178 Hukuman untuk Juna
179 Ngidam
180 Aku juga mencintaimu!
181 Kebahagiaan di depan mata
182 KARYA BARU ( Suamiku Dosen Mesum )
183 Kebahagiaan Zahra dan Juna
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Menawarkan diri
2
Hanya status
3
Malam pertama
4
Bagaikan sampah
5
Tidak ada perjanjian
6
Permintaan Indra
7
Gejala kehamilan
8
Tentang Asyifa
9
Dokter Juna
10
Bertemu Juna
11
Rencana Safa
12
Ngidam
13
Meminta tolong
14
Melahirkan
15
Baby Ken
16
Hadiah untuk Safa
17
Kamu mencintainya kan?
18
Lepaskan dia!
19
Aku tak segila itu!
20
Khawatir
21
Lingga sakit
22
Nasehat Bi Sri
23
Kangen Papa
24
Dia berhak bahagia!
25
Aneh
26
Cincin di jari manis
27
Aku yang harusnya minta maaf!
28
Banyak bicara
29
Lingga berulah
30
Cincin yang hilang
31
Kedatangan tamu
32
Terlihat bisa saja
33
Tawaran Juna
34
Semakin aneh
35
Suamiable
36
Kamu cemburu?
37
Makan siang
38
Hadiah dari Lintang
39
Mempersiapkan diri
40
Tak melanggar kesepakatan
41
Lingga yang liar
42
Nggak expect
43
Posesif
44
Tak direncanakan
45
Makan siang di kantor
46
Khawatir?
47
Menginap di rumah mertua
48
Safa..
49
Masalah apa sebenarnya?
50
Rencana Safa
51
Kedatangan Juna
52
Tamu di pagi hari
53
Mirip atau sama?
54
Keputusan Safa
55
Perdebatan Safa dan Lingga
56
Bertubi-tubi
57
Keputusan Safa
58
Berada di tempat yang sama
59
Kamu cemburu?
60
Mencuri dengar
61
Tidak tau apa-apa!
62
Indra yang murka
63
Sebenarnya....
64
Lupa segalanya
65
Safa pingsan
66
Kemarahan yang meluap
67
Hanya secuil perhatian
68
Tarik ulur
69
Kamu kenapa?
70
Hampir terbongkar
71
Leci
72
Lingga Pov I
73
Lingga Pov II
74
Meminta kesempatan
75
Ketakutan Lingga
76
Bukan karena kasihan!
77
Keras kepala
78
Apa yang Lingga sembunyikan?
79
Kebenaran kamar Lingga
80
Kedekatan Kendra dan Zahra
81
Kemarahan Lingga
82
Sudah muak
83
Kalah telak
84
Aku tidak sekarat!
85
Jangan bercanda!
86
Lentera cinta
87
Nyonya besar
88
Rubah betina
89
Pengakuan Lingga
90
Bukan Ayah yang gagal
91
Ingatan yang hilang
92
Rencana di balik rencana
93
Janji Zahra
94
Tidak percaya
95
Takut kalah
96
Aku pasrah
97
Catatan kecil
98
Permintaan kecil Safa
99
Terima kasih Mas
100
Menantikan jawaban
101
Pilihan yang berat
102
Tuduhan pada Zahra
103
Keadaan anak dan istriku
104
Keajaiban
105
Henti jantung
106
Siapa orang itu?
107
Mengarah pada Zahra
108
Kembalilah!
109
Tangis bahagia
110
Mimpi yang sama
111
Hanya Ibu Dari Anakmu
112
Rindu Kendra
113
Suka sama Juna
114
Selalu tertuduh
115
Terima kasih untuk Safa
116
Pekerjaan Zahra
117
Kepulangan Safa
118
Bucin
119
Orang misterius
120
Apa dia Zahra?
121
Bukti dari Juna untuk Lingga
122
Sekarang kau istriku!
123
Aib
124
Mahar sribu rupiah ( Juna & Zahra )
125
Lamaran formalitas
126
Penyakit
127
Kenapa harus leci?
128
Dila tau ( Zahra dan Juna )
129
Salah paham
130
Zahra Istri saya
131
?????
132
Tau diri
133
Takut ter***sang
134
Berubah selera
135
Gelisah
136
Antar kota antar provinsi ( Juna & Zahra )
137
Nasib buruk
138
Permintaan maaf dari Lingga
139
Pilihan Juna
140
Tabrakan (Zahra & Juna)
141
Pria aneh
142
Suami s*alan
143
Masih ambigu
144
Kedatangan mertua
145
Kauuu!!
146
Tidak jijik?
147
Cemburu?
148
Siapa yang menang?
149
Melebur jadi satu
150
Salah sangka
151
Panggilan baru
152
Klien baru
153
Zahra dan Dila
154
Arini
155
Makan siang
156
Tidur bersama
157
Ancaman Juna
158
Cinta tak bisa dipaksakan
159
Imbalan?
160
Mulai berubah
161
Juna sakit
162
Sikap aneh Zahra
163
Keinginan Juna
164
Muli dekat
165
Tak di anggap
166
Sakit
167
Kemarahan Zahra
168
Keputusan Zahra
169
Permintaan Juna
170
Usaha Juna
171
Diusir Zahra
172
Biar aku yang pergi
173
Kedatangan Mertua
174
Aku merindukanmu
175
Apa aku jatuh cinta sendirian?
176
Aksi nekat Juna
177
Kesempatan terakhir
178
Hukuman untuk Juna
179
Ngidam
180
Aku juga mencintaimu!
181
Kebahagiaan di depan mata
182
KARYA BARU ( Suamiku Dosen Mesum )
183
Kebahagiaan Zahra dan Juna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!