Aku membuka mataku, kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Aku lihat pintu kamarku. Aku bereskan kasur, mandi. Lalu keluar pelan-pelan. Ku lihat pintu kamar Didit terbuka, tidak ada suara Dia. "Cari siapa?" Aku mencari arah suara, Bunda duduk didepan TV.
"Didit berangkat kerja subuh. Katanya ada pesenan yang harus dikirim jam 9 pagi". Aku masuk dapur lalu balik ke meja makan. Sambil mengunyah nasi dan sup, ada cake didepanku.
"Kamu masih ngrepotin karyawan bunda,CIIILLL?" teriak bunda dari ruang TV.
Ku lihat chat dari Didit. "Udah bangun, Sayang ?" Aku langsung keselek. Uhuuk.. uhukk... Selesai makan, Aku duduk disamping Bunda yang masih asyik nonton. "Tante Dini bilang kalau Dia gak jadi nikah. Dia baru tahu dari karyawannya yang ngliat Didit sama calon suaminya ngobrol. Terus karyawannya ini sengaja bersihin meja dibelakang calon suaminya itu sambil dengerin terus di laporin ke Tante Dini." Aku cuma diem, masih kesel dengan kelakuan aneh Didit
"waktu kalian di Rumah Duka pertama kali, Didit ditelpon mamanya buat dateng ke restorannya ngomongin kebenerannya." Ooh pantes aku gak kliatan dia
"Terus?" Aku penasaran. Bunda malah ngliatin aku "ya kamu tanya dia." Aku ambil HPku. Ku block nomer didit.
Jam menunjukkan pukul 2 pagi. Aku belum tidur, didit juga belum balik. Ku lihat HPku. Lalu ku buka blokiran nomer didit. Ku cek chat lainnya. Ada nomer baru.
"Kamu block nomerku,cil?
_didit_" 'salah sendiri, tingkahmu aneh.' Pikirku. Aku keluar menuju dapur, ku hidupkan lampu dan.. "mau makan?" Tanya didit udah ada di dapur lagi pegang gelas isi air mineral. Aku matiin lampu, kembali masuk kamar.
"Tok..tok.. tokkk ! Waktunya sekolah cil." Aku lihat jam 5 pagi. Buru-buru ke dalam kamar mandi tanpa beresin kasur. Keluar kamar, Didit sudah sarapan.
"Terimakasih banyak, Tante. Saya sudah dibolehin nginep disini beberapa hari" Didit cium tangan. Semua barang Dia bawa ke mobilnya. Ada drivernya yang bantuin beresin barang - barang Didit. Aku udah siap-siap keluarin motor tapi nunggu mobil Didit pergi.
"Saya permisi balik, Bu. Mbak" pamit driver Didit.
"Loh pak, Diditnya kok gak dibawa?" Didit bilang mau nebeng aku. "Kami berangkat sekolah dulu. Tante" Didit memberi kode kalau Dia yang nyetir. Helmku ada dua. Jadi dia pakai helmku.
Di parkiran sekolah, seperti biasa ke 6 temanku udah nungguin dengan suara heboh mereka bilang "ciieee ada yang jadian?" Aku masih diam. Meminta kunci motorku malah tangannya yang dia kasih. Ufh.. makin heboh,kan?!
"Kunci motor" ucapku sewot. Aku gandeng tangan gea ke kantin.
Ku dengar Sammy "Kamu apain Dia? Kok ngambek.gitu?"
Sampai kantin malah bel masuk berbunyi. Aku duduk dengan Gea,
Gea berbisik "Kamu udah jadian sama Didit?"
Aku menulis dibelakang buku catatanku "kamu naksir Didit?" Gea menggeleng pelan sambil memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.
Dia lalu menulis "Sammy lagi nyebarin kabar kalau kalian jadian. Dia bilang kalau gak percaya,lihat kalian dateng bareng apa nggak"
Aku membaca tulisan gea lalu membalas "kalian dah tau kalau Didit nginep rumahku. Hari ini terakhir dia.."
Bruukk! Kepalaku dipukul buku dari belakang. Buru-buru kubalik buku catatanku. Guru perhatiin buku catatanku, untungnya sambil nulis catatan yang dijelaskan Guru kami. "Kamu itu terlalu fokus nyatet, perhatiin dulu yang Saya terangkan." Aku mengangguk. Fokus ke depan.
Saat istirahat Aku memilih di dalam kelas "Kamu gak ikut?" Tanya yang lain beberengan
"Ngantuk" Kataku. mereka pergi ke kantin. Aku buka buku catatanku. Ku kerjakan PR yang diberikan tadi. Gak lama, Didit duduk di depanku. Bawa gorengan dan air mineral botol dingin. Aku hanya melihat dia tanpa mengatakan apapun. Dia menyandarkan kepala ke kursi. "Kamu masih marah?" Aku diem aja tapi sekelilingku udah heboh. "UuuWoooooo!" Aku tutup catatanku. Keluar ruang kelas ke perpustakaan. Dia ngikutin aku.
"Aku siap kok jadi guru lesmu"
Gak tahu kenapa jadi pendiem gini. Aku keluar perpus tanpa membawa apa-apa. Menuju toilet. Berhenti di depan toilet, Dia sudah gak ngikutin. Akhirnya balik ke kelas. Gak lama bel masuk.
Pulang sekolah, Aku langsung pamit Gea pulang dulu. Padahal kami berdelapan mau jalan-jalan bareng. Sampai di rumah, kulihat Didit udah duduk dengan mamanya di ruang tamu bersama Bunda. Kenapa jadi cepetan mereka? Aku memarkir motorku didekat motor gilang. Ku cium tangan Tante Dini dan Bunda. Aku ijin ganti pakaian dulu. Aku duduk sebelah Bunda yang senyum-senyum nggak jelas. Suasananya malah bikin Aku gak nyaman. "Cecil, maaf kalau Didit udah bersikap kurang ajar kekamu" Didit hanya menunduk malu. "Nggak lebih dari sini,kan?" Tante Dini menunjuk pipinya. Aku menggeleng kepala. "Salah Cecil juga tante, Didit jadi salah paham." Didit terkejut, mamanya makin bingung. Bunda yang tadinya senyum langsung terpaku.
"Kita emang sahabatan, tapi keseringan jalan berdua. Jadi kayaknya didit salah paham. Maaf ya tante, Didit." Aku menunduk
"Jadi lamaranku ditolak?" Aku melotot bengong ucapan Didit.
"Didit sama mamanya kesini mau melamar kamu" ucap bunda sambil menepuk pelan bahuku. Aku melihat bunda. Mama didit senyum menjelaskan "kami kesini karena didit bilang kamu itu banyak yang suka. Daripada lama-lama pacaran, kami juga gak bisa selalu ngawasin kalian. Jadi setelah lulus kalian tunangan, setelah 1 bulan kalian masuk kuliah langsung nikah aja" seenteng itu bunda dan mama didit nentuin. "Boleh aku pikir dulu ya dit, tante?" Bunda malah bingung. Kami akhirnya ngobrol hal lain sampai langit gak terasa sudah gelap.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Coke Bunny🎀
Terima kasih author! 🙏
2025-05-30
1