Repeat Time, Saving Us [Taekook]
2.1. Mengulang waktu
Jeongguk merasakan keganjilan itu segera setelah membuka mata. Saat pesan itu masuk, refleks pertamanya bukan langsung membalas, tapi menatap layar ponsel dengan kosong, sebelum jemarinya bergerak mengecek sesuatu—tanggal.
Tanggal dan waktu itu menancap di kepalanya, seakan menjadi kutukan yang tak pernah benar-benar hilang.
Itu—itu adalah hari terakhir Taehyung hidup. Waktu yang sama ketika pesan terakhir itu masuk, beberapa jam sebelum kecelakaan itu merenggut segalanya.
Tapi ini... Ini tidak masuk akal.
Karena seharusnya, pada 25 November jam 5 sore, Jeongguk masih berada di kantor, terkubur dalam tumpukan kerjaan.
Bukannya terbangun di kamarnya, dalam pakaian santai, dengan dunia di sekelilingnya terasa... normal.
Hatinya berdegup kencang, campuran antara kebingungan, harapan, dan ketakutan yang begitu pekat.
Apakah waktu benar-benar mengulang?
Atau... ini hanya mimpi terakhir yang diberikan untuknya—sebuah ilusi agar ia bisa sedikit menebus semua kesalahannya sebelum segalanya berakhir lagi?
Tapi pada akhirnya, Jeongguk sadar satu hal.
Entah ini nyata, entah ini hanya mimpi sesaat sebelum ajal, satu-satunya hal yang penting adalah Taehyung masih hidup saat ini.
Dan dia tidak akan pernah, tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini lagi.
Sementara itu, di sisi lain kota, di sebuah kafe kecil tempat Taehyung bekerja paruh waktu, seorang pemuda dengan rambut cokelat gelap bersandar di meja belakang.
Ia baru saja menyelesaikan shift sibuk sore itu dan mengambil waktu istirahat sebentar.
Taehyung mengusap layar ponselnya dengan ibu jari, membaca pesan masuk dengan ekspresi bingung.
Jeongguk
Jangan pulang sendiri. Aku akan menjemputmu.
Biasanya, Jeongguk membalas pesan semacam ini dengan seadanya—sekadar "oke" atau "hati-hati". Tapi sekarang... Pesan ini terasa berbeda. Terlalu serius. Terlalu perhatian. Bukan Jeongguk yang biasa dia kenal.
Taehyung tertawa kecil, menggoda dirinya sendiri, sebelum mengetik balasan.
Jeongguk
Jangan pulang sendiri. Aku akan menjemputmu.
Taehyung
Sejak kapan kamu jadi pacar yang perhatian begini? Ini prank?
Namun baru saja ia tekan tombol kirim, suara klakson motor yang keras terdengar dari luar jendela kafe.
Taehyung menoleh refleks. Dan di sana, di bawah langit sore yang mulai menggelap, ia melihatnya.
Jeongguk. Berdiri di samping motornya dengan helm masih terpasang setengah, jaket hitamnya kusut, napasnya berat seolah dia baru saja berlari sejauh berkilometer.
Ada sesuatu di mata Jeongguk yang membuat Taehyung berdiri tanpa berpikir dua kali. Dia keluar dari kafe, melewati pintu dengan langkah cepat, hampir menjatuhkan ponsel dari tangannya.
Comments