Sword Maiden sangat enggan setelah tahu dia menggunakan tubuhnya sebagai bayaran jasa Ron. Semua sudah terlambat, sia-sia meski Sword Maiden bilang dirinya tidak mau dan protes kepada sistem.
"Kamu tidak bisa membatalkan kesepakatan, sistem sudah meresmikannya dan aku sudah memenuhi bantuanmu," kata Ron dengan nada yang tenang.
"Aku ...." Sword Maiden mendongak memandangi wajah Ron.
Awalnya dia ingin memasang wajah sedih agar Ron kasihan kepadanya dan mau membatalkan kesepakatan. Namun, matanya tiba-tiba berubah begitu dirinya memperhatikan wajah Ron.
Tanpa sadar Sword Maiden berkata di dalam hatinya, "Ternyata pria ini sangat tampan!"
Fitur wajah Ron tercetak jelas di mata Sword Maiden, ketampanannya tak terhalang dan keindahannya bisa dilihat dengan jelas.
Selain itu, aroma maskulin yang memabukkan kepala Sword Maiden terus masuk ke dalam hidungnya, membuat wanita itu makin tergila-gila.
"Kamu kenapa?"
Ron melihat Sword Maiden menatapnya dengan pandangan mata yang aneh dan ekspresi yang mencurigakan. Pipinya memerah lebih merah dari apel yang matang. Mulutnya terbuka lebar dan air liur hampir jatuh dari sudut mulutnya.
"Eh!" Sword Maiden terbangun dari pikirannya dan menggelengkan kepala dengan cepat. "Tidak apa-apa, aku hanya memikirkan sesuatu!"
Piliran Sword Maiden berubah ketika melihat penampilan dari Ron. Berawal dari enggan menjadi sukarela, dia tidak masalah jika dimiliki oleh Ron.
Ron mengangkat alis kanannya, tampak heran dengan apa yang dilakukan Sword Maiden.
"Kamu tidak apa-apa dengan pembayaran ini?"
Sekali lagi Ron memastikan keadaan hati Sword Maiden, dia tidak mau merugikan orang lain, terlebih target bantuannya.
Sword Maiden menatap Ron perlahan lalu mengangguk tegas. "Mau bagaimana lagi, aku tak bisa menolaknya."
Tatapan mata Ron menjadi lebih heran ketika mendengar jawaban Sword Maiden yang berubah, kemudian dia menggelengkan kepalanya tanpa sebab.
[Ding! Misi Bantuan berhasil dilakukan!]
[Pembayaran telah diberikan!]
Bersamaan dengan munculnya suara Sistem di kepala Ron, wajah Sword Maiden terlihat tak biasa. Ada sesuatu yang tidak beres dengannya.
"Aku rasa aku benar-benar harus ikut denganmu. Sesuatu itu memaksaku untuk bersamamu karena aku telah menjadi milikmu." Sword Maiden memandang Ron dengan perasaan gelisah.
Ron tahu akan hal tersebut, dengan tenang dia berkata, "Kamu telah membuat kesepakatan denganku, kamu tak bisa untuk mengubahnya, mau tak mau kamu harus melakukannya. Namun, aku berjanji tidak akan melukaimu, aku pastikan kamu bahagia denganku."
"Aku memegang janjimu dari sekarang, aku takkan pernah memaafkanmu kalau kamu menyakitiku!" Sword Maiden mengancam Ron dengan kepalan tangan mungilnya.
"Tapi ... kita tak boleh melakukan itu keras-keras, oke?" Sword Maiden malu-malu menatap Ron, pipinya kembali merona.
Respons Ron hanya tersenyum sambil mengangguk berkali-kali. Dia tahu apa maksud dari Sword Maiden.
Setelah obrolan tersebut, Ron berbincang dengan sistem tentang apa yang harus dilakukannya sekarang usai menyelesaikan misi bantuan.
[Pembayaran dengan Kepemilikan Tubuh merupakan pembayaran yang sangat royal dari pelanggan, Host dapat melakukan apa pun dengan pelanggan dan bisa membawa pelanggan ke dunia aslinya tanpa mengurangi kekuatannya. Tak ada batas waktu sampai kapan kepemilikan waktu berlaku.]
[Catatan: Pelanggan akan setia 100% kepada Host]
Mengetahui informasi tersebut dari sistem, pupil mata Ron melebar dengan perasan senang yang padat.
Siapa yang tak senang jika mendapatkan pasangan cantik seperti Sword Maiden. Apalagi cara kerja Kepemilikan Tubuh mirip dengan membuat Sword Maiden menjadi istrinya yang sangat setia.
Pada intinya, Sword Maiden telah menjadi wanita Ron seutuhnya tanpa ada pengkhianatan. Sistem menjamin hal itu sampai kapan pun.
"Aku akan memanggilmu Raina sekarang," ucap Ron kepada Sword Maiden yang nyaman di pelukannya.
Ron merasa nama Sword Maiden tidak praktis dan sulit untuk diucapkan. Raina adalah nama yang kebetulan lewat di pikirannya.
Sword Maiden menerima nama barunya tanpa keberatan, dan dia memeluk Ron dengan erat. "Baiklah, mulai detik ini namaku adalah Raina!"
Mereka berdua menghadap gua yang kosong, tiada satu pun goblin yang hidup di dalam sana.
"Aku harus menutup gua agar tidak digunakan kembali oleh goblin di masa depan." Ron menurunkan Raina dengan lembut.
Di dalam mata Raina, tubuh Ron mulai melayang, kedua kakinya terangkat dari atas tanah, kemudian sosoknya terbang menuju ke dalam gua.
Begitu keluar dari gua, tangannya menarik dua karung yang berisi banyak koin dari penyimpanan di markas goblin. Hasil rampasan para goblin setelah menyerah penduduk.
Sehabis meletakkan dua karung koin di dekat Raina, sosok Ron pergi sekali lagi ke dalam hutan tempat di mana bebatuan ditemukan.
Tak banyak memakan waktu, Ron membawa batu raksasa dengan kedua tangannya, bahkan batu yang dibawanya lebih besar dari ukuran pintu gua.
Bum!!
Suara benturan keras mengagetkan sebagian wilayah hutan.
Bisa dibayangkan seberapa berat batu yang diangkat Ron, saat batu itu dijatuhkan, tanah di sekitar Raina berdiri terasa bergetar.
Akan tetapi, Ron mengangkatnya bagaikan membawa kapas yang ringan.
Raina membelalakkan matanya, mulutnya ternganga lebar, tercengang apa yang baru saja Ron lakukan.
"Sudah selesai urusannya, kita harus pergi dari sini dan kamu siap-siap untuk pulang ke dunia asalku." Ron mendarat dengan halus di depan Raina, raut wajahnya tenang dan dia tersenyum biasa seolah tak melakukan hal yang aneh di luar nalar.
Otak Raina menjadi kosong, dia bahkan tidak mendengar ucapan Ron. Mulutnya terbuka sendirinya dan perlahan bertanya, "Bagaimana kamu melakukannya? Yang barusan kamu lakukan jelas-jelas bukan sihir."
"Memang, aku menggunakan kekuatan fisik murni, sama sekali tidak memakai bantuan sihir," jawab Ron apa adanya.
Jawaban Ron membuat kepala Raina seperti ingin meledak, tak ada satu pun yang dia mengerti dari Ron.
Melihat sikap lucu Raina yang bingung dan pusing, Ron kembali memeluknya bersiap untuk terbang. "Aku istimewa, fisikku berbeda dari manusia biasa. Kamu tak perlu banyak berpikir, tuanmu adalah orang yang paling kuat."
Pelukan yang diberikan Ron ibarat obat bagi hati dan pikiran Raina, semua sesuatu yang membuatnya tak nyaman langsung menghilang dan dia menikmati perasaan aman di pelukan Ron.
"Hum, kamu sangat curang!" Jari-jari Raina meremas baju Ron dengan perasaan berdebar yang kencang.
Sebelum mereka berdua pergi ke dunia Ron, mereka terbang menuju rumah kecil Sword Maiden yang berada tak jauh dari hutan.
Dia seorang petualang, tak memiliki rumah tetap, memang wajar jika seperti itu. Namun, hal yang membuat Ron terkejut Raina membawa satu kantong besar yang berisikan koin emas.
Dengan begini, Ron tak memiliki masalah mengenai keuangan, dia bisa menjual koin-koin emas ini di toko perhiasan.
[Portal Dimensi telah dibuka!]
[Harap Host segera kembali ke dunia asal!]
Raina tertegun saat pertama kali melihat Portal Dimensi, tatapannya perlahan diisi oleh kekaguman. "Sangat hebat, apakah ini sihir ruang?"
"Kamu bisa menyebut seperti itu. Ayo kita masuk!" Ron membawa banyak barang di satu tangannya, lalu menggenggam tangan Raina di tangannya yang satunya. "Genggam erat tanganku, jangan sampai terlepas."
Jari-jari lentik Raina meremas tangan Ron, dia menatap portal dimensi dengan tegas. "Aku sudah siap!"
"Ayo kita pergi ke tempat tinggalku!"
Kaki mereka berdua melangkah ke dalam Portal Dimensi, sosok keduanya menghilang bersama dengan lubang dimensi yang mengecil dan lenyap di dalam hutan.
Mata Raina terpejam di dalam portal, begitu dia membuka matanya, dia menemukan dirinya berada di dalam sebuah kamar yang begitu sederhana.
"Kita sudah sampai?" Raina menatap Ron yang sudah menyimpan kantong-kantong berisi koin di dalam lemarinya.
"Ya, selamat datang di kamar kost ku."
Ron tersenyum melebarkan tangan, menyambut kedatangan Sword Maiden yang secara resmi menjadi wanitanya.
Mata Raina terus bergerak melihat ke berbagai barang, seperti magic com, ponsel yang tergeletak di kasur, dan kabel listrik.
Sekejap wanita cantik yang imut ini terlihat seperti anak kecil yang penasaran dengan berbagai hal, terus bertanya kepada Ron mengenai barang apa yang ditunjuknya.
Setelah Raina berada di kostan, ada masalah yang sedang dipikirkan Ron, dia tak bisa membiarkan orang tahu keberadaannya sekarang, akan merepotkan jika itu terjadi.
Untuk masalah pakaian, Raina membawa beberapa pasang pakaian yang cukup layak digunakan di dunia ini, tapi masih sedikit terlihat aneh.
Akhirnya, Ron buru-buru mengambil beberapa koin emas lalu terbang menuju langit untuk meningkatkan kekuatan. Raina ditinggal dengan kondisi linglung, tapi Ron memberi pesan kepadanya agar tidak ke mana-mana.
"Aku harus cepat-cepat membuka semua potensi dari Gen Kryptonian, aku sangat membutuhkan kekuatan dan uang." Ron menatap segenggam koin emas di tangannya. "Paling tidak aku membuka kemampuan Mata Laser untuk mencairkan koin emas ini."
Perjalanan membantu sistem takkan memakan waktu, laju waktu di dunia asli terhenti. Langit di Kota Jakarta masih terang, jam masih menunjukkan pukul 3 sore.
Ron menggelengkan kepalanya melihat matahari di luar angkasa. "Tidak cukup, aku harus lebih dekat ke matahari."
Dia butuh banyak energi matahari untuk meningkatkan kemampuan Kryptonian di tubuhnya. Di area termosfer masih belum cukup bagi Ron.
Sosok Ron terus naik ke atas dan akhirnya berhenti di sekitar atmosfer Bumi. Dia tak butuh oksigen untuk bisa hidup di sana.
"Yeah, ini yang aku butuhkan!"
Ron melebarkan tangannya, melayang menghadap ke arah matahari di kejauhan. Sinar matahari yang mengandung energi yang besar diserap tubuh Ron tanpa filter.
Kekuatannya meningkat drastis di setiap detiknya, seluruh tubuh Ron mengalami penguatan. Kulitnya menjadi keras, lebih keras dari pada baja, kelima indranya ditingkatkan ke level yang lebih tinggi dari sebelumnya, semua atributnya mengalami penguatan luar biasa.
Namun, Ron tiba-tiba merasakan gatal pada bola matanya. Rasa gatal tersebut lama-lama teras parah, Ron tak bisa menahan untuk tidak menggaruk kelopak matanya.
Di detik berikutnya, mata Ron terbuka lebar, sebuah cahaya merah berkumpul di matanya, kemudian sebuah sinar laser ditembakkan ke luar angkasa tanpa bisa diarahkan.
"Arghhh!!!"
Ron berteriak sambil menyemburkan sinar laser ke arah luar Bumi, menabrak banyak sampah dan benda luar angkasa yang melayang tak jauh darinya.
Sinar laser yang sangat panas mengurai benda apa pun di jalurnya. Jangkauan sinar laser yang Ron miliki sangat jauh, tapi masih belum bisa menyentuh Bulan.
Perlahan Ron memaksakan kelopak matanya untuk tertutup, sinar laser yang keluar tak terkenali mulai menyusut dan akhirnya menghilang.
Dada Ron terengah-engah, napasnya tersengal. Sinar laser yang keluar barusan sangat menguras energi, terlebih Ron belum bisa mengendalikan kemampuan barunya itu. "Terlalu berbahaya, untungnya aku ada di sini, kalau tidak, aku tak tahu berapa banyak korban jika terkena sinar laserku."
Setelah mencoba beberapa kali kemampuan sinar laser, Ron bisa mengendalikannya meski sedikit.
Koin emas yang Ron satukan dengan kekuatan fisik mentahnya mulai dipanaskan oleh sinar laser, dengan hati-hati Ron bentuk menjadi emas batangan sebesar telapak tangan.
"Bentuk emas ini layak untuk dijual," gumam Ron memandang emas batang di lengannya. "Aku akan menjual emas ini dan membeli beberapa perlengkapan untuk Raina."
Ron menukik ke bawah untuk menjual emas batangan hasil karyanya.
Sehabis menjual emas batang dengan harga 17 juta, harga jual per gram adalah 1,7 juta dikali dengan 10 gram emas batang yang dimiliki Ron.
Dengan uang 17 juta rupiah, Ron membeli banyak barang dan perlengkapan, tak lupa menyisihkan uang untuk membayar sewa kostan.
"Dengan koin sebanyak ini, aku kaya raya sebentar lagi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Cucu 23
OKE
2025-06-03
0