tidak akan ada yang menyangka, jika tukang bakso itu adalah pewaris perusahaan. karena thoriq ingin merintis dari nol, ia juga tidak ingin harta orangtua nya jatuh ke tangan wanita yang salah. karena semua cewek di kampus nya itu bener bener matre di mata thoriq.
ada satu pelayan yang membantu nya. yang tidak lain dan tidak bukan adalah melda sang asisten rumah tangga di keluarga nya. melda adalah mata mata ibunda nya Mayang dirgantara. karena mayang khawatir membiarkan putra nya seorang diri di bandung.
betul, thoriq kuliah nyambi kerja di bandung, dan hanya saskia serta rio yang mengetahui jati dirinya.
" den thoriq, ada ada pesan dari ibu, kapan aden pulang ke jakarta? kata nya ibu kangen sama den thoriq." Ucap melda di sela sela sepi pelanggan. thoriq yang sedang menghitung uang pun jadi berhenti.
" bi, manggil nya ngak usah pake embel embel atuh, malu di denger orang nanti, dan masalah ummi nanti thoriq yang telpon." Ucap nya melirik bi melda dengan tatapan setengah protes.
" ma-af atuh, kan den thoriq anak nya bigbos, nanti saya kena omel sama tuan Herman." cicit nya pelan. membuat thoriq menghela nafas yang amat berat.
" bibi, kita ini ada di bandung, sementara abi di Jakarta, jadi santai aja oke."
" baik den.."
dan seketika thoriq memutar bola mata nya, capek juga ia menasihati jika ujung ujung nya tetap di panggil dengan sebutan den.
" Tak apalah asal jangan deden aja." gumam nya sambil mengulum senyum.
mereka pun kembali melayani para pembeli, thoriq memang ramah sebagai penjual bakso. ya masa jualan muka nya cuek bebek, belum pada makan sudah kabur duluan mungkin.
Di restoran, anissa dan fitri tampak sudah selesai makan, dan kini mereka berencana untuk pulang ke rumah masing masing.
" aku anterin kamu sampe kosan ya fit." Ucap nya membuat fitri tak enak hati. " ngak usah, ngak pp aku bisa pulang sendiri kok." Ungkap nya.
" kamu ini, kita kan sahabat, atau mau nginep di rumah aku aja!" Tawar nya.
" pulang ke kosan aja deh, makasih ya tumpangan nya."
mereka pun berdiri, namun karena ingat belum bayar makanan, seorang pelayan mendekati meja mereka dengan catatan di tangan nya.
" maaf mbak mbak, ini tagihan nya." Ujar sang pelayan.
anissa mengeluarkan uang nya. bahkan ia melarang fitri untuk ikut membayar. " biar aku aja yang bayar." karena tatapan anissa sedikit menajam membuat fitri pasrah saja. di anugerahi sahabat sebaik anissa membuat fitri merasa senang.
" Makasih ya mbak"
" dengan senang hati, dan jangan lupa berkunjung di lain hari ya! terimakasih sudah mampir di tempat kami." Ucap nya ramah dan sopan.
mereka hanya membalas dengan senyuman dan anggukan kepala, lalu sang pelayan pergi undur diri.
" yuk pulang"
anissa mengajak fitri untuk ikut bersama nya.
tak berselang lama, mereka tiba di kosan milik fitri.
" mau mampir dulu ngak nis?"
" kayak nya langsung pulang pulang aja deh fit, besok kamu masuk pagi atau siang." tanya nissa. mereka memang satu universitas tapi jelas beda fakultas. jika anissa jurusan desain fashion maka fitri jurusan kedokteran.
" kayak nya sih pagi, kamu kan tahu fakultas kedokteran kadang suka ada praktek."
" ohh.. ya udah aku pamit ya, sampai jumpa besok."
" siap girls hati hati nyetir mobil nya." fitri pun keluar dari mobil sedan putih itu. setelah membunyikan klakson ia mulai menjalankan mobil nya meninggalkan kos kosan tempat fitri tinggal.
di tempat lain. setelah dagangan nya habis, thoriq pun merapikan tempat usaha nya, walau sudah di larang oleh melda. " ngak pp bi, aku bantuin tutup ruko nya, bibi duduk manis aja." titah nya membuat melda hanya bisa membiarkan tuan muda nya beberes sendiri. tapi melda pun tidak diam saja, ia ikut membantu mencuci mangkok yang kotor. thoriq hanya geleng geleng kepala. dan membiarkan asisten nya membantu dirinya.
setelah pekerjaan mereka selesai, thoriq dan melda bernafas lega. karena sudah membereskan ruko dengan sangat rapih.
" Ya udah bi, thoriq pulang dulu ya! bibi juga pulang kan." tanya nya dengan nada gurau membuat melda terkekeh kecil. " Ya iya atuh den, ngapain juga berdiri di sini. den thoriq hati hati pulang nya." melda sedikit mengingatkan majikan nya itu.
setelah menempuh perjalanan panjang, akhir nya ia sampai di rumah nya sendiri. Thoriq tidak menemui orangtuanya melainkan pulang ke rumah milik mereka yang ada di bandung.
anissa sudah pulang dengan wajah letih nya itu. setelah mengantar sahabat nya, ia benar benar langsung pulang ke rumah nya.
tok..tok..tok...
" Assalamualaikum mama!"
setelah mengucap salam, ia masuk kedalam. ternyata rumah nya sangat sepi. anissa melihat jam tangan nya, ternyata hari masih sore. wajar kalo sepi.
namun tiba tiba ada yang menjawab salam nya. " wa'alaikumussallam sayang kamu udah pulang, gimana kuliah nya lancar?"" jawab sinta rahmadini ibunda anissa meylani.
" Alhamdulillah lancar mah, mamah kok tumben ada di rumah, ngak kemana mana emang." tanya nya dengan raut wajah yang bingung. tidak biasanya sang mama ada di rumah sore sore begini.
" mama hari ini ga kemana mana nissa, maka nya bisa menunggu kamu pulang." Ucap sinta sambil memegang tangan anak nya.
" oh gitu, ya udah deh mah, nissa ke kamar dulu ya, gerah mau mandi."
" Iya sayang, udah makan belum, kalau belum itu mamah siapin makanan buat kamu." lagi lagi nissa merasa sureprise, mama nya yang tak pernah memikirkan tentang diri nya tiba tiba berubah drastis.
" mama sehat kan," tanya nissa dengan menempelkan tangan nya di kening sang mama, membuat sinta terkekeh.
" kamu ini, ya mama sehat lah, kenapa? penasaran kenapa mama tiba tiba berubah." tebak nya yang di angguki anissa.
sinta pun mengatakan akan menghabiskan hidup nya untuk menemani anak anak nya, anissa dan aldo. karena bagi nya waktu bersama keluarga tak akan bisa di ganti dengan sibuk sosialita.
" aaa.. terharu aku mam, papa sama abang pasti bangga sama mama." Ujar nissa yang hampir meneteskan air mata nya.
" sudah sudah, mendingan kamu mandi gih, bau asem tahu." ledek sinta membuat anissa tertawa.
anissa pun mencium pipi mama nya sebelum memasuki kamar nya, sungguh indah hari ini melelahkan sekaligus membahagiakan untuk anissa seorang.
malam menyapa ketika keluarga besar anissa tengah berkumpul, ada papa bagas setiawan, dan juga aldo herlambang kakak nya anissa. mereka tengah berbincang tentang kegiatan masing masing.
" jadi mama udah berubah nih, ngak akan abai sama suami dan anak lagi." tanya bagas dengan rona bahagia membuat sinta mengangguk malu.
" akhirnya keluarga kita seperti dulu lagi." Kali ini aldo yang komentar. dan di samber adik nya.
" Jelas dong bang, mama kita itu hebat." Puji nya.
" sudah sudah, pokok nya mama akan selalu ada untuk menemani kalian, maafin Mama ya jika abai terhadap kalian selama ini." sinta angkat bicara membuat mereka saling memeluk satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Daisuke Jigen
Ngakak!
2025-06-01
0