Kepulangan Haris

Akhirnya, Haris dan Nanda tiba di kampungnya. Mereka di sambut dengan suka cita, apalagi Haris membawakan banyak oleh-oleh.

Bukan hanya untuk keluarga inti, namun Haris juga membelikan masing-masing satu setelan baju untuk sepupunya Nanda.

Haris langsung dianggap orang berada, dia di jamu dengan baik oleh keluarga Nanda.

"Jadi, maksud kedatangan saya kemari. Saya ingin melamar Nanda untuk menjadi istri saya." tutur Haris setelah makan malam.

"Maaf sebelumnya, nak Nanda pernah bilang, jika nak Haris ini duda ya?" tanya ibu Nanda.

"Iya, saya pernah menikah, dan umur pernikahan kami berlangsung selama lima tahun. Dan alasan bercerai, istri saya selingkuh, karena saya yang selalu dalam perantauan." bohong Haris.

"Memang, seperti itu, sebaiknya di tinggalkan." lanjut ibu Nanda.

"Jika nak Haris memang berniat menikahi Nanda, bapak minta agar jangan pernah sesekali kamu membandingkan Nanda dengan mantan istrimu itu. Baik itu dalam pelayanan, ataupun dalam makanan juga kebersihan." pinta bapak Nanda.

"Baik pak, selama dalam perantauan, saya sudah mengenali bagaimana sosok Nanda. Jadi, tidak ada satu pun hal, yang bisa di bandingkan sengan mantan istri saya." ucap Haris lantang.

Akhirnya setelah berbincang-bincang agak lama. Keputusan untuk pernikahan mereka akan di berlangsung satu bulan mulai sekarang. Haris yang mengaku sudah yatim piatu meminta izin untuk pulang kampung.

Dia beralasan, ingin meminta restu seraya berkunjung ke makam kedua orang tuanya.

Tentu saja, permintaan Haris semakin membuat keluarga Nanda kagum. Dia di nilai anak yang berbakti, walaupun kedua orang tuanya telah tiada.

Nanda yang mendengarkan perkataan Haris, memberikan kedua jempolnya, dia sangat senang kala Haris mematuhi keinginannya.

Iya, itu adalah ide dari Nanda.

Alif yang sedang bermain mobil-mobilan yang sudah tak layak pakai, langsung kegirangan kala tukang ojek membawa ayahnya di belakang.

Dia berlari, menghampiri Haris dan memeluk kaki lelaki yang telah lama di rindukannya.

Neli yang sedang menyapu pun tertegun. Akhirnya, anak semata wayangnya pulang. Dia sempat merasa khawatir, saat nomor ponsel Haris tidak bisa di hubungi beberapa bulan terakhir.

Akan tetapi, Neli memilih memendam sendiri. Dia tidak pernah mengatakan kegundahan hatinya ada siapapun. Termasuk Alif.

"Bu, aku disini hanya dua hari. Aku mau menikah, dan berharap jika ibu mau menggadai kan rumah ini, untuk keperluan ku." Haris mengutarakan maksud dari kepulangannya.

Bahkan, dia tidak meminum air yang sengaja ibunya suguhkan.

Alif yang masih memegang mobil-mobilan nya terpaku. Dia memang anak-anak. Namun, dia sangat paham arah pembicaraan kedua orang di hadapannya.

"Menikah? Sama siapa? Kapan?" beruntun Neli terkejut.

"Ibu gak perlu tahu, karena aku tidak butuh kehadiran mu. Sebab, aku mengaku yatim piatu pada keluarganya." balas Haris.

Neli tercekat, bahkan dia merasakan sesak di dadanya. Dadanya terasa berat, seperti ada sesuatu benda besar yang menghimpitnya.

"Jadi, dimana surat-surat rumah ini? Aku mau mendapatkan uang secepatnya." tanya Haris.

"Kamu tega? Kamu tega menganggap ibu mu mati?" isak Neli.

"Bu, gak usah drama deh. Lagipula, ini demi kebaikan ibu. Ibu bayangkan saja, jika aku mengaku ibu masih hidup, yang ada ibu malah malu. Jadi, ini satu-satunya pilihan yang benar." papar Haris memandang ibunya dengan tatapan cemooh. "Jadi, mana suratnya?" Haris kembali bertanya.

"Jika aku kamu anggap mati, maka surat-surat itu ada di kuburan ku. Maka kamu gali lah ..." sahut Neli menahan sakit hatinya.

Haris memutar mata, dia mengganggap ibunya terlalu lebay. Tanpa merasa bersalah pada ibunya. Dia bangkit menuju kamar Neli, dan langsung membuka lemari, untuk mencari surat yang diperlukannya.

"Cukup Haris! Kamu gak bisa mengadaikan nya" larang Neli.

"Ayah, nanti jika rumah ini digadaikan, aku dan nenek tinggal dimana?" tanya Alif, mengikuti nenek dan ayahnya ke kamar.

"Kalian berdua gak usah lebay. Aku hanya menggadaikannya. Bukan menjualnya. Jadi, kalian masih punya waktu untuk menebusnya. Jadi, gak usah drama!" hardik Haris.

"Kamu yang keterlaluan Haris, ini rumah ku. Peninggalan orang tuaku. Jadi, kamu tidak ada hak disini." balas Neli dengan suara tegas. Dia bahkan, menarik Alif untuk berlindung di belakang tubuhnya.

"Bu, aku ini anak ibu loh. Memangnya ibu gak mau aku bahagia? Aku hanya minta sedikit dari ibu." Haris menjambak rambut frustasi. "Jika ibu memang menyayangi ku, ibu pasti ..."

"Cukup! Bukti apalagi yang kamu mau? Saat kamu menikah dengan ibunya Alif dulu, apa yang gak ibu kasih? Bahkan uang mahar dan seserahan semua ibu yang tanggung. Padahal, itu adalah persiapan untuk masa tua ibu sendiri. Tapi apa? Dan sekarang, kamu juga limpahkan tanggung jawab menjaga Alif untuk ibu. Jadi, apa lagi bukti yang kamu mau?" papar Neli merasa jengkel.

Haris mengabaikan perkataan ibunya. Dia tetap mencari-cari surat di lemari. Bahkan, Haris mengeluarkan semua isi lemari Neli.

Akan tetapi, sampai isi lemari habis dikeluarkan, Haris tidak menemukan apa yanh dia cari.

Dia langsung mencengkram kedua bahu ibunya, akibat emosi yang dirasakan.

"Ibu simpan dimana surat-surat rumah, hah?" tanya Haris membentak ibunya.

"Ayah ,,, jangan sakiti nenek." Alif menarik kaki Haris.

Karena di kandung emosi, Haris memilih menendang Alif. Dia menganggap bocah itu terlalu ikut campur dalam urusannya.

"Anak gak tahu diri." bentak Haris, pada Alif yang memegangi perut akibat tendangannya.

"Apa yang kamu lakukan pada Alif, Haris." bentak Neli.

"Katakan dimana surat itu ibu, jangan alihkan pembicaraan. Dia tidak akan mati, hanya karena tendangan dariku." kembali Haris mengguncang-guncang tubuh Neli. Bahkan, cengkraman nya, lebih kuat di bahu ibunya.

Alih-alih menjawab, Neli lebih mengkhawatirkan keadaan Alif, apalagi bocah itu terus meringis dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Cukup Haris ... Bukankah, orang tuamu udah meninggal? Jadi, rumah ini bukan lagi milikmu. Walaupun nanti aku mati, ku haramkan kamu untuk menjual rumah ini." teriak Neli.

Karena marah Haris pun, memilih mendorong ibunya ke arah Alif. Alhasil, kembali Alif tertindih tubuh Neli.

Tubuh ringkih Neli langsung bergeser, dia meraba-rabanya serta mengelus pucuk kepala Alif.

"Kamu gak apa, kan?" tanya Neli membawa Alif ke pelukannya.

"Sakit nek," isak Alif, membalas pelukan neneknya. "Ayah jahat!" teriak Alif.

Kembali Haris disulut emosi. Dia menarik kasar, tubuh kecil Alif dan membungkam mulutnya dengan bahan dalam milik Neli yang berserakan, akibat perbuatannya tadi.

Neli yang susah payah untuk bangun, memukuli tangan Haris, teriakannya untuk menghentikan perbuatan Haris, tidak dihiraukan.

"Bu, aku harus mengajarinya bu, jadi jangan hentikan aku." hardik Haris. Dia kembali mendorong Neli, dan menguncinya dari luar.

Sebelah tangannya lagi, dia menggenggam kedua tangan Alif, dan menariknya ke arah dapur.

Mata Haris jelalatan, dia mencari-cari dimana Neli meletakkan bumbu dapur. Setelah bertemu, dia kembali menarik tubuh kecil Alif.

"Ini, ini pelajaran untuk anak yang mulutnya tidak pernah di ajarkan sepertimu." Haris mengoles beberapa cabai rawit ke mulut Alif.

Terpopuler

Comments

Ayu

Ayu

Ayah durjana Alif. bs2 nya ibu nya msh hidup di blg sdh mati. anak sendiri di siksa. kshn nenek neli sm Alif
mau nikah gk bermodal mlh menyusahkan orang tua nya. smg Haris dpt karma nya. anak durhaka

2025-06-28

1

Zenun

Zenun

Najong, mau kawin kagak ada modal

2025-05-29

1

retiijmg retiijmg

retiijmg retiijmg

Ya Alloh, alif kshan hdp km nak. sudah diabaikan skrg dianaiya..
kak author jadikan alif anak yg sukses
dr awal baca mewek aja

2025-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Tuduhan
2 Siksaan Untuk Alif
3 Rasa Trauma Alif
4 Kepulangan Haris
5 Penyiksaan Untuk Alif
6 Menolak Bertemu
7 Pembohong Kecil
8 Kisah Masa Lalu
9 Perceraian
10 Neli Sakit
11 Kepergian Nenek Neli
12 Pertemuan Pertama
13 Pertanyaan Atau Sindiran?
14 Serba Salah
15 Kabar Duka
16 Niat, Kepulangan Haris
17 Akting Yang Menyakinkan
18 Tak Tahu Malu
19 Rencana Yang Tercapai
20 Memulai Usaha
21 Di Usir
22 Meminta Penjelasan
23 Hari Pertama SMA
24 Kekacauan Di Hari Pertama
25 Kehancuran, Di Dua Keluarga
26 Bercanda Yang Menumbuhkan Dendam
27 Tak Sengaja Bertemu
28 Keturunan Pencuri Yang Sebenarnya
29 Berkunjung Ke Makam
30 Kecelakaan
31 Tak Ada Tempat
32 Meminta Ktp
33 Rasa Menyesal
34 Mengagumi Dalam Diam
35 Rasa Bangga
36 Balas Dendam Dari Alif
37 Mendadak Jadian
38 Akhirnya Bertemu
39 Amarah Alif
40 Bertemu Akmal
41 Mengatar Haris
42 Rencana Alif, Untuk Haris
43 Panti Jompo
44 Tempat Pulang
45 Pelukan dari Alif
46 Perbedaan Maaf Antara Ibu dan Ayah
47 Penyesalan Ratna
48 Karma Ninik
49 Akhir Dari Magang
50 Ratna Bertemu Alif
51 Maaf Untuk Ratna
52 Menjenguk Haris
53 Karena Kamu Ayah Ku
54 Kembali Ke Makam
55 Saling Memaafkan
56 Kehidupan Keluarga Nila
57 Ke Rumah Eliza
58 Kejutan Untuk Eliza
59 Godaan Dari Aziz
60 Kehilangan Separuh Hidup
61 Jomblo
62 Berbagi
63 Tunangan
64 Meninggalnya Haris
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Tuduhan
2
Siksaan Untuk Alif
3
Rasa Trauma Alif
4
Kepulangan Haris
5
Penyiksaan Untuk Alif
6
Menolak Bertemu
7
Pembohong Kecil
8
Kisah Masa Lalu
9
Perceraian
10
Neli Sakit
11
Kepergian Nenek Neli
12
Pertemuan Pertama
13
Pertanyaan Atau Sindiran?
14
Serba Salah
15
Kabar Duka
16
Niat, Kepulangan Haris
17
Akting Yang Menyakinkan
18
Tak Tahu Malu
19
Rencana Yang Tercapai
20
Memulai Usaha
21
Di Usir
22
Meminta Penjelasan
23
Hari Pertama SMA
24
Kekacauan Di Hari Pertama
25
Kehancuran, Di Dua Keluarga
26
Bercanda Yang Menumbuhkan Dendam
27
Tak Sengaja Bertemu
28
Keturunan Pencuri Yang Sebenarnya
29
Berkunjung Ke Makam
30
Kecelakaan
31
Tak Ada Tempat
32
Meminta Ktp
33
Rasa Menyesal
34
Mengagumi Dalam Diam
35
Rasa Bangga
36
Balas Dendam Dari Alif
37
Mendadak Jadian
38
Akhirnya Bertemu
39
Amarah Alif
40
Bertemu Akmal
41
Mengatar Haris
42
Rencana Alif, Untuk Haris
43
Panti Jompo
44
Tempat Pulang
45
Pelukan dari Alif
46
Perbedaan Maaf Antara Ibu dan Ayah
47
Penyesalan Ratna
48
Karma Ninik
49
Akhir Dari Magang
50
Ratna Bertemu Alif
51
Maaf Untuk Ratna
52
Menjenguk Haris
53
Karena Kamu Ayah Ku
54
Kembali Ke Makam
55
Saling Memaafkan
56
Kehidupan Keluarga Nila
57
Ke Rumah Eliza
58
Kejutan Untuk Eliza
59
Godaan Dari Aziz
60
Kehilangan Separuh Hidup
61
Jomblo
62
Berbagi
63
Tunangan
64
Meninggalnya Haris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!