dibandingkan

"Oh,ternyata ini rumah kalian,lumayan.

Itu lah kata kata yang keluar dari bibi Sintia yang bernama Sukaesih,dan jelas itu bukanlah sebuah pujian.

Mendengar Sukaesih yang berbicara seperti itu,Rizki hanya menanggapi nya dengan senyuman.

Dia tahu,kalau bibi dari istrinya itu sama sekali tidak menyukainya,bahkan dia selalu di sudutkan dan direndahkan dihadapan keluarga istrinya itu.

"Sintia pun mulai berbicara setelah semenjak tadi termenung dengan pemikiran nya sendiri.

"Bibi,tumben bibi datang menemui kami,Apakah ada hal penting bi?

"Sukaesih langsung mendelik,mendengar pertanyaan dari keponakannya nya itu,apakah ini sambutan yang bibi terima,setelah sekian lama kita tidak bertemu.Kamu ini bicara seolah tidak mengharapkan bibi berkunjung saja.

Setidaknya bicaralah yang sopan,karena biar bagai mana pun,bibi ini adalah pengganti dari orang tuamu.

"Rizki hanya terdiam dan bingung menyikapi bibi istrinya itu.karena dia pun merasa heran, tidak biasa nya bibi nya mau langsung datang kerumah nya.

Bahkan,ketika dia dan istrinya pindah dari rumah yang notabene nya rumah milik mendiang orang tua sang istri itu.Bibi sang istri,bahkan keluarga sang istri semuanya tidak ada yang mengantar kerumah baru nya yang dengan susah payah dia mendapatkannya,walau dengan hasil nyicil itu.

Rizki melirik sang istri yang terdiam,bahkan tangan nya gemetar seperti menahan amarah.

"Rizki pun segera berbicara,untuk menengahi keduanya yang terkesan seperti enggan untuk saling tatap.

"Bi,bukan begitu maksud Sintia,jangan diambil hati ya perkataanya.

Baru sekarang Sintia menatap sang suami dan berbicara.

"Mas,selama ini bibi beserta keluarga ku tidak ada yang datang bahkan untuk mengucapkan basa basi atas kepindahan kita, makanya jadi heran kalau tiba tiba datang kalau tidak ada hal yang penting.

"Cukup Sintia".

Kali ini Sukaesih pun mulai terpancing emosinya.

Bibi kesini karna ingin ketemu kamu dan anak mu Ilham.

Apakah salah,kalau bibi menghawatirkan keadaan kamu.

Lihat lah,kamu sekarang tinggal di rumah yang kecil dan bahkan jauh dari kata nyaman.

Apa kamu tidak kepikiran bagai mana masa depan anakmu nanti ke depannya hah.

Coba kamu dari dulu mendengarkan bibi,dan menikah dengan pilihan bibi,pasti kamu sekarang sudah bahagia..

"Tidak bi,"Sintia pun mulai meninggikan suaranya.

"Sambil bergetar,"Sintia mulai meneteskan air matanya,dan itu tak luput dari pantauan sang suami.

"Sayang."Rizki pun bereaksi.

Jangan meninggikan suara pada orang tua.

"Ti...tidak mas".

Bibi kesini bukan karna menghawatirkan ku, dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

Dia kesini hanya memastikan,kalau aku tidak bisa memiliki kebahagiaan,melebihi kebahagiaan anaknya,ia kan bi."Ucap Sintia.

"Sukaesih berdiri dan melotot ke arah Sintia.

Dasar anak tidak tahu terima kasih.

"Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan,apa pengorbanan bibi selama ini tidak berarti di matamu.

Harta dan tenaga yang bibi berikan pada mu, apakah semua itu tidak kamu pertimbangkan.

Bibi tidak pernah membedakan kamu dan Resti sepupu kamu.

"Dengan senyum getir Sintia bicara.

"Apakah benar dengan yang bibi ucapkan itu,kalau pun benar,aku sangat berterima kasih sekali bi.

Tapi,pada kenyataanya,bibi sama sekali tidak pernah menganggap ku ada.

Aku menyadari,kalau aku hanya seorang anak yang telah kehilangan orang tua,dan tidak berarti apa apa bagi keluarga Dramawan.

"Rizki,langsung memeluk sang istri sambil menggendong anak nya,dia berusaha menenangkan sang istri.

Bukanya prihatin,Sukaesih malah tersenyum tipis,mendengar apa yang di ucapan Sintia.

"Makanya,kalau mau berguna,turuti lah keinginan bibi.

"Dan kamu Rizki,lebih baik kamu bercerai saja dengan Sintia.

Apa kamu tidak kasian dengan Sintia,lihat lah keadaanya,kamu yang hanya mengandalkan gajih pas pasan,dan kamu ingin membangun kebahagiaan dengan itu semua.

"Mimpi kamu.

"Deg."Rizki pun tersentak,mendengar apa yang di ucapan oleh bibi istri nya itu.

Sakit,tentu saja hatinya sakit mendengar kalau dirinya harus berpisah dengan orang yang sangat dia cintai.

Melihat suaminya terdiam,"Sintia pun semakin erat memeluk sang suami.

"Cukup bi,kalau bibi kesini hanya ingin menghancurkan kebahagian ku,lebih baik bibi pulang saja dan jangan kembali kesini lagi.

Berani kamu Sintia,kamu mengusir bibi,hanya demi laki laki yang tidak bisa memberikan kamu apa apa ini.

Lihatlah sepupumu Resti,suaminya seorang pengusaha,punya mobil, dan rumahnya juga mewah.Dibandingkan suami kamu,suami Resti bagai langit dan bumi.

Baik,bibi akan pulang,pikirkan lah kembali dengan baik tawaran bibi.

"Gubrak,sambil membanting pintu,Sukaesih keluar dari rumah Rizki dan Sintia sambil menggerutu.

"Awas saja kamu Sintia,kita lihat bagai mana kalau suamimu sudah tidak bisa bekerja dan tidak bisa berbuat apa apa.

Terpopuler

Comments

iqbal nasution

iqbal nasution

keren

2025-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!