Pagi hari sekitar jam 05:30 Tami mulai memasak untuk sarapan pagi mereka bertiga.
sarapan andalannya ia lah nasi goreng telur mata keranjang.
(Upp..maaf, maksudnya telur mata sapi.hehe..)
Selesai masak dan beres-beres dapur Tami mulai membangunkan anak dan suaminya,tapi masuk kedalam kamar suaminya dan membangunkan nya.
"Bang bangun"ucapnya lembut
"Hmm"hanya terdengar deheman saja.
"Bangun dong sayang "ujar Tami dengan suara manja,dan membelai wajah suaminya.
"iya dek"jawab Rizal lembut
Rizal berjalan kearah kamar mandi dan masuk kedalamnya,Tami pun bergegas untuk menyimpan kan segala keperluan suaminya dari ujung rambut sampai ujung kaki, untuk di kenai berkerja.
tak selang lama pintu kamar mandi terbuka
"Dek,tolong ambil handuk Abang yank" panggilnya dengan nada lembut.
Tami lalu mengambil handuk suami di tempat handuk itu,dan lalu di berikan ke suaminya.
selesai itu Tami pergi ke kamar putri kecilnya untuk menyuruh mandi.
sewaktu Tami masuk kedalam kamar itu,ia melihat putri kecilnya sudah mandi dan sudah mengenai bajunya sendiri.
Senyum lebar terukir di wajah Tami.
"Anak mami,pintar sekali ya.tak perlu di suruh sudah tau harus mandi sendiri"ujarnya
"Iya mamih,adek Tan udah becanda mih,adek dak mau natih di malah papih kalna macih Bauk acem mih"ucapan Boca lima tahun itu.
"sayang ny mami,sini sayang "ujarnya sembari memanggilnya anaknya
"sini dong,mami mau peyuk"ujarnya kembali,dan merentangkan kedua tangannya
Boca imut itu berlari-lari kecil kearah sang ibu sambil senyum manis.
Tami mulai menciumi kedua pipi, lalu ke kening anaknya.
"anak mami memang paling pintar,ayok kita sarapan bareng papi sayang"Tami lalu mengendong putri kecilnya nan lucu.
Tami terkekeh kecil Karena melihat wajah anaknya seperti donat yang di tepungin.
rasanya penat dan lelahnya hilang karena melihat ke lucuan,kepolosan bocah kecil ini.
sesampai di meja makan,Tami menurun kan anaknya di kursi dan bocah Lima tahun itu paham dan mulai duduk di kursinya.
Mereka pun memulai sarapan dengan hening,tidak ada suara keluar kecuali terdengar suar sendok yang berlag dengan piring, itu terdengar dari piring bocah Lima tahun itu,
Selesai sudah acara sarapan pagi,Rizal pun pamit untuk berkerja,Tami masih setia mengecup punggung tangan sang suami.begitu juga anaknya mengikutin ibunya..
"Mamih Vania mau noton beluang yang di danggu maccah"ujarnya
"Boleh sayang"
mereka berdua lalu kerung tv untuk menonton kartun Marsha and bear.
"mamih..mamih..(ucapanya sembari memukul kecil lengannya Tami)liat beluang ituh milip papih"ucapnya
"Hhus..gak boleh bicara begitu sayang"
"Adek calah ya mih?,maaf mamih,tapi beluang ituh milip papih,yang cukak malah-malah cama adek"ucapan anaknya, dengan muka sedih dan matanya mulai berkaca-kaca.
"Sayang tak boleh begitu ya, nanti kedengeran papinya gimana? Vania kan anak baik dan pintar,jadi tak baik bicara begitu ya sayang.Nanti di pikirannya papi mami yang mengajarkan kamu yang tidak baik sayang"ujar Tami sembari membelai rambut anaknya.
"iya mamih,adek mincak maaf ya"ucapnya
"iya sayang,tak apa,besok tak boleh di ulangi lagi ya"ucap Tami sembari tersenyum manis ke anaknya
"Ayok kita nonton lagi"ucap Tami lembut, Vania hanya menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments