Aku pun mendekatinya namun di saat aku ingin menyapanya tiba-tiba guruku menepuk pundakku dari belakang.
“Nak, kamu namanya Kalandra kan? Aku yang pada saat itu masih belum sadar dari lamunanku membuat guruku menepuk pundakku lagi.
“Nak, nama kamu Kalandra kan? Tepukan kedua guruku itu membuat ku seketika tersadar.
“Iya pak, maaf saya lambat merespon bapak.!” Dengan nada yang sedikit terbata-bata aku menjawab guruku.
“Iya nak, bapak di sini cuma ingin kasih tahu kamu soal ujian nasional.”
Aku yang masih bingung dengan guruku yang tiba-tiba menanyakan tentang ujian membuatku berpikir apa mungkin nilai ku jelek, aku tidak tahu kenapa hatiku menjadi tidak karuan aku pun hanya menyahut pelan.
“Ada apa ya... Pak?
Dengan hati yang masih was-was aku mencoba menanyakan kembali maksud guruku itu.
“Jadi begini nak, mungkin kamu takut sama bapak karena tiba-tiba mencari kamu, kamu tidak usah takut nak, bapak hanya ingin bertemu dengan murid yang mendapatkan nilai ujian nasional tertinggi, bapak cuma ingin kasih selamat kepada kamu!”
Aku senang karena baru kali ini pak guru memujiku dengan nilai ujianku yang bagus, padahal di awal aku sempat takut karena guruku itu terlihat galak, aku tidak percaya diri duluan dan untung saja aku tidak kabur tadi.
“Terima kasih pak, atas ucapannya saya akan berusaha lebih baik lagi untuk kedepannya.” Sambil mencoba menatap mata guruku itu karena sedari tadi aku hanya menunduk.
"Okelah nak, saya cuma mau ngomong itu kamu lanjutkan lagi baca bukunya.!”
Aku yang sudah mulai tidak tegang berusaha tersenyum di depan guruku.
“Baik pak, sekali lagi terima kasih ya..” Tanganku masih saja bergetar padahal guruku itu sudah pergi.
Aku pun kembali teringat akan gadis itu tetapi saat aku mencarinya dia sudah tidak di perpustakaan aku bingung mencari dia di mana aku mencoba mencarinya ke lantai atas namun tidak menemukan gadis itu kemudian aku pun bertanya ke petugas perpustakaan namun mereka tidak tahu karena banyak murid yang berlalu-lalang di perpustakaan sehingga mereka tidak memperhatikannya dengan jelas.
Aku berlari ke depan parkiran namun aku tidak melihat gadis itu, setiap sudut perpustakaan telah aku telusuri tetapi tidak mendapatkan hasil apapun, jujur aku tidak tahu kenapa begitu ingin sekali bertemu dengannya. Dan setelah aku berpikir cukup lama aku baru ingat kalau perpustakaan memiliki Cctv, akhirnya aku berlari kembali ke perpustakaan dan naik ke lantai atas untuk memeriksa Cctv.
Setelah aku berhasil memeriksanya ternyata gadis itu sudah pergi dengan beberapa temannya menggunakan mobil, aku pun segera memotret mobil itu untuk aku simpan, di saat aku sibuk mencari gadis itu tiba-tiba saja ibu meneleponku.
“Halo nak, kamu pulang ya.. ada teman ibu sedang berkunjung ini.!” Aku yang masih memikirkan gadis itu hanya terdiam saja ketika ibu menelepon.
“Nak, kamu masih di sana kan?”
Aku pun mendadak kaget dengan suara ibu padahal dari tadi ibuku sudah berbicara hanya saja pikiranku tidak ada di tempat.
“Oke bu, maaf tadi Andra lagi baca buku jadi tidak fokus untuk menjawab telepon!” Aku berusaha untuk tetap tenang agar ibuku tidak curiga terhadapku.
“Okelah nak, tidak apa-apa ibu hanya mengingatkan kamu untuk pulang lebih awal.” Aku pun menghela napas pelan agar ibu tidak curiga kepadaku.
“Oke bu, Andra akan pulang sebentar lagi!” ucapku dengan nada pelan karena sedari tadi aku tidak fokus, karena ibu sudah menelpon maka aku bergegas untuk pulang.
Dan diperjalanan pulang aku mampir dulu ke toko buah untuk membeli beberapa buah apel, buah naga dan jeruk untuk tamu ibuku, dan di sela aku memilih buah pandangan mata ku terfokus kepada mobil hitam di seberang jalan, aku merasa seperti pernah melihat mobil itu.
Dan setelah aku berpikir cukup lama baru menyadari kalau mobil yang ada di seberang sana adalah mobil yang di tumpangi gadis itu, aku pun segera bergegas membeli buah dan segera menghampiri mobil itu. Namun di saat aku baru menyalakan motorku ternyata mobil itu sudah berjalan, aku tidak sempat mengejar mobil itu karena berbeda jalur aku pun menjadi sangat kecewa karena tidak dapat bertemu dengannya.
Aku memutuskan untuk segera pulang, aku takut jika ibu menunggu terlalu lama meskipun aku masih ingin mencari tahu gadis itu, tapi tidak apa-apa sekarang belum bertemu lagi dengannya karena aku sudah mendapatkan foto mobilnya jadi walaupun hari ini kecewa aku yakin masih ada hari esok yang mempertemukan dengan dirinya.
Aku pun sudah sampai di depan rumahku dan melihat sekeliling rumah tidak ada mobil atau motor terparkir karena ibu tadi bilang kalau ada tamu yang akan datang tetapi aku tidak menemukan kendaraan lain, mungkin saja tamu ibu sudah pergi padahal baru saja aku membeli buah-buahan untuk mereka.
Aku mengetuk pintu rumahku.
"Tokkk..tokkk"
“Ibu.... Aku pulang!” ucapku dengan nada lembut.
Pintu rumahku terbuka namun yang paling mengejutkan aku adalah yang membukakan pintu rumah bukanlah ibuku, melainkan gadis yang aku lihat di perpustakaan tadi, aku tidak bisa berkata-kata tubuhku tiba-tiba membeku seperti es.
“Maaf mas, cari siapa ya?” mataku hanya tertegun melihatnya tanpa menjawab pertanyaannya.
“Mas, maaf anda cari siapa ya..?” tiba-tiba saja aku tersadar dari lamunanku, sungguh malu sekali ucapku dalam hati.
“Saya Kalandra, anaknya ibu Siti yang tinggal di rumah ini! Kebetulan saya sekolah di SMA N 4 Kota Bangun, baru saja mengikuti ujian nasional untuk kelas 3.”
Aduh, kenapa aku tiba-tiba malah perkenalan diri malu banget, pasti dia aneh melihat aku sok akrab begini ucapku dalam hati.
“Oalah anaknya tante siti, silahkan mas!”
Aku masih belum bisa berbicara banyak sama dia dan hanya mengucapkan beberapa kata saja.
“Oke kalau begitu saya masuk dulu.”
Dengan hati yang masih kacau tidak karuan aku pun berlari masuk ke kamar meninggalkan gadis itu.
Aku segera mengunci pintu, aku masih tidak menyangka gadis yang aku cari-cari dari tadi ternyata ada di rumahku dan yang lebih mengejutkan ternyata dia anak teman ibuku.
Aku merasa seperti mimpi di siang bolong karena bisa bertemu dengannya lagi, padahal aku sudah pasrah karena mencarinya tidak ketemu namun sekarang dia ada di rumahku. Jujur aku senang sekali merasa ini seperti mimpi kemudian aku mencoba mencubit pipiku dan ternyata terasa sakit itu berati ini bukan mimpi tapi nyata.
Aku segera berganti pakaian yang rapi agar tidak malu saat bertemu dengannya, karena tadi aku belum melakukan persiapan apa pun. Sebenarnya kalau boleh jujur aku tidak pernah berpakaian rapi atau memikirkan hari ini harus pakai apa, aku yang dulu lebih mengutamakan kenyamanan berpakaian dari pada gaya pakaiannya.
Namun tidak tahu kenapa setelah bertemu gadis itu aku jadi lebih mementingkan gaya pakaianku di saat aku bingung dengan pikiranku sendiri ternyata gadis itu masih memperhatikan aku dari jauh, mungkin saja di saat aku memperkenalkan diri tadi dia ingin memperkenalkan dirinya juga.
Namun aku terlalu grogi dan lansung pergi, aku takut kalau dia berpikir bahwa aku tidak senang dia ada di rumahku, padahal aku tidak bisa tenang saat berada di dekatnya aku bingung bagaimana memulai percakapan dengan dirinya karena aku orang yang pandai berbicara di depan orang lain.
Diriku yang sebenarnya cenderung cuek dan tidak dekat dengan wanita, aku terlalu banyak menghindarinya karena kebanyakan wanita yang mendekatiku hanya suka karena aku populer di sekolah.
Aku tidak menginginkan wanita seperti itu, aku takut jika kepopuleran ku redup mereka juga akan pergi meninggalkanku untuk itu aku tidak terlalu peduli tentang orang yang menyukai ku atau tidak. Namun sekarang sepertinya ucapanku itu tidak berlaku lagi tentang aku yang menjauh dari wanita, karena sepertinya aku mulai tertarik kepada seorang gadis sehingga membuat aku berpikir ulang tentang wanita dan mulai sadar kalau tidak semua wanita hanya menyukai kepopuleran semata.
Aku kembali memperhatikan gadis itu di balik jendela kamarku, karena kebetulan kamarku berada tidak jauh dari ruang tamu. Aku terus memperhatikan gadis itu semakin dalam dan aku mulai terhanyut oleh senyuman manis dirinya serta tutur katanya yang lembut namun tetap memancarkan ketegasan dan membuatku tanpa sadar telah membuka pintu kamarku sendiri.
“Gubrak.... Aduh sakit.!”
Muka aku tiba-tiba memerah karena suara yang aku timbulkan terdengar sampai ruang tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments