Bab 4

DUARR!!

Sambaran petir menggelegar, menerangi langit malam sesaat sebelum menghantam tempat Han beristirahat. Aneh, meski kilat itu begitu dahsyat, tubuh Han tidak hancur, dan pohon tempat ia berbaring pun tetap utuh. Seolah petir itu tidak menyakiti tubuhnya, tapi menarik sesuatu yang lebih dalam—jiwanya.

Jiwa Han terangkat tinggi menembus awan, melewati angin dan cahaya, hingga akhirnya tiba di suatu tempat yang tak bisa dijelaskan oleh logika.

Han kini berada di sebuah istana megah di langit tertinggi. Dinding-dindingnya dipenuhi lukisan indah dan patung megah dari emas dan kristal. Atmosfernya sunyi tapi terasa sakral. Di ujung ruangan, di atas singgasana besar berlapis cahaya, duduk seorang kakek tua—rambut dan jenggotnya putih panjang, matanya dalam dan memancarkan kebijaksanaan, meski saat ini tampak terkejut melihat kedatangan Han.

Beberapa saat kemudian, Han terbangun. Ia duduk perlahan, matanya menyapu ruangan, bingung dan penuh tanda tanya. Baru saja tadi ia di hutan—dan sekarang ia entah berada dimana..

Matanya bertemu dengan sang kakek tua.

"Si-siapa kamu...? Ke-kenapa aku ada di sini?" tanya Han gugup, tubuhnya sedikit gemetar.

"Anak manusia… aku tidak menyangka. Ternyata kaulah yang terpilih dari alam semesta," ucap sang kakek dengan suara dalam dan tenang, tanpa langsung menjawab pertanyaan Han.

Han melangkah mundur sedikit, matanya menatap bingung.

"A-apa maksudmu? Di mana ini? Siapa kau sebenarnya?"

"Jangan takut, anak muda." Kakek itu tersenyum lembut. "Namaku adalah Dewa Kehidupan. Aku telah lama menunggu... menanti kehadiran pewaris yang akan dipilih oleh alam semesta itu sendiri. Dan sekarang, kau lah orang itu."

Han menelan ludah, hatinya masih diliputi ketakutan dan kebingungan.

"Kemarilah," lanjut sang Dewa. "Aku akan memberimu Golden Hands Arm."

"Golden Hands Arm...?" gumam Han pelan, namun cukup jelas terdengar oleh Dewa Kehidupan.

"Ya. Dengan lengan ini, kau tidak akan kehilangan tanganmu lagi. Bahkan, lengan ini adalah senjata terkuat yang pernah ada di seluruh penjuru semesta." Suaranya mengandung keyakinan, seolah tak ada keraguan sedikit pun dalam ucapannya.

Han masih ragu, tapi keinginannya untuk memiliki kembali lengannya—dan bahkan lebih dari itu—mendorongnya melangkah maju. Ia menghampiri orang yang mengaku sebagai sang Dewa kehidupan itu dengan langkah perlahan, matanya memandangi wajah tua itu yang tampak bijak dan tulus.

Ketika mereka sudah berhadapan, Dewa Kehidupan tersenyum semakin lebar.

"Kau memang yang terpilih. Aku bisa merasakannya… lengan kananku seperti bergairah kembali. Dan tubuhmu… memiliki aura yang istimewa."

"Aku akan mewariskan seluruh kekuatanku padamu," ucap Dewa Kehidupan dengan suara yang kini terasa jauh lebih sakral. "Golden Hands Arm, Mata Ilahi, Medis Kuno, dan setengah dari kultivasiku. Bersiaplah. Pejamkan matamu dan duduk bersila."

Han mengangguk pelan, lalu menutup matanya dan duduk bersila di depan sang Dewa. Dalam sekejap, ia merasakan ada energi hangat dan kuat yang mulai masuk melalui keningnya—melintasi pikirannya, menyatu dengan tubuh dan jiwanya. Pengetahuan tentang teknik medis kuno, metode kultivasi, dan kekuatan Mata Ilahi mulai tertanam dalam kesadarannya. Setiap helaan napas membuat tubuhnya terasa semakin ringan dan kuat, seolah dunia di sekelilingnya menghilang dalam gelombang kenyamanan yang luar biasa.

Proses itu berlangsung selama satu jam.

Ketika semuanya selesai, Han perlahan membuka matanya. Aura yang terpancar dari tubuhnya telah berubah drastis. Dewa Kehidupan menatapnya dengan kagum.

"Luar biasa... Dalam sekali transfer, kultivasimu melonjak ke tingkat Master Puncak. Tidak semua tubuh manusia sanggup menampung energi sebesar ini," kata Dewa Kehidupan sambil tersenyum puas.

---

Sistem Kultivasi Dunia Han:

Bronze, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak.

Silver, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak.

Gold, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak.

Heroic, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak.

Master, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak ← Han sekarang

Grandmaster, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak.

Legendary, Pembukaan, Pembangunan, Penyempurnaan, Puncak.

sistem kultivasi di sengaja berbeda dari yang lainnya agar ada perbedaan dengan cerita sebelah, dan mungkin nanti ada tambahan jadi maaf jika cerita nya nanggung.

***

"Sekarang… buka matamu. Katakan, apa yang kamu rasakan?" tanya Dewa Kehidupan dengan tenang.

Han membuka matanya perlahan. Sebuah senyum tak percaya mulai terukir di wajahnya.

"I-ini luar biasa! Mataku terasa lebih tajam, tubuhku lebih ringan, dan penuh tenaga!"

Ia menunduk, meraba tubuhnya sendiri. Kulitnya kini terlihat lebih cerah dan bersih, wajahnya lebih halus dan semakin tampan. Dulu kurus dan lusuh, kini badannya berisi, berotot, dan perutnya terlihat bersekat—kotak-kotak sempurna seperti seorang pejuang.

Namun saat ia melihat ke lengan kanannya…

Masih buntung.

Wajah Han langsung berubah. "Ini… kenapa lenganku masih belum tumbuh? Apakah aku gagal… mendapatkan Golden Hands Arm…?"

Dewa Kehidupan yang semula ikut senang melihat perubahan Han, kini ikut terdiam sejenak. Lalu ia tersenyum lembut.

"Tidak, anak muda. Kamu tidak gagal. Aku… memang belum memberikannya padamu."

Tiba-tiba sang Dewa meraih lengan kanannya sendiri. Sebuah cahaya emas menyilaukan mulai muncul dari tangannya. Han melihatnya mulai menahan rasa sakit saat cahaya itu makin terang—seakan lengan itu bukan sekadar anggota tubuh, melainkan kekuatan hidup yang ia cabut dengan paksa.

"Inilah… Golden Hands Arm." Ucapnya sambil mengulurkan lengan emas itu, yang tampak berkilauan dan dipenuhi pola-pola kuno bercahaya. "Apa kau siap menerimanya? ini Akan terasa sangat sakit."

Han menggenggam erat lututnya, lalu mengangguk penuh semangat.

"Aku siap! Aku ingin fisik yang sempurna… aku ingin tidak ada lagi yang merendahkanku hanya karena aku cacat!"

Mata Dewa Kehidupan bersinar bangga.

Dengan satu gerakan mantap, ia menempelkan Golden Hands Arm ke bekas buntung di lengan Han. Seketika, cahaya emas menyilaukan meledak dari titik penyatuan itu. Tubuh Han menggigil hebat.

"AAAAARRRGHHH!!!"

teriak Han keras, seisi istana bergetar karena teriakan itu dan di susul oleh retakan tulang.

KRAK!!

"ARGHHHHH!!! Kenapa… sesakit ini?!" katanya kembali berteriak, tubuhnya menggeliat kesakitan di lantai istana. Rasa panas dan nyeri menusuk dari lengan kanannya yang buntung, seolah dicabik-cabik dan ditusuk oleh ribuan jarum tajam yang membara.

"Tahanlah! Jaga kesadaranmu, Han!" seru Dewa Kehidupan dengan tegas namun penuh perhatian. "Itu adalah proses penyatuan Golden Hands Arm. Jika kau kehilangan kesadaran, penyatuannya akan gagal."

Han menggertakkan giginya, menahan rasa sakit yang luar biasa. Tubuhnya berguling-guling di lantai, napasnya terputus-putus. Wajahnya pucat, matanya berair menahan penderitaan. Namun ia terus bertahan… demi lengan impiannya. Demi harga diri dan masa depannya.

30 menit pun berlalu…

Rasa panas itu perlahan menghilang, digantikan oleh rasa dingin yang menenangkan. Han terdiam. Tubuhnya terbaring lemah di lantai. Tapi saat ia membuka matanya, ia melihat—sepasang tangan. Tangan lengkap.

Tangan kanan barunya… bersinar dengan warna emas menyilaukan. Di atasnya terdapat pola api yang berkobar seperti ukiran hidup, memberi aura kekuatan yang luar biasa.

Han hanya terbaring, napasnya tersengal. Tapi bibirnya perlahan tersenyum.

Setelah mengatur napas, ia bangkit dengan satu lutut, menunduk dengan hormat.

"Terima kasih… Dewa Kehidupan. Engkau telah memberiku kekuatan, telah mengembalikan tubuhku… aku tak tahu harus membalas seperti apa atas semua kebaikanmu."

Dewa Kehidupan tersenyum hangat, matanya penuh kebijaksanaan.

"Bangkitlah, Han. Semua ini adalah kehendak semesta. Aku hanya menjalankan tugasku."

"Ingatlah satu hal: kau kini memegang kekuatan besar. Tapi jangan pernah menyombongkan diri. Jangan gunakan kekuatanmu untuk berbuat jahat. Karena jika kau menyimpang… alam semesta sendiri yang akan menghukummu."

Han mengangguk dalam-dalam. "Aku mengerti. Aku akan menjaga kehormatan kekuatan ini."

Terpopuler

Comments

Aki Aki

Aki Aki

top markotop

2025-08-25

0

Aman Wijaya

Aman Wijaya

jooooz pooolll Thor

2025-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 27
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 53
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Bab 75
76 Chapter 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 27
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 53
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Bab 75
76
Chapter 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!