bab.5

Sore hari di kediaman Alkana Leophard, semua sedang berkumpul di halaman.

"Kalian benar-benar... ah, bagaimana mungkin dua anak yang masih kecil, berumur delapan tahun bisa mengecoh kalian dan lepas dari pengawasan? Kalian memang bodoh dan lalai!"

"Maaf, Tuan!" Anton mewakili yang lain meminta maaf.

"Mereka pergi tanpa membawa ponsel, uang, alat pelacak mereka matikan. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan mereka?" tanyanya pada semua orang yang berkumpul. Tidak ada yang menjawabnya.

"Anton cari mereka sampai ketemu! Sebentar lagi malam, mereka akan tidur di mana?" Alkan sangat khawatir. Anak-anak ini sangat keras kepala. Mereka kabur hanya karena dia tidak mengabulkan permintaan mereka yaitu memberi mami.

"Siap Tuan!" Anton bergegas pergi dari hadapan Alkan untuk menunaikan tugasnya.

***

Sementara itu di tempat lain, Dhara dan Dhira baru saja sampai di sebuah rumah yang sangat sederhana, tidak ada kamar tidur di rumah ini, hanya tiga ruangan yang disekat setengahnya, disisakan untuk jalan dari pintu depan lurus sampai pintu belakang. Ruangan depan digunakan untuk menerima tamu, juga menonton TV, tanpa sofa hanya karpet sebagai alas duduk.

Dhara dan Dhira sedang duduk berselonjor kaki di atas karpet. "Dhir, kita beneran tidur di sini? Maksudku kita serius mau kabur?" tanya Dhara.

"Iya, aku serius! Sampai Papi mau memberikan kita Mami! Lagi pula aku pikir, kita bisa mendekatkan mereka, bukan?"

"Kamu benar!" Selama ini memang apa yang mereka akan lakukan selalu Dhira yang memutuskan. Dhara hanya mengikuti. Tapi Dhira selalu mengikuti kemauan Dhara.

Seperti sekarang, Dhara yang selalu ingin mami dan selalu iri pada orang yang punya mami. Karena itu Dhira merencanakan semua ini agar papinya mewujudkan keinginan Dhara untuk punya mami. Menurut Dhira, kebahagiaan Dhara adalah yang utama.

"Kalian sepertinya asyik sekali ceritanya. Lagi bahas apa, sih?" tanya Anita yang muncul dengan membawa gorengan di atas piring.

"Biasa Kak, bahas masalah anak cewek, gak penting." Dhira menjawab sambil matanya melirik ke arah piring yang dipegang Nita.

"Kak, itu apa? Sepertinya enak?" tanya Dhara.

"Oh ini, cobain aja, nih!" Nita meletakkan piring itu di depan Dhara dan Dhira.

Dhara yang pertama mencicipinya, ini adalah pertama kali dia makan cemilan seperti ini. "Enak Kak. Boleh nambah Kak?" tanya Dhara.

"Boleh dong, Kakak sengaja masak banyak buat kalian. Harus habis ya."

"Pasti habis, enak banget. Ayo Dhir, dimakan!" Dhara menyuruh Dhira memakannya.

Dia lalu mengambil satu pisang goreng dan di berikannya pada Dhira.

"Enak Kak, ini gimana bikinnya? Biasanya pisang goreng gak gini bentuknya?" tanya Dhira.

"Nanti deh Kakak ajarin ya. Sekarang kalian makan, nanti kalau sudah habis, kalian langsung mandi ya."

"Iya Kak, makasih." Dhara dan Dhira menjawab dengan kompak.

Nita meninggalkan mereka. Dia masuk ke dalam untuk mencuci piring. Si kembar makan pisang goreng dengan lahap. Hingga tersisa satu di piring. "Buat kamu aja, aku sudah kenyang." Dhira mengalah pada saudaranya, walaupun Dhara yang paling banyak makan. Dhara tersenyum dan mengambil pisang goreng itu.

Dhira mengalihkan netranya menatap televisi, dia tidak mau melihat Dhara makan pisang goreng atau nanti dia akan ngiler. Saat sedang asyik nonton, sepotong pisang goreng tersodor di hadapan wajahnya. Dhara telah memotongnya sedikit, bagian yang paling besar untuk Dhira.

Dhara sangat tahu sifat Dhira, dia akan selalu mementingkan Dhara lebih dulu, kalau Dhara tidak memotongnya, Dhira tidak akan mau memakannya. Mereka saling menatap lalu tersenyum. Dhira mengambil pisang itu lalu memakannya. "Sekarang pisangnya sudah habis, kita mandi yuk!" ajak Dhira.

"Ayo." Mereka bangkit bersama dan pergi mencari Nita. Mereka melihatnya sedang memasak nasi.

"Kak Nita kami mau mandi." Dhira memberi tahu Nita.

"Oh, sebentar! Kakak ambilkan handuk." Nita pergi ke ruang tengah tanpa pintu. Terdapat tempat tidur kecil juga lemari pakaian, cermin besar di dinding, jam dan beberapa poster. Nita mengambil handuk dari lemari, juga beberapa pakaian dari kantong plastik. Nita kembali ke dapur di mana Dhara dan Dhira masih menunggunya.

"Ini handuk untuk kalian, maaf cuma ada satu jadi dipakainya gantian ya. Ini juga ada beberapa baju, tadi Kakak minta baju pada tetangga yang sudah kekecilan. Kebetulan mereka punya anak sepantaran kalian. Maaf ya Kakak belum bisa membelikan kalian baju, tapi tenanglah insyaallah besok Kakak gajian, kita beli baju baru untuk kalian ya."

Dhara dan Dhira mengerti, mereka merasa tidak enak karena merepotkan Nita. "Kami justru berterima kasih sama Kakak karena memberi kami tempat berteduh, menyiapkan makan, juga pakaian. Padahal kami hanya orang asing. Semoga rizki Kakak di mudahkan dan berlimpah." Dhara berbicara mengungkapkan perasaannya. Walau mereka masih kecil namun, pikiran mereka dewasa.

"Amin," sahut Nita. Setelah itu si kembar pun pergi mandi.

Nita kembali memasak untuk makan malam mereka nanti. Masakan sederhana tanpa daging hanya nasi liwet, tempe balut tepung dan telur dadar. Dhara dan Dhira sudah selesai mandi dan berpakaian. Mereka lalu menjemur handuk di belakang seperti yang Nita lakukan tadi.

Mereka lalu menghampiri Nita. "Kak, kami sudah mandi," ucap Dhara.

Nita melihat ke arah si kembar. "Wah, kalian sudah cantik. Sekarang kalian nonton gih. Sebentar lagi makan malam siap."

"Kami mau membantu, boleh?" tanya Dhara.

"Tidak usah, kalian nonton saja." Nita tidak mau membuat mereka repot, dia merasa kasihan pada mereka.

"Tapi, kami mau membantu." Dhara bersikeras ingin membantu.

"Baiklah, kalau begitu... kalian bisa membantu cuci piring," ucap Nita setelah berpikir apa yang bisa mereka lakukan.

"Oke!" ucap Dhara senang. Sebenarnya ini pertama kali mereka mencuci piring, karena di rumah mereka tidak boleh melakukan pekerjaan rumah.

Dhara dan Dhira kini sedang berjongkok di kamar mandi. Di hadapan mereka ada tumpukan piring, gelas, mangkok, katel dan alat masak lain yang kotor. Di sebelah tumpukan itu ada baskom dan ember besar berisi air.

"Dhir, ini bagaimana caranya?" tanya Dhara sambil berbisik.

"Aku juga gak tahu, sebentar." Dhira berpikir sambil mengamati sekitar.

"Kalau mau nyuci kita perlu sabun, iya kan?" tanya Dhira.

"Iya."

"Ini sabunnya. Sini biar aku sabunin piringnya, kamu bagian yang membilasnya, ya!"

"Oke!"

"Aku pernah lihat mereka mencuci piring seperti ini."

"Mereka, siapa?" tanya Dhara.

"Para pekerja di restoran." Dhira memang kemaren sempat melihat teman Nita mencuci piring.

"Oh...."

"Perhatikan, aku contohkan sekali cara membilasnya." Dhira memberi contoh membilas piring. Dhara mengamati dengan seksama. Dhira mengambil air di gayung, lalu di siram ke piring yang sudah disabuni lalu piring itu di masukkan ke dalam ember.

"Apakah seperti itu mereka mencuci piring?" tanya Dhara.

"Tidak, mereka pakai wastafel dan air keran yang mengalir. Karena di sini tidak ada, jadi begini saja, yang penting sabunnya kamu hilangkan dulu baru masukkan piring bersih ke dalam ember.

Setelah itu gosok-gosok dan simpan di dalam baskom kosong. Mengerti?"

"Iya," ucap Dhara seraya mengangguk. Mereka mulai mencuci piring.

Setelah selesai mereka harus berganti baju, karena kejailan Dhara mereka malah main air dan bajunya menjadi basah. Makan malam telah siap, mereka mulai makan.

"Maaf, Kakak cuma bisa menyajikan ini. Semoga kalian suka." Nita mulai mengambil nasi untuk mereka.

"Kok nasinya begini, ada bumbunya?" tanya Dhara.

"Ini namanya nasi liwet, coba kalian makan, jangan lupa pakai tempe ini, telur dadar dan sambal. Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan, kerupuk."

Dhira dan Dhara menerima piring berisi makanan yang di beri Nita. Lalu mereka berdoa dan mulai makan sambil lesehan di ruang depan.

"Enak banget Kak," puji Dhara.

"Iya, enak banget." Dhira setuju dengan Dhara. Mereka makan dengan lahap sampai menambah porsi.

Di sisi lain, Alkan sedang uring-uringan di rumahnya. Di usianya yang ke 31 ini, kenapa anak-anaknya malah membuatnya pusing dengan urusan memberi mami. Memilih seorang wanita untuk menjadi pasangan dan mami bagi mereka itu tidaklah mudah. Dia harus mencari wanita yang baik, tulus dan sayang pada anak-anaknya.

Bukan hanya sayang pada dirinya dan hartanya saja.

Terpopuler

Comments

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

Si kembar enak2an mkn papihna kelimpungan /Facepalm/

2025-05-13

4

Ds Phone

Ds Phone

dah jumpa tu

2025-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 bab.1
2 bab.2
3 bab.3
4 bab.4
5 bab.5
6 bab.6
7 bab.7
8 bab.8
9 bab.9
10 bab.10
11 bab.11
12 bab.12
13 bab.13
14 bab.14
15 bab.15
16 bab.16
17 bab.17
18 bab.18
19 bab.19
20 bab.20
21 bab.21
22 bab.22
23 bab.23
24 bab.24
25 bab.25
26 bab.26
27 bab.27
28 bab.28
29 bab.29
30 bab.30
31 bab.31
32 bab.32
33 bab.33
34 bab.34
35 bab.35
36 bab.36
37 bab.37
38 bab.38
39 bab.39
40 bab.40
41 bab.41
42 bab.42
43 bab.43
44 bab.44
45 bab.45
46 bab.46
47 bab.47
48 bab.48
49 bab.49
50 bab.50
51 bab.51
52 bab.52
53 bab.53
54 bab.54
55 bab.55
56 bab.56
57 bab.57
58 bab.58
59 bab.59
60 bab.60
61 bab.61
62 bab.62
63 bab.63
64 bab.64
65 bab.65
66 bab.66
67 bab.67
68 bab.68
69 bab.69
70 bab.70
71 bab.71
72 bab.72
73 bab.73
74 bab.74
75 bab.75
76 bab.76
77 bab.77
78 bab.78
79 bab.79
80 bab.80
81 bab.81
82 bab.82
83 bab.83
84 bab.84
85 bab.85
86 bab.86
87 bab.87
88 bab.88
89 bab.89
90 bab.90
91 bab.91
92 bab.92
93 bab.93
94 bab.94
95 bab.95
96 bab.96
97 bab.97
98 bab.98
99 bab.99
100 bab.100
101 bab.101
102 bab.102
103 bab.103
104 bab.104
105 bab.105
106 bab.106
107 bab.107
108 bab.108
109 bab.109
110 bab.110
111 bab.111
112 bab.112
113 bab.113
114 bab.114
115 bab.115
116 bab.116
117 bab.117
118 bab.118
119 bab.119
120 bab.120
121 bab.121
122 bab.122
123 bab.123
124 bab.124
125 bab.125
126 bab.126
127 bab.127
128 bab.128
129 bab.129
130 bab.130
131 bab.131
132 bab.132
133 bab.133
134 bab.134
135 bab.135
136 bab.136
137 bab.137
138 bab.138
139 bab.139
140 bab.140
141 bab.141
142 bab.142
143 bab.143
144 bab.144
145 bab.145
146 bab.146
147 bab.147
148 bab.148
149 bab.149
150 bab.150
151 bab.151
152 bab.152
153 bab.153
154 bab.154
155 bab.155
156 bab.156
157 bab.157
158 bab.158
159 bab.159
160 bab.160
161 bab.161
162 bab.162
163 bab.163
164 bab.164
165 bab.165
166 bab.166
167 bab.167
168 bab.168
169 bab.169
170 bab.170
171 bab.171
172 bab.172
173 bab.173
174 bab.174
175 bab.175
176 bab.176
177 bab.177
178 bab.178
179 bab.179
180 bab.180
181 bab.181
182 bab.182
183 bab.183
184 bab.184
185 bab.185
186 bab.186
187 bab.187
188 bab.188
189 bab.189
190 bab.190
191 bab.191
192 bab.192
193 bab.193
194 bab.194
195 bab.195
196 bab.196
197 bab.197
198 bab.198
199 bab.199
200 bab.200
201 bab. 201
202 bab.202
203 bab.203
204 bab.204
205 bab.205
206 bab. 206
207 bab.207
208 bab.208
209 bab.209
210 bab.210
211 bab.211
212 bab.212
213 bab 213
214 bab.214
215 bab.215
216 bab.216
217 bab. 217
218 bab. 218
219 bab. 219
220 bab. 220
221 bab.221
222 bab.222
223 bab. 223
224 bab. 224
225 bab.225
226 bab.226
227 bab.227
228 bab.228
229 bab.229
230 bab.230
231 bab.231
232 bab.232
233 bab. 233
Episodes

Updated 233 Episodes

1
bab.1
2
bab.2
3
bab.3
4
bab.4
5
bab.5
6
bab.6
7
bab.7
8
bab.8
9
bab.9
10
bab.10
11
bab.11
12
bab.12
13
bab.13
14
bab.14
15
bab.15
16
bab.16
17
bab.17
18
bab.18
19
bab.19
20
bab.20
21
bab.21
22
bab.22
23
bab.23
24
bab.24
25
bab.25
26
bab.26
27
bab.27
28
bab.28
29
bab.29
30
bab.30
31
bab.31
32
bab.32
33
bab.33
34
bab.34
35
bab.35
36
bab.36
37
bab.37
38
bab.38
39
bab.39
40
bab.40
41
bab.41
42
bab.42
43
bab.43
44
bab.44
45
bab.45
46
bab.46
47
bab.47
48
bab.48
49
bab.49
50
bab.50
51
bab.51
52
bab.52
53
bab.53
54
bab.54
55
bab.55
56
bab.56
57
bab.57
58
bab.58
59
bab.59
60
bab.60
61
bab.61
62
bab.62
63
bab.63
64
bab.64
65
bab.65
66
bab.66
67
bab.67
68
bab.68
69
bab.69
70
bab.70
71
bab.71
72
bab.72
73
bab.73
74
bab.74
75
bab.75
76
bab.76
77
bab.77
78
bab.78
79
bab.79
80
bab.80
81
bab.81
82
bab.82
83
bab.83
84
bab.84
85
bab.85
86
bab.86
87
bab.87
88
bab.88
89
bab.89
90
bab.90
91
bab.91
92
bab.92
93
bab.93
94
bab.94
95
bab.95
96
bab.96
97
bab.97
98
bab.98
99
bab.99
100
bab.100
101
bab.101
102
bab.102
103
bab.103
104
bab.104
105
bab.105
106
bab.106
107
bab.107
108
bab.108
109
bab.109
110
bab.110
111
bab.111
112
bab.112
113
bab.113
114
bab.114
115
bab.115
116
bab.116
117
bab.117
118
bab.118
119
bab.119
120
bab.120
121
bab.121
122
bab.122
123
bab.123
124
bab.124
125
bab.125
126
bab.126
127
bab.127
128
bab.128
129
bab.129
130
bab.130
131
bab.131
132
bab.132
133
bab.133
134
bab.134
135
bab.135
136
bab.136
137
bab.137
138
bab.138
139
bab.139
140
bab.140
141
bab.141
142
bab.142
143
bab.143
144
bab.144
145
bab.145
146
bab.146
147
bab.147
148
bab.148
149
bab.149
150
bab.150
151
bab.151
152
bab.152
153
bab.153
154
bab.154
155
bab.155
156
bab.156
157
bab.157
158
bab.158
159
bab.159
160
bab.160
161
bab.161
162
bab.162
163
bab.163
164
bab.164
165
bab.165
166
bab.166
167
bab.167
168
bab.168
169
bab.169
170
bab.170
171
bab.171
172
bab.172
173
bab.173
174
bab.174
175
bab.175
176
bab.176
177
bab.177
178
bab.178
179
bab.179
180
bab.180
181
bab.181
182
bab.182
183
bab.183
184
bab.184
185
bab.185
186
bab.186
187
bab.187
188
bab.188
189
bab.189
190
bab.190
191
bab.191
192
bab.192
193
bab.193
194
bab.194
195
bab.195
196
bab.196
197
bab.197
198
bab.198
199
bab.199
200
bab.200
201
bab. 201
202
bab.202
203
bab.203
204
bab.204
205
bab.205
206
bab. 206
207
bab.207
208
bab.208
209
bab.209
210
bab.210
211
bab.211
212
bab.212
213
bab 213
214
bab.214
215
bab.215
216
bab.216
217
bab. 217
218
bab. 218
219
bab. 219
220
bab. 220
221
bab.221
222
bab.222
223
bab. 223
224
bab. 224
225
bab.225
226
bab.226
227
bab.227
228
bab.228
229
bab.229
230
bab.230
231
bab.231
232
bab.232
233
bab. 233

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!