Kamu percaya nggak, kadang kaca yang pecah itu... nyimpen cerita yang nggak bisa kita ulang?
Nayla putri
Kak... maksudnya?
Raka Alvaro
Aku pernah nulis jurnal juga. Dulu.
Tapi beda. Isinya luka.
[Flashback — Chat Lama]
Dinda (mantan Raka)
Lo terlalu diam, Ka. Gue capek nebak-nebak isi hati lo.
Raka Alvaro
Karena gue gak mau lo lihat bagian gue yang retak.
Dinda (mantan Raka)
Terlalu terlambat. Kaca kita udah pecah, Ka.
Masih di Dinda sama Raka.
[Flashback - 6 bulan lalu]
Dinda (mantan Raka)
Ka, aku ngerasa kayak sendirian terus belakangan ini.
Raka Alvaro
Maaf, aku lagi banyak latihan debat OSIS…
Dinda (mantan Raka)
Tapi bukan cuma soal itu. Kamu tuh kayak... gak pernah cerita apa-apa ke aku.
Aku gak tahu kamu lagi seneng atau stres. Semuanya kayak... kosong.
Raka Alvaro
Aku cuma gak pengen nambah beban kamu. Aku pikir... aku cukup ada.
Dinda (mantan Raka)
Kadang jadi "ada" aja gak cukup, Ka. Aku butuh tahu isi pikiran kamu juga.
Raka Alvaro
Maaf...
Dinda (mantan Raka)
Udah deh. Kita beda cara sayang. Capek kalau terus nebak-nebak.
[DM - Kak Raka ke Nayla, 19.23 PM]
Raka Alvaro
Dinda pernah jadi orang yang aku jaga banget.
Tapi dia pergi... karena aku terlalu banyak nutupin luka.
Sejak itu, aku berhenti nulis. Berhenti buka diri.
Nayla putri
Terus... kenapa sekarang cerita itu kamu buka ke aku?
Raka Alvaro
Karena kamu nulis dengan jujur, Nay.
Dan kamu bikin aku mau nyoba pantulin diri aku lagi… di kaca yang kamu lihat.
[Nayla - ke Tiara, 20.01 PM]
Nayla putri
Ti...Dia cerita soal mantannya. Soal luka lama.
Tiara
Terus lo mau mundur?
Nayla putri
Nggak.
Kali ini, gue yang mau jadi kaca baru buat dia. Yang nggak cuma mantulin, tapi nerima retaknya juga.
[DM - Nayla ke Kak Raka, 20.10 PM]
Nayla putri
Kalau kamu mau nulis lagi… aku siap baca.
Bahkan halaman yang paling sakit pun.
Raka Alvaro
Dan kalau kamu masih duduk di pojok jendela itu…
aku bakal selalu lewat.
Bukan cuma buat liat pantulan kamu, tapi buat berhenti di situ. Bareng kamu.
Comments