Eps 04

Panglima Juan tersenyum puas dengan jawaban yang di berikan oleh Jesly.

"Setelah Kerajaan ini di dirikan, guru spiritual kita adalah titisan dari Kaisar, Peri surgawi. Kami lahir untuk mendisiplinkan siluman dan roh. Mereka yang melanggar hukum, dengan cara terbaik untuk mendidiknya adalah tidak membunuhnya, tapi bermoral. Dengan cara ini, kita dapat menahan mereka dan membimbing mereka agar menjadi lebih baik. Artinya kita ingin membuat mereka bermoral. Jika memungkinkan, Alaric, meskipun kamu telah menjinakkan siluman buas, kamu masih berani membunuhnya. Kamu harus lebih banyak latihan."

"Baik, Yang Mulia Raja. Saya akan berusaha lebih keras lagi."

Tuan Muda Alaric menoleh ke samping. "Saya akan memenuhi harapan Yang Mulia, sama seperti anda. Jesly mendidik Ubumi dengan cara yang bermoral. Anda melakukannya dengan baik."

Jesly hanya tersenyum miring.

"Saya menggandakan hadiah untuk anda. Anda bisa memilih dua harta lagi yang sudah di sediakan sebagai tanda sopan santun."

"Terimakasih, Yang Mulia." Jesly sedikit membungkukkan badannya.

"Jesly, waktunya telah tiba untuk menguji kekuatan anda. Anda telah di nobatkan sebagai Master Pemburu tingkat I. Saya akan memberikan sebagian kekuatan saya kepada anda."

"Ini masa depan yang cerah." Puji Master Muse.

"Selamat yaa."

"Selamat, Jesly."

Para tetua master mengucapkan selamat pada Jesly. Mereka terlihat senang atas keberhasilan Jesly.

Berbeda dengan yang lain, Tubuh Jesly justru menegang setelah mendengar Yang Mulia Raja akan memberikan sebagian kekuatannya kepadanya.

Yang Mulia Raja menatap Jesly datar. Dengan senyum paksa Jesly berkata, "terimakasih, Yang Mulia. Saya pamit undur diri untuk mengucapkan terimakasih pada rombongan."

Jesly menyadari tatapan yang di berikan oleh Yang Mulia Raja. Ia telah menyinggung Tuan Muda sehingga membuat Yang Mulia Raja murka.

.

.

.

Jesly berjalan menuju tempat rahasia Yang Mulia Raja Heinrich. Saat tiba di depan pintu, ia menghela nafas berat. Seekor kupu-kupu cantik berwarna biru mendekatinya. "Jesly, tunggu dulu. Jesly, kamu baru saja memenangkan kompetisi dan mengalahkan putranya. Yang Mulia tidak akan membiarkanmu tenang begitu saja."

"Jangan khawatir! Ini bukan yang pertama kalinya. Beri aku waktu sebentar." Jesly tersenyum mencoba menenangkan Pelayan pribadinya.

"Jaga dirimu baik-baik." Setelahnya kupu-kupu tersebut terbang pergi menjauh.

Sebelum masuk Jesly mencoba mengumpulkan keberaniannya. "Haahhh..." Ia menghembuskan nafasnya kasar.

Dengan langkah anggun ia membuka pintu memasuki ruangan yang sudah layaknya neraka baginya.

Seperti biasa, Yang Mulia Raja Heinrich duduk di kursi roda dan Tzeitel pelayan pribadinya selalu berada di sampingnya, di manapun Yang Mulia berada.

"Yang Mulia," ucap Jesly.

"Yang Mulia, dia di sini."

Yang Mulia Raja Heinrich membuka matanya, berbalik langsung menyerang Jesly hingga tanda salju di tengkuk Jesly keluar lalu melekat kembali di tengkuknya. Tubuh Jesly mengambang di udara. Kedua tangan Jesly mengepal menahan rasa sakit dari serangan yang di berikan oleh Yang Mulia Raja.

Tzeitel melihat wajah Jesly yang sudah memucat segera mendekati Yang Mulia Raja. "Yang Mulia, ini hampir batasnya."

Yang Mulia Raja mengangguk pelan. Ia melepaskan kekuatannya sehingga Jesly terjatuh. "Aaakkhh..."

Jesly meringkuk, tubuhnya menggigil, wajahnya memucat akibat aura dingin yang menusuk hingga ke tulang. "Ya-yang Mulia, mengapa rasanya lebih sakit dari yang sebelumnya?"

"Saya sudah melihat strategi anda hari ini."

"S-saya mengerti, sa-saya seharusnya tidak menyinggung Utusan Guard. Tapi saya melakukan ini demi Tuan Muda."

"Apakah benar begitu?"

Dengan tubuh bergetar, Jesly mendongak. "Saya tahu bahwa Yang Mulia sangat penting bagi saya, hanya untuk menjadi batu asah Tuan Muda. Membantu Tuan Muda tumbuh dan menjadi lawannya. Dengan cara ini, Tuan Muda akan menjadi Pewaris yang sah. Saya dengan sengaja bertarung dengan Utusan Guard, Maka Tuan Muda akan membenci saya. Akibatnya dia akan setuju, dan Tuan Muda, beliau tidak bermaksud untuk menyakitinya. Dengan cara ini, Utusan Guard akan menyela untuk Tuan Muda di depan Peri Ruby. Itu akan membantunya. Saya berhutang nyawa pada Yang Mulia." Jelas Jesly dengan bibir bergetar

Tangan Jesly menengadah. "To-tolong obatnya.."

Yang Mulia Raja mengeluarkan giok hitam tanda Pemburu Master l. "Pemburu Master, anda selalu pintar." Yang Mulia Raja melemparkan giok hitam dan penawarnya di depan Jesly.

Dengan cepat Jesly mengambilnya. Jesly berjalan merangkak mendekati Yang Mulia.

Tzeitel mengambil alih kursi roda Yang Mulia Raja. Jesly menyentuh kaki Yang Mulia Raja. "Yang Mulia, dimana harta Karun yang telah anda janjikan?"

Yang Mulia Raja Heinrich menatap Jesly tajam. Dengan kasar ia melempar kantong berisi batu roh. Tzeitel membawa Yang Mulia Raja pergi dari hadapan Jesly.

Jesly segera meminum penawar untuk menangkal aura dingin yang menjalar di tubuhnya. Hanya dalam hitungan detik, tubuhnya perlahan kembali normal, aura dingin pun kian menghilang. hanya saja masih sedikit lemah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!