Sore itu tedengar suara bell dan ketukan pintu dari luar apartemen milik Nina. Namun beberapa kali tetap tidak ada sahutan dari wanita itu.
Saat mencoba menelepon terdengar nada dering ponsel dari dalam rumah, Itu artinya ada orang di dalam.
Shendra yang semakin khawatir akhirnya memerintahkan sekretaris Ken bersama tim keamanannya untuk membobol pintu apartemen Nina.
Setelah berhasil masuk alangkah terkejutnya Shendra melihat adiknya sudah tergeletak di lantai dengan tangan yang terluka.
Tanpa pikir panjang mereka segera melarikan Nina ke rumah sakit.
Sebelum meninggalkan apartemen, Shendra menugaskan tim yang lain untuk membersihkan semua bekas kekacauan yang terjadi di tempat itu termasuk mengembalikan kunci pintu seperti sedia kala. Seolah tidak ada tanda-tanda telah terjadi sesuatu.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit lelaki itu terus memanggil nama Nina. Berharap adiknya segera sadarkan diri namun hasilnya nihil.
Tangannya gemetar saat perlahan melepas satu per satu pecahan kaca yang masih tertinggal dan menancap pada telapak telapak tangan Nina.
Dalam hatinya Shendra terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi pada adiknya. Mengapa Nina memilih meneleponnya ketimbang menelepon Dio suaminya.
Apakah memang benar telah terjadi sesuatu di antara mereka. Apa yang selama ini telah ia lewatkan sampai dia mendapati Nina dalam kondisi terluka seperti sekarang.
Seketika rasa bersalah muncul dalam diri Shendra. Hatinya sangat sakit melihat Nina yang belum juga sadarkan diri. Ia ingin marah tapi satu-satunya orang yang paling membuatnya marah saat ini ialah dirinya sendiri.
Setibanya di rumah sakit Shenina langsung ditangani oleh beberapa orang Dokter, salah satunya adalah Dokter Viola sahabat Nina.
Setelah Nina berhasil ditangani kini ia dipindahkan ke ruang perawatan. Wanita itu juga melalui beberapa pemeriksaan secara menyeluruh.
Beberapa saat kemudian Viola menemui Shendra dan mengatakan kalau kondisi Nina sekarang sudah baik-baik saja. Selain itu kondisi janin yang ada dalam kandungannya juga baik.
“Janin ??” Shendra kaget dengan apa yang baru saja dia dengar.
“Iya, Shenina saat ini sedang hamil” ucap Dokter Vio yang menjelaskan kembali pada Shendra.
Karena nampaknya lelaki itu baru mengetahui bahwa adiknya sedang hamil.
Saat kembali kembali menuju ruangan Nina ia masih tidak bisa berkata apapun. Shendra terlihat semakin marah dengan keadaan saat ini.
Lelaki itu duduk sejenak diluar ruangan untuk menenangkan dirinya sebelum masuk menemui Nina.
Sekretaris Ken yang melihatnya hanya terdiam tanpa berani mengeluarkan sepatah kata pun. Karena Keanu tahu persis bagaimana Tuannya jika sedang marah.
Berulang kali Shendra terdengar menghela nafas panjang, lelaki itu memijat pelipisnya. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Yang paling Shendra takutkan adalah bagaimana jika kecurigaannya tentang Dio selama ini benar.
Setelah berhasil menenangkan dirinya lelaki itu kembali masuk untuk menemui Nina. Terdengar ia sedang menelepon seseorang, Nina bergegas mematikan ponselnya ketika melihat kedatangan kakaknya.
Saat itu juga Shendra mengambil alih ponsel yang masih berada dalam genggaman Nina, terlihat nama kontak yang bertuliskan suamiku di layar ponselnya. Nampaknya Nina baru saja selesai bicara dengan Dio.
“Apa yang kalian bicarakan ?”
“Aku hanya bilang kalau sedang menginap di rumah Ibu” sahut Nina pelan, wanita itu tertunduk tanpa berani menatap wajah kakaknya.
“Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi ? Kau yang menyembunyikan sesuatu darinya atau dia yang menyembunyikan sesuatu darimu ?? Jawab Nina !!” Tanya Shendra dengan mata yang merah dan tangan mengepal.
Mendengar pertanyaan itu Nina langsung terisak, ia tidak bisa lagi membendung air matanya. Lidahnya semakin tidak punya keberanian untuk menjawab pertanyaan kakaknya.
Sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan, Shendra memeluk dan berusaha menenangkan Nina. Ia meminta maaf berulang kali pada adiknya.
Karena terlalu kesal dia tidak bisa menahan dirinya. Entah kenapa semua yang berhubungan dengan Shenina selalu berhasil membuatnya berapi-api.
Padahal Shendra sendiri termasuk pribadi yang sangat tenang dalam menghadapi segala situasi. Namun ketika menyangkut masalah adiknya seketika lelaki itu sulit mengendalikan diri. Ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada Nina.
“Inilah salah satu alasanku tidak mau bicara denganmu” ucap Nina yang masih dalam pelukan kakaknya.
karena Nina tahu persis bagaimana reaksi Shendra jika sesuatu hal buruk terjadi padanya. Apalagi sekarang Shendra pasti sudah mengetahui tentang kehamilannya.
“Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk bicara. Sebaiknya kita jangan membahas itu lagi, sekarang bagaimana keadaanmu ? Apa kau baik-baik saja ? Apa masih ada yang sakit ??”
Kini Shendra bicara dengan lembut sembari memeriksa tangan Nina yang dibalut perban.
Nina hanya menggelengkan kepalanya. Bukannya ia tidak mau bicara, namun Nina hanya perlu sedikit waktu untuk memberitahu Shendra tentang apa yang sudah terjadi padanya.
Shendra juga tidak ingin terus memaksa Nina. Sekarang yang terpenting baginya adalah memastikan agar orang yang disayanginya baik-baik saja.
“Untuk malam ini aku akan menemanimu disini” ucap Shendra membaringkan tubuh Nina yang masih perlu istirahat”
Saat lelaki itu mulai beranjak Nina menahan lengan Shendra. Ia meminta agar merahasiakan kondisinya pada orangtua mereka.
“Kak…”
“Hmmm….”
“Tolong rahasiakan juga tentang kondisiku hari ini pada Dio dan jangan pernah menanyakan hal apapun padanya”
Mendengar permintaan Nina lelaki itu hanya bisa menghela nafas. Lagi-lagi Nina masih berusaha melindungi Dio dari kemarahan kakaknya.
Wanita itu juga tidak mengatakan apapun tentang beberapa foto dari nomor yang tidak tidak dikenal.
Sementara Shendra masih mencari informasi mengenai penyebab adiknya tiba-tiba pingsan tanpa sepengetahuan Nina. Karena percuma saja, menanyakan langsung padanya hanya akan sia-sia. Dia tahu Nina tidak akan bicara semudah itu padanya.
“Ken, bagaimana hasilnya??” Tanya Shendra pada sekretaris Ken tentang hubungan Dio dan Yuri yang sempat mengundang kecurigaannya.
Sekretaris Ken segera menunjukkan beberapa informasi terkait dua orang tersebut. Tapi tidak banyak yang bisa ia dapatkan karena memang keduanya sangat hati-hati dalam menyembunyikan hubungannya.
Namun dibeberapa titik yang tertangkap kamera pengawas, terlihat Dio dan sekretaris Yura beberapa kali kedapatan pulang dan pergi bersama sambil bergandengan tangan.
Mereka juga pernah terlihat check in di hotel setelah pulang dari kantor.
Sementara dari hasil penelusuran kamera keamanan yang ada di gedung apartemen tempat mereka tinggal, seringkali Dio pulang lebih dulu ke rumah Yuri sebelum akhirnya ia pulang ke rumahnya sendiri.
Mereka sama sekali tidak menyadari akan hal itu. Hasil rekamannya juga sengaja dihapus beberapa hari yang lalu, namun sekretaris Ken bersama tim nya bisa memulihkan kembali data yang telah di hilangkan.
Meski sudah ada bukti yang menjurus pada perselingkuhan, namun itu semua belum cukup kuat untuk menggugurkan Dio di mata hukum.
Tetapi dengan dihapusnya rekaman cctv secara sengaja, itu sudah cukup bagi Shendra untuk menarik kesimpulan.
Shendra benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ia lihat. Seketika matanya kembali merah karena marah.
Dio mengingkari sumpah dan janji pernikahannya untuk saling setia satu sama lain. Apa yang kurang dari seorang Shenina ?
Saat ini ingin sekali rasanya Shendra datang menemui Dio dan menghabisinya hingga sekarat. Tetapi lagi-lagi ia ingat bahwa adiknya sedang hamil. Nina pasti sangat terguncang jika mengetahui hal itu.
”Ken, untuk saat tolong rahasiakan semua bukti yang kita miliki dari Nina”
“Baik Tuan”
Di malam yang sama sepasang kekasih tengah menikmati makan malam mereka. Disebuah restoran mewah dengan nuansa romantis Mario dan Yuri menyempatkan waktu mereka setelah pulang dari kantor.
“Yuri, sebenarnya aku membawamu kesini karena ada hal yang ingin ku sampaikan padamu” ucap Mario menggenggam kedua tangan kekasihnya.
“Kebetulan sekali, aku juga ingin menyampaikan sesuatu padamu, bagaimana kalau aku bicara lebih dulu” sahut Yuri yang dibalas anggukan oleh Mario.
”Aku ingin mengakhiri hubungan kita….”
Deg…., kalimat itu sangat mengejutkan bagi Mario. Lelaki yang tadinya ingin mengeluarkan cincin untuk melamar Yuri kini terpaksa harus ia sembunyikan kembali.
“Ta…tapi kenapa Yuri ? Kenapa kau tiba-tiba bicara seperti itu? Apa alasanmu ?”
“Aku mencintai orang lain Rio, dan sebentar lagi aku akan menikah dengannya”
“Apa aku mengenalnya??” Tanya Dio pelan dengan sisa-sisa harapan yang masih melekat di hatinya.
“Nanti kau juga akan tahu siapa dia. Terimakasih atas semua kebaikanmu selama ini, dan maafkan aku jika telah mengecewakanmu”
“Yuri…,tapi bagaimana dengan semua yang telah kita lakukan bersama ? Aku benar-benar tulus padamu…..”
Belum selesai Mario bicara wanita itu sudah beranjak pergi meninggalkannya. Tidak lupa Yuri juga membayar tagihan untuk semua hidangan makan malam mereka.
Meski sempat merasa bersalah pada Mario tetapi wanita itu sama sekali tidak menyesalinya. Dia berharap semoga kelak Mario akan bertemu dengan wanita yang cintanya setara dengannya.
Malam itu menjadi malam penuh luka bagi sebagian hati yang saling mencintai, lalu berpindah dari satu cinta ke cinta yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments